Salah satu profiler yang menganalisa Ted Bundy adalah Dr. Todd Grande yang rajin "menyusun" profile puluhan pelaku kejahatan. Channel YouTube dari Dr. Grande ini cukup terkenal. Vladimir Putin dan Donald Trump juga termasuk yang dibuatkan profile-nya oleh Dr. Grande.Â
Termasuk juga Brian Laundrie, anak muda yang membunuh pacarnya, Gabby Petito di bulan Agustus tahun 2021 lalu juga dibuatkan profile-nya (lihat di sini).
Ini daftar argumen yang membuat Ted Bundy bukan orang yang pintar atau luar biasa:
1. Ted Bundy melakukan aksinya di tahun 70an saat kriminologi dan atau ilmu forensik belum berkembang seperti sekarang.
2. Kultur masyarakat pada masa itu berbeda dengan sekarang. Banyak perilaku yang membahayakan diri sendiri, karena tidak berhati-hati pada orang yang tidak dikenal.
3. Sains seputar kelainan personality disorder atau penyimpangan perilaku belum berkembang seperti sekarang, seperti ASPD (AntiSocial Personality Disorder) yang populer dengan sebutan sociopathy, psychopathy, narcissism, machivelianism.
4. Teknologi yang bisa merekam kegiatan di tempat umum belum berkembang, seperti CCTV, juga media elektronik belum berkembang seperti sekarang ini, termasuk belum ada media sosial untuk berbagi informasi penting tentang penjahat atau modus kejahatan.
Penutup
Hitler, Ted Bundy, atau Sambo, dll, tentu saja tidak pintar. Jika mereka pintar, maka mereka tidak membuat kerusakan di atas muka Bumi ini, dan mereka juga tidak bakal tertangkap atau tidak tamat riwayatnya.
Scanning pada otak psikopat menemukan mereka memiliki Prefrontal Cortex (PFC) yang lebih kecil daripada orang normal. Padahal PFC ini berfungsi untuk menghasilkan executive function, yaitu pemikiran rasional, penuh pertimbangan kewarasan, bermoral, atau manusiawi (mampu merasakan emosi sedih, takut, atau menderita dari orang lain).
Jadi mana bisa seorang psikopat lebih pintar dari orang normal. "Kelebihan" yang membuat mereka disangka pintar adalah, mereka mampu (tega) memikirkan tindakan keji, buas, atau tidak berkeperikemanusiaan dan sekaligus mampu melaksanakannya. Orang normal mana mampu (tega) memikirkan dan melakukannya. "Kelebihan" yang dimiliki oleh psikopat itu membuatnya memiliki lebih banyak cara atau peluang untuk sukses dalam berbagai hal.
Semoga saja Indonesia bukan seperti Amerika di masa tahun 60an - 70an di mana masyarakat atau para penegak hukum saat itu belum terlalu peduli dengan sains seputar personality disorder atau mental health.Â
Jika mereka tidak kenal atau tidak peduli dengan soal itu, maka menjadi sulit untuk mencegah psikopat atau yang semacam itu menempati posisi strategis di berbagai lembaga negara, apalagi di institusi kepolisian.