Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Motivated Reasoning di Konflik Israel-Palestina

30 Mei 2021   21:43 Diperbarui: 7 November 2023   19:33 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://www.dreamstime.com/

Sebuah surat yang telah disobek-sobek ditemukan di sebuah keranjang sampah markas militer Perancis oleh staf dari seorang Jenderal pada tahun 1894. Isinya informasi penting tentang militer Perancis yang seharusnya tak boleh bocor ke tangan musuh, yaitu Jerman. Seketika dilakukanlah investegasi besar2an untuk menemukan siapa yang telah menjual rahasia militer Perancis ke pihak Jerman melalui surat yang telah disobek-sobek itu. Seketika pula, kecurigaan mengarah pada Letkol Alfred Dreyfus. Mengapa begitu?

Sebenarnya Dreyfus tidak punya track record yang tercela, tidak pula punya motif untuk melakukan pengkhianatan. Namun ada dua hal yang mencolok bagi kebanyakan orang. Dua hal itu mendorong kecurigaan ditujukan terhadap Dreyfus. Pertama, tulisannya mirip dengan surat yang ditemukan. Kedua, Dreyfus satu2nya pejabat militer yang berdarah Yahudi. Kita tahu, Yahudi dianggap bangsa yang buruk karena beberapa kitab suci menuliskan kisah buruknya. Kisah itu menempel di kepala banyak orang sejak masih kecil sekali.

Lalu rumah Dreyfus digeledah, dan tak ditemukan bukti apa pun. Namun ini malah dianggap sebagai bukti awal betapa licinnya Dreyfus sebagai mata-mata. Ia ternyata memiliki skill yang bagus dalam menghilangkan jejak atau menghilangkan bukti kejahatan. Lalu mereka memeriksa biodata-nya, bahkan menginterview guru di sekolahnya dulu. Ternyata ia memang sangat cerdas, menguasai 4 bahasa, dan ingatannya sangat bagus. Itu semua adalah bukti tambahan bahwa Dreyfus punya motif dan skill yang tepat untuk menjadi agen intelijen asing.

Dreyfus akhirnya digelandang ke depan pengadilan militer, dan dinyatakan terbukti dengan meyakinkan bersalah telah menjadi mata-mata. Di depan publik, lencananya dilucuti, kancing baju dicabut, pedang militernya dipatahkan. Peristiwa ini dikenang sebagai "Degradation of Dreyfus". Saat diarak oleh massa yang menghujatnya, Dreyfus berteriak: "Saya bersumpah saya tidak bersalah, saya selalu mengabdi pada negara, Hidup Perancis. Hidup Angkatan Darat". Tapi semua orang tidak peduli pada teriakannya. Dreyfus divonis penjara seumur hidup di Devil's Island, pada tanggal 5 Januari 1895.

Mengapa orang pintar sekalipun dan berwenang di Perancis di masa itu begitu yakin bahwa Dreyfus bersalah? Padahal beberapa tahun kemudian Dreyfus dibebaskan dari penjara, karena penyelidikan lanjutan yang seksama berhasil mendapatkan bukti, bahwa bukan Dreyfus yang bersalah tapi orang lain.

Para sejarawan di kemudian hari meyakini bahwa Dreyfus dinyatakan bersalah karena ia menjadi korban dari sebuah fenomena yang disebut Motivated Reasoning, yaitu sebuah penalaran yang nampak sangat logis dan rasional, padahal semua itu hanyalah upaya 'mencari pembenaran' atas suatu ide atau pemikiran, atau kepercayaan, atau keyakinan yang telah diyakini sebelumnya terutama untuk waktu yang panjang sekali, bahkan turun-temurun.

Hasil dari motivated reasoning ini mengerikan. Mereka yang "kerasukan" motivated reasoning ini amat termotivasi untuk menyerang ide, pemikiran, kepercayaan, atau keyakinan yang bertentangan dengan apa yang sudah diyakininya dengan mendalam dan untuk waktu yang lama. Gara-gara itu, sikap seseorang bisa mengeras dalam soal pro/anti partai politik tertentu, negara tertentu, bangsa tertentu, atau tokoh tertentu. Apa pun pendapat orang lain akan nampak salah. Mereka bahkan mampu menemukan 1.000 "bukti" untuk membenarkan sikap itu.

MOTIVATED REASONING DI KONFLIK PALESTINA-ISRAEL

Konflik Israel-Palestina adalah konflik yang selalu berulang, bahkan tiap tahun atau tiap musim tertentu berulang. Setiap konflik itu memanas, Indonesia pun ikut memanas. Apakah dampaknya baik bagi Indonesia? Lihat tulisan saya sebelumnya mengenai ini di sini: International Day of Happiness dan Mindfulness Industry. 

Tulisan atau opini yang tersebar dari para ahli politik, sosial, militer, ekonomi, atau agama, dan lain-lain mengenai konflik ini sudah tak terhitung banyaknya. Namun bisa dipastikan sangat jarang opini dari sudut pandang psikologi, apalagi dari sudut pandang neuroscience. Apa kata neuroscience mengenai konflik ini? Tentu kita ingin tahu, apalagi kita tahu setiap konflik ini memanas, politikus, atau pengambil kebijakan publik pun ikut berperan membuat suasana tambah panas. Itu tak terkecuali para penceramah agama dan para pengumpul donasi yang hasilnya apakah diberikan dengan tepat ke korban yaitu warga Palestina atau tidak.

Bagaimana cara kita melihat konflik ini dari kacamata neuroscience? Saya berikan cara terpraktis, yaitu dengan menggunakan World Happiness Report (WHR), karena report yang diterbitkan oleh PBB tiap tahun ini disusun oleh para neuroscienctists dan para ahli lain seperti dari bidang positive psychology, kebijakan publik, ekonomi, dan lain-lain (lihat tulisan saya sebelumnya di sini).

World Happiness Report ini bukan untuk menggantikan Human Development Index Report yang telah diterbitkan sebelumnya selama bertahun-tahun. World Happiness Report hanya untuk memperkaya cara kita mengukur kemajuan dan terutama hasil akhirnya yaitu happiness di setiap negeri di dunia.

Setiap negeri yang terlibat konflik, baik itu karena unsur-unsur di dalam negerinya sendiri, atau karena berkonflik dengan bangsa atau negara lain di luar, maka akan mengalami kemerosotan dalam banyak aspek kehidupan, terutama yang berkaitan dengan kemanusiaan. World Happiness Report bisa digunakan untuk mengukur 6 aspek kehidupan di Israel, yaitu aspek ekonomi yang bisa menjamin kesejahteraan, aspek ikatan sosial, aspek kesehatan masyarakat, aspek kebebasan individu, aspek kebajikan atau altruism, dan aspek korupsi di antara masyarakat dan pejabat negara.

BAGAIMANA ISRAEL MENURUT WORLD HAPPINESS REPORT?

Sebagaimana kita tahu, semua negeri Skandinavia selalu berada di posisi teratas dalam World Happiness Report (WHR) yang diterbitkan oleh PBB tiap tahun. Bersama dengan semua negeri Skandinavia ini ada beberapa negara Eropa lain, dan juga New Zealand, Australia dan Israel di kawasan Timur Tengah yang berada di kelompok negara teratas di WHR.

Posisi Israel di WHR yang selalu tinggi ini sepantasnya mengejutkan banyak orang. Terutama adalah karena Israel selalu berada dalam situasi perang, karena sering digempur roket yang diluncurkan oleh mereka yang menamakan dirinya Hamas dan mengklaim mewakili warga Palestina, terutama di Gaza Strip akhir-akhir ini. Meski dalam situasi perang yang terus-menerus, namun Israel adalah salah satu dari sedikit sekali dari hampir semua negeri Timur Tengah yang menduduki tempat teratas di WHR. Dua negara Timur Tengah yang menduduki tempat yang lumayan baik adalah Bahrain di posisi 22, UAE di posisi 25, Saudi Arabia di posisi 26, dan Kuwait di posisi 47.

Entah bagaimana, Indonesia berada di posisi 82 yang "lebih buruk" daripada Lybia yang berada di posisi 80. Mungkin saja Indonesia harus dimasukkan ke dalam golongan negeri yang dilanda konflik, karena konflik agama memang sering terjadi secara sporadis di wilayah-wilayah yang berbeda. Konflik agama dan sosial juga sering ditunjukkan dengan amat kentara setiap kali ada pilpres atau pilkada yang para kontestannya sering menunggangi agama untuk menekan atau menteror pendukung kontestan lainnya.

Israel termasuk negara demokratis di mana setiap penganut agama meski minoritas menjalani hidupnya dengan sejahtera dan damai tanpa tekanan. Bahkan warga Arab di Israel bisa menduduki posisi penting di Israel. Jerusalem tetap dihormati sebagai kota suci bagi beberapa agama selain agama Yahudi dengan cara tetap membiarkannya terbuka bagi setiap penganut agama lain yang datang untuk beribadah di beberapa titik suci di Jerusalem.

Index demokrasi di Israel adalah 7,84 atau berada di urutan 27 di dunia menurut Democracy Index. Sementara Indonesia cuma 6,30 atau berada di urutan 64. Sedangkan Palestina yang terus berkonflik dengan Israel memiliki index demokrasi yang parah, yaitu 3,83 dan di urutan 113. Bahkan Palestina tidak digolongkan sebagai negara demokratis, tetapi negara otoriter (Palestina itu sudah diproklamasikan merdeka oleh Yasser Arafat, pemimpin PLO, di Algeria pada tahun 1988, meski demikian beberapa klaim yang mengikuti proklamasi itu tidak diakui oleh Israel, seperti Jerusalem sebagai ibukota Palestina).

Namun kita tak akan terkejut dengan posisi Israel yang bagus di WHR dan Democracy Index ini jika kita melihat bagaimana Israel membangun perekonomiannya. Pertanian dan teknologi adalah dua prestasi puncak Israel yang amat berpengaruh dalam pembangunan ekonominya. Meski baru merdeka di tahun 1948 dan terus berada dalam situasi perang, namun GDP per capita Israel setara dengan banyak negara maju lain di dunia.

Tidak hanya dalam soal GDP per capita (aspek ekonomi), Israel juga secara umum bagus menurut WHR dalam 6 indikator (6 aspek kehidupan) yang telah ditetapkan.

1. Israel berada di urutan 30 di dunia dalam indikator GDP per capita.

GDP per capita menggambarkan income rata-rata warga sebuah negeri. Semakin tinggi, maka semakin tinggi pula tingkat happiness. Data tiap tahun dari WHR menunjukkan itu, meski ada juga negeri yang memiliki GDP kecil tapi memiliki tingkat happiness yang tinggi, seperti Costa Rica. Income yang besar bisa digunakan untuk memperbaiki beberapa aspek kehidupan warga yang berujung pada happiness. Tak seperti yang banyak dianggap oleh orang, ternyata money can buy happiness up to a certain degree.

2. Israel berada di urutan 17 di dunia dalam indikator Social Support.

Social support tergambar saat orang ditanya: apakah saat ia mengalami masa sulit, ia memiliki teman atau orang yang bisa diandalkan untuk membantunya? Jika pertanyaan semacam ini dijawab ya, maka ia disebut memiliki social support.

3. Israel berada di urutan 11 di dunia dalam indikator Healthy life expectancy.

Nilai Healthy life expectancy diperoleh dari data WHO berdasarkan lebih dari 100 faktor kesehatan. Semakin sehat seseorang, maka semakin memiliki happiness. Atau kebalikannya: semakin memiliki happiness, maka akan semakin memiliki kesehatan yang baik. Atau bisa juga berarti begini: mereka yang tidak memiliki happiness akan memiliki kesehatan yang buruk.

4. Israel berada di urutan 75 di dunia dalam indikator Freedom to make life choices. Urutan Israel di indikator ini kurang bagus. Mungkin saja karena negeri ini selalu dalam situasi perang, sehingga setiap orang muda dipaksa untuk ikut wajib militer. Itu tentu mempengaruhi pilihan bebas mereka saat ingin menentukan arah hidupnya. Dengan kata lain mereka harus berkompromi dengan kebutuhan negara dalam menciptakan rasa aman dari "musuh" di sekitar negeri mereka.

Freedom to make life choices adalah gambaran kepuasan secara umum terhadap pilihan hidup seseorang yang dipilihnya secara bebas tanpa keterpaksaan. Semakin memiliki kebebasan, maka semakin memiliki happiness. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah: Are you satisfied or dissatisfied with your freedom to choose what you do with your life?

5. Israel berada di urutan 33 di dunia dalam indikator Generosity. Itu urutan yang tidak buruk dari 149 negara di dunia. Meski dalam situasi perang, namun menurut media internasional rumah sakit di kota-kota Israel sering merawat warga Palestina yang terluka dari luar wilayah Israel. Ini menunjukkan kecenderungan pada kebajikan atau altruism di Israel masih terjaga dengan baik.

Adanya Generosity menggambarkan ada happiness. Itu muncul dalam berbagai riset sains. Generosity bukan digambarkan hanya dengan besar uang yang didonasikan atau disedekahkan kepada orang lain, tetapi lebih luas dan lebih kompleks. Generosity seharusnya menggambarkan adanya altruism, yaitu kecenderungan untuk lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

6. Israel berada di urutan 80 di dunia dalam indikator Perception of corruption. Tentu ini menunjukkan adanya penyimpangan dalam menggunakan wewenang yang dilakukan oleh pejabat publik atau pejabat negara. Lagi-lagi ini mungkin sekali disebabkan oleh situasi perang yang harus memberikan keleluasaan yang besar bagi pejabat publik atau negara untuk menjalankan pemerintahan dengan cara yang lebih besar, keras dan lebih seketika, sehingga absolute power tends to corrupt.

Adanya perception of corruption bisa mempengaruhi happiness. Ini sebenarnya juga mengenai trust antar warga dan tentu pada pemerintah. Jika faktor ini bernilai rendah, maka warga menjadi kurang patuh pada pemerintah sebagai salah satu akibatnya. Juga munculnya rasa cemas pada setiap kebijakan pemerintah yang diambil. Warga pun mudah termakan pada hoax atau hasutan dari para politisi kotor yang membuatnya semakin tak memiliki happiness.

==o==

Dari kacamata World Happiness Report, 6 aspek kehidupan di Israel tidak semuanya bagus. Setidaknya ada 2 aspek kehidupan yang tergolong kurang bagus, yaitu: 1. Freedom to make life choices, dan 2. Perception of corruption. Namun 4 aspek kehidupan yang lain memiliki nilai yang tinggi, sehingga tidak mempengaruhi secara umum pada happiness index warga Israel.

Jadi, meski dalam situasi perang yang terus-menerus setiap hari, happiness index warga Israel tetap terjaga dengan baik. Dan nampaknya happiness index ini juga akan terus terjaga dengan baik di tahun-tahun mendatang. Padahal tak banyak orang yang memiliki optimisme pada konflik Israel-Palestina akan berakhir dalam 1 dekade mendatang. Jika konflik ini masih terus berlangsung untuk waktu yang panjang, maka yang paling dirugikan adalah warga Palestina yang tak berdosa yang terjepit di antara David dengan persenjataan tercanggih di dunia dan Hamas dengan roketnya.

M. Jojo Rahardjo
Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun