Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Short Video di Medsos Berbahaya atau Merugikan?

8 September 2022   19:41 Diperbarui: 27 Mei 2023   15:41 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecanduan ini lebih "mengerikan" dibanding dengan Internet Use Disorder (IUD), karena smartphone yang jumlahnya sekitar 4,7 milyar di dunia menjadikan pengguna smartphone selalu terhubung dengan Internet setiap waktu 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Itu artinya pengguna smartphone lebih terhubung ke medsos nyaris setiap waktu.

Apa saja yang dikerjakan mereka yang kecanduan dengan smartphone-nya? Ini beberapa dari daftar panjangnya: Browsing tanpa tujuan atau arah, berinteraksi (secara berlebihan) di medsos (FaceBook, TikTok, YouTube, WhatsApp, Twitter, IG, dll), mengakses (lebih banyak melalui medsos) pornografi, hoax, disinformation content, conspiracy theory, shopping online, gaming, gambling, browsing short video, dll.

Munculnya SmUD disebut oleh beberapa riset, salah satunya disebut di link di atas tadi berkaitan dengan adanya mind wandering. Semakin panjang duration dari mind wandering, maka semakin parah tingkat SmUD-nya.  Lebih jauh mengenai mind wandering bisa menyimak satu tulisan saya di sini (klik di sini: "Meditasi + Sains = Produktivitas"). 

Tulisan saya itu menjelaskan bagaimana cara menurunkan duration dari aktivitas mind wandering yang nyaris dari separuh dari saat kita terjaga. Termasuk juga temuan riset sains yang menunjukkan dampak buruk (stres) dari mind wandering bisa diturunkan melalui meditasi yang teratur.

Penutup

"The Social Dillema" seharusnya sudah cukup untuk memperingatkan kita tentang bahaya tersembunyi dari medsos. Short video di berbagai medsos yang sudah saya sebutkan di atas adalah salah satu bahaya tersembunyi dari medsos. Berbagai riset sains juga sudah menunjukkan bahwa medsos menambah tingkat stres sebagaimana sudah dijelaskan di atas.  

Indonesia sedang menjelang datangnya tahun politik 2024. Tentu kita semua menginginkan agar masyarakat tetap terjaga produktivitasnya saat memasuki tahun politik itu. 

Kita semua juga menginginkan masyarakat agar terjaga kecerdasannya, kreativitasnya, kesehatan tubuh & mentalnya, dll yang positif. Itu semua dibutuhkan agar masyarakat bisa memilih capres atau wakilnya dengan jernih, tanpa teracuni oleh konten menghasut yang sengaja ditebarkan di medsos, misalnya WhatsApp. Oleh karena itu masyarakat butuh mendapat edukasi atau diberi penyuluhan tentang adanya bahaya tersembunyi dari medsos itu. 

Tentu itu membutuhkan upaya yang besar yang mungkin tidak cukup hanya dengan menulis satu atau dua, bahkan belasan artikel seperti yang sedang Anda baca ini. Upaya seperti itu membutuhkan peran pemerintah yang konon telah bertekad untuk meningkatkan SDM Unggul.


M. Jojo Rahardjo

Menulis ratusan tulisan & video seputar fungsi otak serta kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan, terutama soal produktivitas (di sini: https://www.kompasiana.com/mjr )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun