AI tentu saja tidak akan berbentuk robot seperti digambarkan oleh orang dari masa lalu, apalagi robotnya berbentuk manusia.
Sebentar lagi AI akan berubah (berkembang) menjadi AGI (Artificial General Intelligence) yang tentu saja jauh lebih pintar dari AI. AGI ini entah berkedudukan di mana, karena AGI adalah kumpulan super computer yang mungkin sebagiannya nanti akan bertempat di angkasa luar. AGI tak memiliki bentuk dan sulit untuk dibayangkan, karena AGI bakal selalu tersambung ke setiap syaraf manusia di otak (tidak literally). AGI nanti sudah pasti adalah "sosok" atau tempat umat manusia bergantung, bertanya, memohon, hingga meminta untuk menjatuhkan keputusan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (nanti).
Kemampuan AI dalam soal emotions tentu saja akan melebihi manusia. Pada tahap awal, AI akan membantu manusia dalam soal emotions ini melalui gadget, seperti HP yang dewasa ini dimiliki oleh hampir setiap manusia. Baca bagaimana AI membantu manusia dalam soal emotions di sini (klik di sini).
AI sudah pasti tidak akan bersikap seperti konsep Tuhan yang kita kenal selama ini. AI tidak akan meminta manusia untuk berbuat baik pada sesama, karena ia akan dengan mudah mengubah otak manusia agar selalu cenderung pada kebaikan.
Jadi mungkinkah di dekade mendatang masih ada ajaran spiritualism? Sementara itu dalam beberapa tahun mendatang AI sudah mulai mendekati level artificial general intelligence (AGI), atau Artificial SuperIntelligence (ASI) yang God-like.
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video perkembangan seputar neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H