Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gegar Otak atau Traumatic Brain Injury (TBI)

14 April 2022   14:44 Diperbarui: 18 Maret 2023   16:30 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: cnnindonesia.com

Di tahun 1978 Muhammad Ali mengalahkan dengan telak Leon Spinks. Float like a butterfly, sting like a bee. Itu julukan untuk Muhammad Ali yang nyaris tak pernah kalah dalam olahraga tinju. Namun di tahun 1996 saat ia menyalakan api Olimpiade Atlanta dengan obor, tangannya bergetar atau bergoyang-goyang tanpa bisa dikendalikan oleh Ali. Lalu di 2012 di Olimpiade London, Ali tak bisa lagi berjalan tanpa dibantu orang lain, bahkan ia pun tak bisa lagi berbicara.

Semua itu karena gegar otak atau traumatic brain injury berkali-kali terjadi sepanjang karir tinjunya.

Di tahun 1920an ada 200 orang mati karena bertinju. Lalu di dekade berikutnya 150 orang mati. Angka kematian karena bertinju ini terus menurun hingga ke angka sekitar 50 orang mati per tahun, karena aturan dalam bertinju terus diperbaiki untuk mengurangi risiko atau bahayanya. Olahraga tinju memang olahraga berbahaya, demikian juga olahraga American Football, karena kepala sering mendapat benturan keras.

==o==

Gegar otak adalah terganggunya sebagian fungsi otak karena benturan keras yang terjadi pada kepala dengan benda keras, seperti lantai, aspal, bola, tembok, benda-benda lain, atau tinju atau tendangan kaki.

Sebagian fungsi otak yang terganggu itu bisa memiliki gejala selama beberapa jam atau beberapa hari, bahkan beberapa minggu hingga bulan, tergantung pada tingkat gangguan dan tingkat berat gangguan.

Gegar otak lebih sering dialami oleh mereka dengan 3 kelompok umur berbeda, yaitu berusia 0-4 tahun, 15-24 tahun, dan 75 tahun ke atas.

Gegar otak dibagi 3 tingkatan: 1. mild, 2. moderate, 3. severe. Kebanyakan mereka yang mengalami mild TBI akan pulih sepenuhnya dalam waktu singkat.

Empat gejala yang umum terjadi pada mereka yang mengalami TBI yang bisa terjadi hanya dalam beberapa jam saja atau berhari-hari, hingga minggu:

1. PHYSICAL

Rasa mual hingga muntah, rasa berputar atau kehilangan keseimbangan, rasa tidak nyaman dengan cahaya atau suara, sakit kepala, rasa lelah yang tidak biasa.

2. EMOTIONAL

Mengalami gangguan emotion yang tidak biasa, seperti merasa depresi berat, sedih, atau mudah tersinggung, atau cemas tak beralasan.

3. THINKING AND REMEMBERING

Mengalami gangguan proses berpikir yang jernih, kesulitan dalam mengingat (gangguan memory), gangguan dalam berkonsentrasi, kehilangan atau penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.

4. SLEEP

Mengalami gangguan tidur, seperti tidur lebih banyak atau tidur lebih sedikit.

APA AKIBAT JANGKA PANJANG DARI GEGAR OTAK?

Gejala lain yang harus dianggap serius adalah jika gegar otak menyebabkan:
1. Kehilangan kesadaran (pingsan).
2. Kebingungan pada berbagai hal.
3. Kejang-kejang.
4. Mengeluarkan suara yang tidak jelas saat berbicara.
5. Muntah-muntah yang tidak berhenti.
6. Merasa lemah tak bertenaga, atau tidak bisa merasakan apapun pada bagian tubuh tertentu.

Pemeriksaan yang seksama dengan menggunakan peralatan modern tentu akan sangat menolong untuk melihat apa yang rusak di bagian otak, sehingga dapat melakukan langkah medis yang tepat.

Depresi adalah salah satu akibat yang muncul pada mereka yang mengalami gegar otak. Jika depresi tidak ditangani dengan baik, maka akan muncul akibat lanjutan yang lebih serius, yaitu otak semakin menciut karena fungsinya tak segera kembali pulih. Kondisi itu membuat depresi akan semakin dalam atau berat.

Yang juga berubah ke arah negatif adalah: personality, emosi tidak stabil, dan lain-lain yang masuk dalam kategori mental health yang terganggu.

Untung saja kita hidup di jaman di mana neuroscience sudah dikembangkan sepanjang 3 dekade terakhir. Ada banyak jalan keluar untuk mereka yang mengalami gegar otak.

Neuroscience menemukan bahwa otak memiliki sifat plastis, yang salah satu artinya memiliki kemampuan untuk merehabilitasi dengan sangat baik. Neuroscience juga menemukan beberapa cara untuk memperbaiki otak dengan melakukan beberapa kegiatan atau terapi tertentu.

Peran keluarga dan orang-orang dekat tentu memiliki peranan yang amat besar. Sebagaimana kita tahu social support memberi pengaruh positif pada kondisi otak.

M. Jojo Rahardjo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun