Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Panjang Umur dan Spiritualitas di Pulau Ikaria

1 Januari 2021   21:39 Diperbarui: 28 November 2023   19:37 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Apa yang mereka tanam di ladang dan kebun mereka, termasuk kentang.

- Biji-bijian 6 kali lebih banyak daripada siapa pun di dunia ini.

- Minyak zaitun tiap hari.
- Roti yang dibuat secara tradisional dengan bahan stone-ground wheat.
- Wine setidaknya 2 gelas setiap hari dan selalu bersama teman-teman.
- Ikan setidaknya 2 kali seminggu, namun sedikit hewan darat yaitu hanya 5 kali sebulan.
- Susu kambing yang mereka perah sendiri.
- Madu.
- kopi 3 kali sehari.

3. Mereka tak mengenal apa yang disebut di peradaban modern sebagai olahraga, karena mereka sudah aktif bergerak setiap hari, karena harus bekerja di ladang atau harus memetik sayuran atau buah-buahan di kebun mereka, atau juga memerah susu kambing. Ikaria tak mengenal kata kegemukan atau obesitas.

4. Mereka hidup santai sekali, mereka tak bangun pagi sekali, dan selalu tidur siang, sehingga siang hari kehidupan seperti terhenti. Pada malam hari mereka sering berkumpul bersama-sama teman-teman untuk main kartu, berbincang, bernyanyi, berdansa, dan minum wine. Meski begitu mereka selalu punya sesuatu untuk dikerjakan di siang hari di ladang dan kebun mereka. Meski mereka memiliki profesi sebagai tukang kayu, misalnya, namun mereka pasti juga memiliki ladang atau kebun yang mereka kerjakan sendiri.

5. Tak ada privacy. Rumah mereka selalu terbuka untuk siapa pun. Mereka saling mengawasi perilaku masing-masing, tanpa merasa tersinggung. Namun tujuan utama rumah yang terbuka adalah untuk saling memberi social support satu sama lainnya. Tak ada satu orang pun yang kesepian di Ikaria.

6. Setiap orang yang berusia lanjut tidak tinggal sendiri, tetapi dengan anak-anak mereka. Jadi mereka tak pernah sendirian atau hidup kesepian. Masing-masing penduduk Ikaria seperti memiliki kewajiban untuk selalu memastikan tetangganya punya cukup makanan dan teman sepanjang hidupnya. Jika ada festival atau perayaan, semua orang akan memastikan semuanya mengikutinya tanpa ada yang ditinggal sendirian di rumahnya.

7. Hidup mereka tak bergantung pada berapa besar penghasilan, tapi bergantung pada apa yang mereka tanam atau hasilkan. Jadi mereka selalu punya makanan dan minuman, meski tak punya penghasilan. Mereka pun punya kebiasaan untuk memastikan orang lain punya sesuatu untuk dimakan. Angka 40% pengangguran di Ikaria itu berarti mereka tak bekerja untuk orang lain, namun bekerja untuk keluarga mereka sendiri, atau memiliki kebun atau ladang yang hasilnya membuat mereka tetap bisa hidup layak dan sehat, serta bahagia.

8. Mereka masih memiliki aktivitas sex meski sudah diatas 65 tahun bahkan saat mereka sudah berumur 100 tahun.

==========

Sementara itu, berbagai riset neuroscience sejak 3 dekade terakhir menemukan ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun