Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kesehatan Mental, Personality Disorder, dan Skandal Duren Tiga

14 Agustus 2022   10:17 Diperbarui: 28 Agustus 2023   14:16 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan "tempur" di Duren Tiga (gambar: Kompas.com)

Skandal apapun yang terjadi di Duren Tiga telah menghasilkan kehebohan yang luar biasa dan dampak yang tidak kecil, karena adanya faktor mental health yang terganggu, personality disorder, atau yang semacam itu.

Banyak orang berbusa-busa membahas skandalnya di berbagai media. Ada yang mengarang gosip atau hoax soal skandal sex, perselingkuhan, cinta sejenis, bisnis gelap polisi, narkoba, perjudian, prostitusi dan lain-lain.

Ada yang menyebut ini gara-gara 3 TA, yaitu Tahta, Harta, & Wanita. Padahal hanya orang yang kurang normal yang lebih mungkin untuk terjerat dalam skandal mengerikan itu. Dan jika terjerat dalam skandal apapun, maka mereka akan menghasilkan dampak yang besar atau kehebohan yang luar biasa.

Orang yang tidak normal itu adalah orang yang memiliki mental health yang terganggu atau memiliki personality disorder, meski ia nampak seperti orang terhormat, berpangkat tinggi, dikenal suci, tanpa salah, memiliki prestasi setumpuk, dll. 

Namun masih sedikit yang membahas Skandal Duren Tiga dengan mengkaitkannya dengan soal mental health atau personality disorder itu. Padahal bayangkan jika jumlah mereka dengan gangguan mental health atau personality disorder itu terlalu banyak dan berada di semua lembaga negara yang strategis. Jadi apa negara ini dibuatnya?

Bahasan personality disorder nampaknya memang belum populer di Indonesia. Padahal coba amati di berbagai media di dunia setiap ada kasus besar yang menyangkut nyawa orang lain atau mengancam kemanusiaan.

Pasti ada bahasan yang mendalam soal personality disorder dari berbagai pihak yang terlibat. Coba cari bahasan mendalam soal Donald Trump atau Vladimir Putin. Ada banyak bahasan mengenai itu. Ini salah satunya (klik di sini).

Bahkan kasus Jessica Wongso yang divonis meracuni temannya, Mirna, di sebuah warung kopi ada bahasan personality disorder-nya (klik di sini).

Apa sih personality disorder itu?

A personality disorder is a mental health condition that involves long-lasting, all-encompassing, disruptive patterns of thinking, behavior, mood and relating to others. These patterns cause a person significant distress and/or impair their ability to function (klik untuk membaca seluruh artikelnya).

Sebagaimana sudah saya tulis dalam artikel sebelumnya (baca di sini), mereka dengan personality disorder ini memiliki kecenderungan tertentu yang tidak sama dengan orang normal, yaitu salah satunya adalah cenderung melanggar norma atau aturan yang berlaku. 

Meski demikian, banyak dari mereka juga sudah terlatih sejak muda untuk merekayasa citra mereka agar dianggap memiliki citra yang sempurna.

Pada Skandal Duren Tiga, Sambo membuat banyak orang geleng-geleng kepala keheranan dengan apa yang dilakukannya di Duren Tiga. Banyak orang tak percaya dengan berbagai kejanggalan yang dibuatnya di Duren Tiga, yaitu: 

1. Membunuh untuk alasan yang konyol, 

2. Berbohong mengenai banyak hal kepada masyarakat, 

3. Merusak TKP, 

4. Berbelit-belit di pengadilan,

5. Tak terlihat menyesali perbuatannya, malah tetap arogan,

6. Dll. 

Masyarakat dibuat keheranan dengan kejanggalan Sambo ini. Kok bisa jadi kayak gitu ya, padahal jenderal polisi bintang 2?

Contoh paling ekstrim dari personality disorder adalah Adolf Hitler di masa Perang Dunia Kedua. Di masa Hitler mulai berkuasa, tak ada orang yang percaya Hitler sedang mencoba untuk membangun kekuatan militer Jerman, karena itu adalah ide gila dan konyol. 

Namun ternyata kekuatan militer Jerman menjadi sangat kuat, sehingga perlu kekuatan gabungan beberapa negara di dunia sekaligus untuk menghancurkannya.

Membangun militer yang kuat hanya dalam periode kurang dari 1 dekade saja tentu itu mustahil. Hitler ternyata memang tak berkuasa untuk waktu yang lama, namun korban dari pikiran gilanya menghasilkan korban tewas hingga 50 juta orang. Perekonomian dunia menjadi morat-marit dibuatnya.

Contoh lain, selain Hitler adalah Alexander the Great yang disebut menjadi satu kaisar yang pernah berhasil menguasai sebahagian besar wilayah di dunia. Namun kebesaran Alexander the Great juga hanya sekitar 1 dekade saja. Ia mati mengenaskan setelah membunuhi orang-orang dekatnya yang telah berjasa baginya hanya karena dicurigai berkhianat padanya.

Ayo bersihkan Indonesia dari mereka yang memiliki personality disorder!

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun