Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menkominfo Tifatul Sembiring hingga Budi Arie

20 Juli 2023   12:07 Diperbarui: 7 Agustus 2023   05:24 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak lama akses Internet sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah manapun, jika tidak ingin tertinggal secara ekonomi. Namun kita semua terkejut saat banyak kalangan bertanya kepada Tifatul Sembiring beberapa tahun lalu mengapa Internet di Indonesia lambat? Tifatul malah balik bertanya: "Internet cepat untuk apa?"

Setelah periode SBY (yang mengangkat Tifatul menjadi menkominfo), tentu kualitas akses Internet di Indonesia sudah mengalami perubahan yang signifikan. Sehingga Indonesia mesti segera beralih ke persoalan baru yang muncul kemudian beberapa tahun belakangan ini, yaitu dampak negatif dari terbitnya berbagai platform medsos.

Sebagaimana semua teknologi, medsos memiliki benefit dan sekaligus dampak negatif. Namun dampak negatifnya terlalu serius, misalnya medsos sudah masuk ke dalam daftar global issues, sebagaimana juga Artificial Intelligence, mental health, nuclear war, global warming, climate change, dll.

Mengapa medsos masuk ke dalam global issues? Jawaban termudahnya mungkin bisa digali dari apa yang disampaikan Frances Haugen saat memberikan keterangan di US Congress, 5 Oktober 2021. Frances Haugen adalah product manager yang keluar dari Facebook, karena terdorong untuk menjadi whistleblower agar Facebook menghentikan fokusnya pada benefit semata sambil mengabaikan semua dampak negatif Facebook pada penggunanya. Lebih lengkap mengenai itu bisa dibaca di sini: (klik di sini). Mengenai itu saya sudah bahas di artikel saya sebelumnya: (klik di sini).

Selain Frances Haugen, Tristan Harris (mantan Google tech design ethicist) dan Sam Altman (CEO dari OpenAI) juga memberikan keterangan resmi kepada US Congress seputar ancaman medsos dan AI pada berbagai aspek kehidupan.

Apa saja dampak negatif dari medsos?

1. Mengakselerasi (3 kali lebih cepat) misinformation & disinformation, hoax, kabar bohong, fitnah, black campaign, hate speech, conspiracy theory, dll.
2. Menurunnya kesehatan mental pengguna medsos yang menular kepada masyarakat umum.
3. Mendorong polarisasi yang semakin jauh, atau kubu-kubuan yang semakin jauh, atau fanatisme yang menggila dalam politik yang bisa menjurus pada konflik kekerasan atau bahkan perang saudara.
4. Tiga poin di atas tentu saja mempengaruhi kualitas dari praktek demokrasi yang Frances Haugen menyebutnya: medsos membahayakan demokrasi.
5. Security & privacy concern, sejak AI menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari medsos yang digunakan oleh hampir dari 5 miliar dari populasi dunia ini yang berjumlah 8 miliar.

Dampak negatif dari medsos ini terlalu besar untuk ditanggung oleh Kemenkominfo, apalagi Menkominfonya bukan dari kalangan profesional, tetapi dari kalangan politisi. Beban besar dari perkembangan pesat medsos yang AI-powered ini tentu harus dibagi dengan kementerian lain, seperti Kemenkumham, karena persoalan perkembangan medsos telah dipercepat oleh berkembangnya AI yang dianggap para ahli terlalu cepat.

Sam Altman, CEO dari OpenAI, perusahaan yang mengembangkan AI malah memohon kepada pemerintahnya, yaitu Amerika agar dibuatkan aturan kepada mereka yang sedang mengembangkan AI. Sam kuatir jika tanpa aturan, maka mereka akan menghasilkan AI yang membahayakan negara dan kemanusiaan.

Apakah Menkominfo yang baru sekarang ini telah mengidentifikasi persoalan baru ini? Nampaknya belum. Itu tergambar dari jawaban yang diberikan Budi Arie untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan media. Budi Arie sebelumnya mengaku telah rapat mendalam dengan jajaran kemenkominfo sebelum diwawancarai oleh media. Namun apa yang disampaikan oleh Budi Arie berkutat pada pesan Jokowi agar menuntaskan persoalan BTS yang digarong oleh menkominfo sebelumnya. Budi juga menambahkan beberapa targetnya yang nampaknya bukan persoalan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun