Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Peringatan dari Masa Depan: The AI Dilemma

20 April 2023   17:27 Diperbarui: 27 Agustus 2023   12:08 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gollem AIs akan "Mengepung" Kita Segera

Perkembangan AI sangat cepat dan sudah melesat jauh di depan daripada yang pernah diramalkan oleh para ahli sekalipun, sehingga membuat orang yang tidak mengamati bakal tertinggal. Butuh setiap hari untuk mengamati laporan yang muncul agar tidak tertinggal. Perkembangan AI tentu saja harus diamati, terutama oleh mereka yang berada pada posisi pembuat kebijakan di sebuah negeri. Mengapa?

Sebagaimana sudah saya tulis di beberapa artikel sebelumnya (klik di sini), AI yang sudah disematkan ke dalam medsos mampu mengubah perilaku penggunanya. Perilaku yang paling diinginkan oleh pengelola medsos adalah perilaku keranjingan pada medsos. Semakin penggunanya keranjingan, maka semakin untung pengelola medsos, karena iklan yang dipasang oleh pemasang bisa mencapai reach atau engagement yang diharapkan.

Namun ternyata bukan hanya keranjingan saja yang diharapkan oleh pengelola medsos, tetapi juga mengubah perilaku pengguna secara spesifik. Itu dalam bahasa marketing disebut engagement yang spesifik, misalnya mengklik link yang disediakan, atau mengklik konten berikutnya, atau juga memberi komen dan me-share konten itu ke orang lain.

Konten itu tentu saja tidak melulu konten iklan biasa, karena ada banyak konten yang bisa saja merupakan sebuah propaganda politik dari sebuah partai politik, dari politisi, atau dari calon presiden, gubernur, walikota, bupati yang sedang bertarung di sebuah pemilihan.

Siapa yang paling bermodal besar, maka ia bakal paling merajai medsos dengan kontennya yang mungkin masuk dalam kategori disinformation atau konten yang menyesatkan jika itu dibuat oleh seorang sociopath. Sialnya kebanyakan politisi adalah sociopath, menurut riset sains.

Bagaimana "mengatur" itu, jika pembuat kebijakan di satu negeri tidak memahami apa yang sedang terjadi dalam pengembangan AI di seluruh dunia akhir-akhir ini? Apalagi AI disematkan di semua medsos yang ada.

Meski gambaran negatif itu sudah banyak disampaikan para ahli di seluruh dunia, namun tentu ada juga gambaran positifnya. Setidaknya ongkos politik yang selama ini terasa amat mahal (lihat saja berapa ongkos yang diminta oleh konsultan politik kepada kandidat yang akan bertarung di sebuah pemilihan?), namun AI bisa memangkas ongkos itu secara signifikan.

Gambar: Center for Humane Technology
Gambar: Center for Humane Technology
AI bisa digunakan untuk "membaca" siapa calon presiden yang "pantas" untuk dipilih, atau siapa yang "pantas" menjadi wakil rakyat, demikian juga partai politik yang harus dieliminasi. Seperti terlihat di gambar di atas, election bisa tidak diperlukan lagi (2024 will be the last human election), karena tujuan dari election adalah melihat siapa yang lebih didukung oleh masyarakat dengan cara yang efisien dan bertanggungjawab.

Penutup

Sebagaimana sudah disebut di awal artikel ini, bahaya perang nuklir "berhasil" diperingatkan oleh sebuah film berjudul "The Day After", juga oleh sebuah diskusi yang dimoderatori oleh Ted Koppel di ABC TV Network pada tahun 1983, sehingga peringatan itu terus bergulir di antara masyarakat dunia, demikian juga di antara para pemimpin dunia. Artikel ini juga berpretensi seperti itu, yaitu sekedar melaporkan peringatan yang sudah dibuat oleh para pakar seputar AI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun