Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

World Happiness Report? Apa Itu?

2 Februari 2021   10:14 Diperbarui: 25 Maret 2023   10:01 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://worldhappiness.report

Adanya korupsi (Perceptions of corruption) di sebuah negeri tentu mengganggu kenyamanan (happiness), karena muncul misalnya kecurigaan atau ketidakpercayaan pada pemerintah. Selain itu korupsi juga mengganggu kualitas layanan pemerintah kepada warganya. Apalagi untuk mewujudkan Healthy life expectancy dan Freedom to make life choices, maka angka korupsi harus minimal di mata warganya.

Itu sebabnya posisi Indonesia di WHR menjadi penting, jika kita lihat negeri-negeri yang menduduki posisi 20 pertama adalah semuanya negeri maju. Jadi memperbaiki posisi Indonesia di WHR berarti juga memajukan atau mengupayakan Indonesia menjadi negeri yang lebih baik.

Sebagaimana kita rasakan bersama saat ini kita sedang dihantam oleh pandemi COVID-19 yang dampak ekonominya sudah kita rasakan. Beberapa survei kesehatan mental juga menemukan ada kecemasan yang terus berkembang memprihatinkan di tengah masyarakat tentang masa depan dan kemampuan untuk bertahan hidup.

Semoga neuroscience yang sudah menjadi dasar dari WHR, dapat digunakan oleh Indonesia juga untuk memperbaiki positivity bangsa ini agar lebih cepat melesat maju. Positivity yang besar akan bisa membuat bangsa ini lebih produktif dan tak mudah diganggu oleh berbagai bencana, termasuk wabah virus, dan termasuk juga kegaduhan politik yang tidak perlu hingga menyita waktu, dan energi.

Tidak hanya protokol kesehatan, 3M, atau vaksinasi yang kita butuhkan di masa pandemi ini. Kita juga membutuhkan program yang khusus jika ingin lebih cepat keluar dari krisis. Kesehatan mental perlu juga diperhatikan oleh pemerintah agar semua tetap produktif, tetap cerdas, tetap tangguh tak gampang stres atau depresi, tetap memiliki kecenderungan pada altruism (kebajikan). Berbagai riset tentang itu bertebaran di berbagai media. Kita tinggal melakukan Googling dan membacanya.

Saya adalah salah satu yang sudah membuat ringkasan berbagai riset itu dalam kumpulan tulisan dan video di Page yang saya kelola di sini: https://facebook.com/membangunpositivity. Bahkan saya telah menerbitkan satu ebook berjudul: "RESILIENCE, Tetap Tangguh Di Masa Sulit". Buku ini ditulis untuk menunjukkan riset ilmiah apa saja yang bisa kita gunakan untuk menjadikan kita tangguh dan mudah bangkit kembali meski dihantam COVID-19.

=o=

Neuroscience sudah menjadi tren dunia. Apalagi jika dilihat dari berbagai penerapannya di seluruh dunia. Kisah sukses neuroscience sebagai solusi produktivitas bagi perusahaan atau organisasi bertebaran di berbagai media. Demikian juga penerapan neuroscience sebagai solusi bagi pelajar bermasalah juga bertebaran di mana-mana. Juga solusi bagi pengembangan kesehatan mental dan kesehatan tubuh di masyarakat.

Mungkin neuroscience belum terlalu populer di Indonesia. Namun sudah ada buku yang ditulis, meski masih dalam bahasa yang kurang terlalu populer, karena terlalu akademis misalnya. Juga sudah ada diskusi atau seminar mengenai topik ini. Namun yang pasti belum terlalu banyak penulis dengan bahasa populer di Indonesia yang giat mengkampanyekan pencapaian neuroscience dalam mengembangkan positivity atau happiness.

Di Internet sekarang bertebaran berbagai sosialisasi temuan neuroscience untuk membangun SDM Unggul. Action for Happiness adalah salah satu gerakan yang mempromosikan itu. Jika Indonesia juga tak mengikuti tren ini, lalu Indonesia akan menggunakan cara ilmiah apa lagi untuk memperbaiki SDM dan kesehatan tubuh dan kesehatan mental?

World Happiness Report adalah pengakuan penting dunia pada apa yang telah dicapai oleh neuroscience. Sekarang dunia memiliki sebuah ukuran baru, yaitu neuroscience dalam mengukur manusia, dan mengukur kemajuan sebuah negeri. Para saintis bersama-sama menyusun indikator dan menerbitkannya tiap tahun untuk menentukan negeri-negeri mana yang berada pada rangking pertama dan seterusnya. Sebanyak lebih dari 150 negeri di dunia dibuatkan surveynya berdasarkan 6 indikator yang telah disebutkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun