Borobudur yang dilaksanakan sepanjang tahun 1975-1982 di bawah koordinasi UNESCO. Tiga tahun kemudian, yaitu di tahun 1985, Borobudur diserang 9 bom yang menghancurkan banyak stupanya. Para pelakunya sudah bebas dari penjara sekarang.
Di tahun 1973 ada 5 negara yang berkumpul di Paris untuk berkontribusi dalam merestorasiKelima negara itu adalah Australia sebesar AUD $200,000, Belgia, BEF fr.250,00, Cyprus, CYP 100,000, Perancis, USD $77,500, dan Jerman, DEM DM 2,000,000.
Sekarang Borobudur terancam beberapa bencana, seperti keausan lantai batu, karena terlalu sering diinjak, juga kerusakan karena terlalu sering disentuh, dicungkil, dipahat, dipanjat, hingga karena keringat, bahkan karena permen karet dan sampah dari pengunjung yang datang. Termasuk juga kerusakan karena cuaca, debu vulkanik, gempa bumi, vandalisme, hingga ancaman serangan bom, dan lain-lain.
Sejak pertama kali ditemukan, Borobudur telah menghabiskan banyak biaya, dan upaya banyak orang dari berbagai negara untuk merestorasinya. Sekarang pemerintah Indonesia bersama UNESCO sekali lagi berusaha mempertahankan upaya restorasi yang dilakukan sejak awal abad 9 lalu itu.
Salah satu caranya adalah membatasi kunjungan yang tidak perlu ke badan Candi, apalagi ke bahagian penting, yaitu yang berada di puncak Candi.
Satu bagian penting dari sejarah Indonesia terukir jelas di Borobudur. Tentu ukiran sejarah itu amat berharga dan tak boleh hilang. Itu yang sedang diupayakan oleh banyak pihak di dunia, termasuk pemerintah Indonesia. Namun kemarin, 9 Juni 2022, di gedung DPR terdengar ada suara miring yang bisa menghalangi upaya itu. Mereka nampaknya ingin menegaskan, bahwa Borobudur hanyalah tempat rekreasi biasa atau tempat berfoto ria.
M. Jojo Rahardjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H