Politisi menurut berbagai riset terbukti paling jago dalam soal pencitraan, sehingga ia bisa terlihat memeluk humanism dengan erat. Sementara itu dasar dari humanism itu adalah empati.
Orang yang tak punya (kurang punya) empati itu tak bisa setiap saat memalsukan empatinya. Pasti ada saat ia terlihat cuma seorang narcissist yang menyedihkan. Kata-kata yang pernah diucapkan atau ditulis (melalui jejak digitalnya), akan bisa dianalisis, apakah ia memalsukan empatinya atau tidak.
Contoh yang paling bagus adalah bagaimana ia memahami Konflik Israel-Palestina. Sulit bagi mereka yang memalsukan empatinya untuk bisa punya pandangan jernih soal konflik itu, sehingga tergambar dalam sikap atau kebijakan yang diambilnya. Contoh yang lain lagi: apa pula yang dikatakannya ketika harapan bangsa ini pada sepak bola runtuh?
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI