Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adakah di Indonesia "Most People Can be Trusted?"

26 Juni 2020   22:17 Diperbarui: 26 Juni 2020   22:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trust is a major determinant of happiness in a society. Levels of trust vary widely between countries. The percentage of people who say "Most people can be trusted" is only 30 per cent of people in the U.K. and U.S., compared to 60 per cent some 40 years ago. But in Scandinavia the level is still over 60 per cent, and these are the happiest countries too (ActionforHappiness.org).

***

World Happiness Report yang diterbitkan PBB tiap tahun mengukur 6 aspek kehidupan untuk menentukan peringkat happiness (positivity) sebuah negeri. 

Dua di antaranya adalah 1. Social support, dan 2. Absence of corruption. Empat aspek lainnya itu adalah: 1. GDP per capita, 2. Freedom to make life choices, 3. Healthy life expectancy, 4. Generosity. World Happiness Report ini dikerjakan atas inisiatif banyak para neuroscientists dunia. Laporan ini menjadi tolok ukur baru kemajuan sebuah negeri setelah tolok ukur lainnya seperti Human Development Report yang juga diterbitkan oleh PBB.

Untuk memberikan contoh ekstrim, semua negeri Skandinavia (Finland, Denmark, Iceland, Norway, Sweden) menduduki peringkat teratas dalam World Happiness Report. Tingkat social support di 5 negeri itu amat tinggi dan korupsi tak mereka rasakan terjadi di 5 negeri mereka itu. "Most people can be trusted" pun merebak di antara para warga di 5 negeri Skandinavia itu. 

Kebalikannya dengan Indonesia, para pemuka masyarakat dengan mudah bisa mengajak masyarakat untuk membenci kelompok lain atau pemerintah, meski dengan fitnah atau kebohongan. Seperti yang terjadi baru-baru ini. Beberapa pemuka masyarkat yang sebelumnya jelas mengutuk Pancasila, tiba-tiba mengajak masyarakat menjadi pendukung Pancasila dengan menuduh kelompok masyarakat yang lain menganut paham komunis.

Tindak-tanduk pemuka masyarakat memang gambaran yang paling mewakili kondisi psikologi masyarakat. Tindak-tanduk pemuka masyarakat yang mudah melempar tuduhan, kebohongan, dan mudah pula melakukan korupsi tanpa malu adalah gambaran masyarakat yang tak memiliki trust satu sama lainnya. Penegak hukum pun menjadi gamang dalam bersikap atau bertindak, sehingga tindak-tanduk pemuka masyarakat ini semakin merajalela saja dari hari ke hari.

M. Jojo Rahardjo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun