Mario Dandy menangis saat rekonstruksi penganiayaan David Ozora oleh Mario dan kawan-kawan. Apakah itu tangisan yang menunjukkan Mario menyesali perbuatannya?
Media kemarin menyebutSebagaimana sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya (baca di sini), Mario memmiliki beberapa ciri (traits) psychopath yang cukup meyakinkan. Salah satu ciri menonjol dari psychopath yang dimiliki oleh Mario: kurang mampu membedakan konsep salah & benar (baca di sini referensi mengenai itu), sehingga jarang sekali menyesali perbuatannya, kecuali diajarkan oleh pengacaranya untuk pura-pura menyesal.
Ciri itu membuatnya cenderung untuk sering melakukan pelanggaran hukum atau pelanggaran norma yang berlaku di masyarakat. Di mana-mana di seluruh dunia hampir separuh isi penjara diisi oleh orang dengan ciri psychopath. Meski begitu sering psychopath disangka orang baik-baik, karena ciri yang lainnya, yaitu pathological liar (sering berbohong, bahkan untuk hal yang tidak penting sekalipun).
Meski demikian perlu diingat, bahwa kekejaman yang dilakukan seorang psychopath lebih didorong oleh ciri lainnya, yaitu tidak atau kurang memiliki empathy, karena ketidakmampuannya menyadari (merasakan) adanya emotions dari orang lain, terutama sedih, takut, atau menderita. Akibatnya ia tidak mampu merespon orang lain secara tepat. Ia melihat korbannya hanya sebuah benda mati, bukan makhluk bernyawa yang memiliki emotions. Itu juga sekaligus membuat banyak orang menyangka seorang psychopath tidak memiliki emotions.
Lalu mengapa Mario Dandy menangis saat rekonstruksi? Sejak awal Mario keluar dari ruang tahanan, Mario sudah dicemooh oleh banyak awak media, apalagi saat rekonstruksi. Seorang psychopath sudah pasti juga seorang narcissist yang butuh puja-puji setinggi langit. Jika ia direndahkan oleh orang lain, tentu responnya yang spontan adalah marah, karena ia seorang pscyhopath. Namun sebagai narcissist ia merasa hancur, karena harga dirinya dikoyak dengan mudah oleh orang lain tanpa bisa melawan atau membalasnya.
Dalam banyak kasus, kondisi itu mampu membuat depresi seorang psychopath (yang sekaligus narcissist), meski bentuk depresi yang dialami psychopath tentu berbeda dengan orang normal. Tidak sedikit yang melakukan bunuh diri, karena depresi yang tidak tertanggulangi (baca referensinya di sini).
M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H