Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ciri Psikopat pada Sambo?

6 November 2022   13:02 Diperbarui: 27 Agustus 2023   07:45 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ferdy Sambo (kompas.tv)

Psychopathy kadang didefinisikan begini: Bentuk yang ekstrim dari AntiSocial Personality Disorder (ASPD). Orang dengan ciri psychopath memiliki kecenderungan yang besar untuk melakukan kekerasan, pelanggaran hukum, dan tindakan yang impulsif (spontan, dan tidak mengikuti rancangan hidup jangka panjangnya, jika ada), tidak memiliki kemampuan untuk memahami nilai salah & benar, atau merasakan penderitaan orang lain (empathy), termasuk merasakan kebutuhan & hak orang lain (baca di sini: 20 Sign of a Psychopath: Traits & Characteristics).

Psychopathy adalah personality disorder. Psychopathy bukan psychosis yang dalam bahasa Indonesia sering disebut secara gampangan: gila. Mereka yang memiliki ciri psychopath bisa diadili jika melakukan pelanggaran hukum, sedang psychosis tidak tidak diadili, karena otaknya "kusut". Tentu saja ahli kejiwaan diperlukan untuk menyatakan seorang adalah memiliki ciri psychopath atau psychosis.

Pengetahuan tentang psychopathy tentu saja berguna bagi setiap orang agar bisa mulus dalam menjalani hidup. Kita menjadi tahu apakah di sekitar kita ada orang dengan ciri psychopath yang merugikan atau berbahaya. Pengetahuan ini tentu saja juga berguna dalam kehidupan bernegara, karena kita tentu tidak ingin posisi strategis di pemerintahan dipimpin oleh orang dengan ciri psychopath yang berbahaya.

Gambar: https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm
Gambar: https://www.psychiatry.org/psychiatrists/practice/dsm
Psychopathy berasal dari bahasa Yunani. Psyche artinya jiwa, dan pathos yang artinya menderita (penyakit). Kata psychopath sudah muncul sejak tahun 1885, namun The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition (DSM-5) tidak memuat kata psychopath sebagai diagnosa klinis. Dunia psychiatry menyebut orang dengan ciri psychopath dengan sebutan: AntiSocial Personality Disorder. Kata antisocial sering disalahpahami oleh masyarakat awam sebagai orang yang menghindari berbagai social concept, seperti menyendiri, enggan berbagi dengan orang lain, padahal juga berarti: orang yang memiliki kecenderungan untuk melawan, menentang, bahkan "merusak" orang lain, masyarakat, dan aturannya, atau yang berkaitan dengan itu (baca di sini: What Is a Psychopath?).

Selain psychopath, ada satu lagi sebutan yang akhir-akhir ini populer di berbagai media, yaitu Dark Triad Personality yang merupakan gabungan dari 3 personalities sekaligus: psychopathy, narcissism, machiavellism. Tentu ini personality yang paling berbahaya bagi masyarakat. Jika kita pelajari apa saja ciri-ciri dari Dark Triad Personality ini, maka kita bisa melihat ciri itu bisa ada di politisi, spiritualis, penegak hukum, pemimpin daerah (seperti gubernur), dan lain-lain.

Apa yang menjadi penyebab dari psychopathy atau ASPD lainnya, seperti sociopathy, narcissism? Setidaknya ada 2, yaitu lingkungan (pengaruh keluarga dan sekitarnya), dan keturunan (baca di sini: What Causes Psychopathy?). Namun demikian ada orang dengan ciri psychopathy yang terkena pengaruh lingkungan yang baik, maka ia bisa tumbuh tanpa memberikan kerugian yang berarti bagi orang-orang di sekitarnya. Sementara itu Ted Bundy, Jeffrey Dahmer (2 orang serial killer terkenal), dan lainnya tumbuh menjadi ancaman serius bagi orang di sekitarnya, karena saat kecil ia tumbuh dengan lingkungan yang buruk. Mereka membunuh banyak orang hanya dalam dalam periode waktu yang pendek saja, yaitu dalam periode remaja mereka dan beberapa tahun setelah itu. Ted Bundy diduga membunuh hingga hampir 100 orang di Amerika. Sedangkan Jeffrey Dahmer 17 orang. Aksi pembunuhan berantai mereka terhenti, karena mereka tertangkap.

Otak para psikopat ternyata memiliki perbedaan dengan otak orang normal. Bahkan baru-baru ini sebuah riset menemukan volume satu bagian otak yang disebut striatum, ternyata lebih besar daripada otak orang normal. Para ahli masih terus meneliti apakah yang membuat bagian otak ini membesar pada otak psikopat (baca di sini: Scientists Have Established a Key Biological Difference Between Psychopaths and Normal People).

Ada 20 ciri psychopath yang sering disebut para ahli dalam beberapa dekade terakhir. Jika seorang memiliki sebagian besar dari ciri itu, maka ia bisa disebut sebagai seorang psychopath (baca di sini:Hare Psychopathy Checklist).


Gambar: https://www.researchgate.net/figure/Corrected-item-total-correlations-and-descriptive-statistics-for-each-Hare-Psychopathy_tbl2_236137602
Gambar: https://www.researchgate.net/figure/Corrected-item-total-correlations-and-descriptive-statistics-for-each-Hare-Psychopathy_tbl2_236137602
Namun setidaknya ada 10 ciri psychopath yang utama seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:

Gambar: https://mind.help/topic/psychopath/
Gambar: https://mind.help/topic/psychopath/

Apakah Sambo Seorang yang Memiliki Ciri Psikopat?

Artikel ini bukan bermaksud untuk memberi diagnosa. Artikel ini adalah artikel lanjutan dari beberapa artikel yang sudah ditulis sebelumnya dengan mempelajari beberapa buku & artikel sains seputar personality disorder. Jadi artikel ini bersifat spekulasi semata. Jika ada ahli yang ingin merespon artikel ini, tentu penulis akan bersikap terbuka. Lihat artikel sebelumnya di sini: Dark Triad Personality pada Kasus Brigadir Joshua.

Mencabut nyawa orang itu perbuatan yang salah, apapun alasannya. Namun terdakwa Sambo yang sedang diadili di hari-hari terakhir ini "berkeras" memiliki alasan bagus untuk itu, yaitu korbannya, Brigadir Joshua telah melecehkan istrinya atau harga dirinya. Hanya orang dengan ciri psikopat yang mengira alasan itu bagus untuk menggunakan kekerasan, melukai atau mencabut nyawa orang (kecuali orang-orang yang diberitugas secara terbatas oleh negara untuk melakukan penegakkan hukum). Orang normal tak akan sanggup membunuh karena alasan apapun.

Bahkan saat menyatakan alasannya membunuh di ruang pengadilan (saat meminta maaf kepada ayah & ibu korban), mata terdakwa melotot tajam ke arah ayah korban. Ini tentu bukan sikap atau gesture orang yang menyesali perbuatan salahnya. Ia mungkin sekali tidak bisa memahami, bahwa perbuatannya salah.

Apalagi permintaan minta maafnya disampaikan dengan membaca text di tangannya. Namun meski pernyataan minta maafnya sudah ditulis sebelumnya (artinya dipersiapkan sebelumnya), ternyata ciri psikopatnya tak mampu disembunyikan pada text itu. Beberapa ahli mengomentari permintaan maaf Sambo itu dengan nada heran. Meminta maaf tapi dengan berkelit-kelit yang justru menunjukkan tidak adanya penyesalan.

Terdakwa ternyata juga tidak mampu berakting menunjukkan penyesalannya saat ayah korban meminta terdakwa untuk merenungkan apa jadinya jika yang menjadi korban pembunuhan adalah anaknya sendiri. Tidak terlihat gesture penyesalan atau gesture bersalah saat ayah korban berbicara kepada terdakwa. Wajah dan gesture terdakwa malah terlihat marah seperti sudah dibahas oleh beberapa ahli dan bisa dilihat di sini (di detik 0:10 - 1:10).

Menurut riset, mortality rate dari para psikopat adalah 5 kali lebih tinggi daripada orang normal (baca di sini: Psychopathy and Mortality). Beberapa riset lainnya menyebut, bahwa jumlah psychopath hanya 1% dari populasi. Mungkin itu boleh disebut relatif kecil.  Hasil riset ini menjelaskan mengapa ada peribahasa yang menyebut, bahwa kebaikan pasti akan selalu menang. Apakah Sambo akan terbukti di pengadilan sebagai otak dan pelaku utama dalam pembunuhan Brigadir Joshua? Mari kita tunggu!

Gambar: Pinteres.com
Gambar: Pinteres.com

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun