Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Jokowi: Hentikan Perang! Mengapa?

21 November 2022   16:45 Diperbarui: 28 Agustus 2023   13:27 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini dalam sidang G20 yang baru saja berakhir beberapa hari lalu, Jokowi menyampaikan kepada seluruh anggota G20 agar berupaya menghentikan perang. Perang menyulitkan bagi dunia untuk bergerak maju dan menyulitkan masa depan semuanya.

Tentu yang dimaksud oleh Jokowi dan seluruh anggota G20 adalah perang yang terjadi terutama di Ukraina. Sebagaimana kita tahu Ukraina di bulan Februari lalu diserang oleh Putin (Rusia).

 Di Indonesia sendiri, agresi Putin itu menimbulkan pro & kontra. Ada yang mendukung Putin dan ada juga yang mendukung NATO & Amerika. 

Mereka yang mendukung Putin berargumen, bahwa perlu menyeimbangkan dominasi NATO & Amerika, meski dengan mendukung Putin, maka mereka juga sedang mendukung seorang agresor. 

Namun mereka yang mendukung kemanusiaan tentu saja menginginkan perang segera berakhir, karena terlalu banyak argumen yang bisa diajukan. Apa saja argumennya?

Sejak ketegangan dunia yang sering disebut Cuban Missile Crisis di tahun 1962 (Amerika & Sovyet yang berlomba menempatkan rudal nuklir di beberapa tempat strategis), baru kali ini terjadi lagi ketegangan atau kecemasan akan terjadinya perang nuklir lagi (baca ini: Cuban Missile Crisis). 

Jika perang nuklir terjadi, kita tak perlu cemas soal terjadinya perang dunia ketiga, karena setiap orang bakal terlalu sibuk dengan setiap upaya untuk bertahan hidup masing-masing. 

Satu bom nuklir yang dijatuhkan di satu tempat atau di satu negeri akan berdampak kematian hingga ratusan kilometer, bahkan ribuan kilometer jauhnya di tempat lain atau di negeri lain (lihat di sini: What if We Nuke a City?).

Sejak berakhirnya Perang Dunia II (PD2) anggaran rata-rata pertahanan negara atau anggaran militer di tiap negara di dunia terus menurun dari di atas 10% dari GDP ke angka di bawah 2,5% saja. Di tahun 1960, anggaran militer masih di atas 6% dari GDP, namun di tahun 2020 hanya 2,5% saja (lihat gambar).

Gambar: World Bank
Gambar: World Bank

Sejak agresi militer Putin ke Ukraina, para pengamat militer dunia memprediksi anggaran militer itu akan berlipat-lipat naik, bahkan mungkin akan mendekati angka saat PD2 baru berakhir. Sehingga perang Ukraina bakal "mencuri" berbagai anggaran di hampir semua negeri. 

Padahal seharusnya anggaran itu dialokasikan ke beberapa pos yang penting di masing-masing negeri, seperti di Indonesia adalah: pendidikan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, infrastruktur ekonomi, terorisme, kesehatan, dll.

Perang juga bakal "mencuri" berbagai anggaran untuk berbagai global issues (persolan dunia) yang utama:

1. Pengentasan kemiskinan
2. Kesehatan
3. Pendidikan
4. Perubahan iklim
5. Artificial Intelligence
6. Dampak pandemi
7. Terorisme
8. Dll.

Jadi perang harus dihentikan sekarang juga.

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun