Para perancang/pengelola medsos tentu saja membantah telah merancang dampak negatif dari medsos itu. Mereka bilang hanya merancang agar medsos lebih sering digunakan oleh penggunanya, atau merancang agar penggunanya keranjingan. Maximize the engagement, kata mereka.
Padahal AI yang disematkan pada medsos ini memicu munculnya beberapa perubahan dalam peradaban manusia. Perubahan radikal yang belum pernah ada sebelumnya, misalnya pada anak-anak dan remaja.
Yang lebih mencemaskan adalah SnapChat (medsos juga) telah menyediakan MyAI sebagai satu feature tambahan di mana penggunanya bisa bercakap-cakap dengan AI. Padahal pengguna SnapChat bisa saja anak di bawah umur yang memutuskan untuk mengandalkan MyAI untuk memberinya nasehat soal hubungannya dengan lawan jenis, agama, jalan hidup, pekerjaan, dll.
Perubahan dalam keseharian kita yang disebabkan oleh medsos (yang ber-AI itu) telah menjalar kemana-mana, bahkan ke pemerintahan yang juga harus aktif di medsos untuk mengkomunikasikan berbagai kebijakannya. Pemerintah tidak bisa lagi mengandalkan media konvensional saja. Sementara itu media konvensional juga sudah menggunakan medsos agar bisa melakukan penetrasi ke masyarakat.
Mereka yang mempromosikan nilai-nilai baik, seperti motivator, agamawan, spiritualis, atau mereka yang mempromosikan kesehatan pun sibuk bermedsos. Apalagi perusahaan yang menawarkan jasa atau produk. Dan tidak terkecuali dunia politik yang sudah terkenal dengan catatannya soal mengerahkan buzzer dalam jumlah besar di medsos agar propagandanya lebih melekat di kepala masyarakat.
Second Encounter
Sedangkan Second Encounter sudah dimulai di tahun 2023 ini. Lebih tepatnya adalah di akhir tahun 2022 lalu di akhir bulan November saat ChatGPT-3.5 diluncurkan pertama kali. ChatGPT adalah aplikasi ChatBot yang penggunanya bisa bercakap-cakap dengan ChatGPT (dengan menggunakan text) seperti bercakap-cakap dengan manusia, padahal dengan machine (AI).
Sebagaimana kita bisa baca dari berbagai media, tentang jumlah pengguna ChatGPT yang fantastis. Belum pernah ada satu medsos yang bisa mencapai jumlah pengguna yang sangat besar hanya dalam hitungan minggu saja.
Meski ChatGPT ini disebut oleh pembuatnya, OpenAI, sebagai experiment untuk mendapatkan banyak masukan dari masyarakat, namun tidak bisa dipungkiri ChatGPT ini telah memicu sebuah "balapan gila" yang berbahaya. Tiba-tiba berbagai perusahaan atau organisasi lain yang juga sedang mengembangkan AI di seluruh dunia berebut mengumumkan bahwa aplikasinya akan segera diluncurkan untuk menandingi ChatGPT. Padahal belum ada 'perenungan bersama' untuk melihat potensi bencananya.
Lalu sebagaimana sudah disebut sebelumnya, setelah ChatGPT-3.5 baru diluncurkan beberapa bulan saja di bulan November 2022, kemudian tanggal 14 Maret lalu OpenAI meluncurkan lagi versi terbarunya yaitu ChatGPT-4.0 yang memiliki kemampuan jauh lebih baik daripada ChatGPT versi sebelumnya. ChatGPT-4.0 ini disebut Multimodal AI, karena sanggup memproses bukan hanya text semata, tetapi juga gambar, suara, hingga video atau kombinasi dari semua itu. Sayangnya layanan ChatGPT-4.0 ini tidak untuk semua orang, pasalnya harus membayar untuk bisa menggunakannya. Jadi sebagian besar masyarakat dunia masih tetap menggunakan ChatGPT-3.5.
Saya sendiri sebagai penulis sudah merasa cukup dengan menggunakan chatbot yang ada di Microsoft Bing yang gratisan dan data yang dimilikinya tidak dibatasi hingga tahun 2021 (seperti pada ChatGPT-3.5).