2. Dana kampanye yang terbatas atau sengaja dibatasi, karena alasan tertentu. Padahal capres hitam berani membayar siapa saja yang bisa menjanjikan kemenangan, juga berani membeli teknologi apapun.
3. Karena nomor 2, maka timses hanya diisi oleh mereka yang memiliki kapasitas terbatas dan menyedihkan.
4. Relawan jumlahnya banyak, namun bekerja serabutan dan kocar-kacir, alias tidak efisien, misalnya menyebarkan konten kampanye ke kelompok relawan Ganjar juga.
5. Timses tidak punya integritas untuk mengarahkan relawan yang begitu banyak. Relawan sepenuh hati bekerja mendukung Ganjar, sementara mereka melihat timses makan gaji buta.
6. Timses atau relawan yang berjuta-juta tidak melek dalam soal tertentu yang penting, misalnya soal konsep penetrasi dalam marketing.
7. Timses dan relawan tidak menguasasi soal AI yang bisa dimanfaatkan untuk menemukan strategi paling bagus melebihi seluruh konsultan politik terbaik digabungkan menjadi satu. Lagi-lagi ini karena nomor 2.
8. Tidak ada yang belajar bagaimana Bongbong Marcos dan Donald Trump bisa menjadi presiden di negerinya masing-masing. Padahal keduanya adalah bajingan yang tidak boleh dipilih untuk menjadi presiden.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H