Romo Magnis Suseno beberapa hari lalu hadir di Sidang Sengketa Pilpres di MK. Beliau memberi kesaksian, bahwa Presiden telah bertindak seperti pencuri, karena membagi-bagi bansos tanpa mengikuti aturan yang ada. Namun sayangnya, kesaksian dari beberapa menteri mematahkan "tuduhan" Romo, karena Presiden ternyata membagikan dana operasional Presiden.
Mungkin terdengar janggal, bahwa Romo ternyata menggunakan informasi atau data yang salah mengenai Bansos. Mungkin karena usia yang sudah tidak muda lagi, Romo tidak hati-hati menelusuri informasi atau data seputar Bansos. Apakah Romo hanya mendengar omongan beberapa orang, misalnya dari pihak Capres 03, Ganjar Pranowo?Â
Sayangnya, seperti pengguna medsos lainnya, pihak 03 ini nampaknya adalah bagian dari disinformation & misinformation yang mendominasi medsos (menurut riset isi medsos didominasi disinformation & misinformation sebesar 70%). Akademisi, intelektual, guru besar, profesor juga ikut terpapar omon-omon di medsos, langsung atau tidak langsung.
Lalu apa kaitan Romo Magnis dengan AI?
Semua medsos sudah dilengkapi dengan AI. Semua medsos lebih tahu diri Anda daripada Anda sendiri. Medsos (powered by AI) tahu warna kesukaan Anda atau tahu kecenderungan seksual Anda, dan lain-lain. Makanya medsos disebut sebagai tempat pertemuan atau interaksi pertama antara manusia dan AI (first ecounter). Medsos bahkan sebentar lagi bakal bisa membaca atau mendeteksi dengan gamblang emosi Anda. Saat itu pengguna medsos akan sangat rentan untuk dimanipulasi.
Kebanyakan orang tidak menyadari itu, bahwa AI sudah mulai beroperasi dan mulai mempengaruhi cara berpikir manusia, yaitu melalui medsos. Sekarang ini, setidaknya medsos memberi atau menyuapi Anda dengan informasi yang membuat Anda menjadi semakin aktif berinteraksi di medsos.Â
Semakin Anda aktif berinteraksi, maka semakin untung para pemilik medsos. Padahal informasi yang tersaji dengan masif itu membuat Anda semakin tersesat di rimba medsos. Anda mengira, Anda lah yang menginginkan informasi itu, padahal Anda digiring oleh medsos untuk menginginkan informasi itu.
Apakah orang semacam Mark Zuckerberg tahu itu? Tahu banget! Gak penting dampak negatifnya baginya, karena orientasinya adalah profit yang sebesar-besarnya.
Hanya dengan "membiarkan" medsos dipenuhi oleh omon-omon (disinformation & misinformation), maka pemilik medsos akan semakin mendulang untung yg besar. Itu ada risetnya dan dibicarakan di seluruh dunia, namun Indonesia tidak membicarakannya.
PENUTUP
Tak banyak yang tahu bahwa kita sekarang hidup di era "first ecounter" (seperti sudah disebut sebelumnya), menurut para pakar dan praktisi AI, seperti Tristan Harris, Aza Raskin, dan lain-lain (klik di sini untuk membaca artikel mengenai itu).
Era "first ecounter" artinya era di mana AI mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia di seluruh dunia, yaitu melalui medsos. Sedangkan era "second ecounter" pun telah dimulai sejak munculnya beberapa AI chatbot, akhir November 2022 (peluncuran pertama kali ChatGPT).
Romo Magnis Suseno adalah satu contoh kasus, meski sebelum Romo Magnis, sudah ada contoh lain, misalnya guru besar, akademisi, intelektual, dan lain-lain. Romo dan yang lainnya mengira semua masih seperti 5 tahun lalu atau 10 tahun lalu.
Fasten your seatbelts, it's going to be a bumpy ride, folks.
M. Jojo Rahardjo sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H