Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Kita Perlu Memahami Kerja Otak?

9 Agustus 2019   16:52 Diperbarui: 9 Agustus 2019   16:53 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari kita bisa saja berhadapan dengan beberapa kondisi mental yang buruk seperti ini: Marah, sedih, cemas, tak bersemangat, pesimis, stres, depresi.

Kadang kita tahu apa yang menyebabkan kondisi mental seperti itu. Misalnya karena persoalan yang sedang menimpa kita, atau tragedi yang sedang datang pada kita. Namun kadang kita tak tahu apa penyebab kita merasa stres, depresi, marah, cemas dan lain-lain. Itu membuat kita penasaran mengapa kita tiba-tiba mendapatkan kondisi mental seperti itu.

Jika kita bingung, tentu sebaiknya kita pergi ke dokter atau psikiater! Jika kita pergi ke psikiater, tentu kita akan beberapa obat dan beberapa nasehat.

Dulu sebelum ilmu pengetahuan berkembang, orang sempat mengira, hati atau jantung mengatur semua, termasuk juga tempat munculnya rasa marah, sedih dan lain-lain yang negatif.

Padahal otak kita mengatur semua. Ia mengatur anggota tubuh untuk bergerak. Otak menerima semua informasi dari 5 indera kita: mata, hidung, telinga, mulut, dan kulit. Ia juga mengatur kerja organ-organ vital kita, seperti jantung, paru, lambung dan lain-lain. Ia juga yang mengatur agar kita merasa marah, sedih, cemas, stres, depresi, bahagia, senang, bersemangat, dan lain-lain.

Meski demikian ada saat otak bisa saja tidak bekerja dengan baik. Ini bisa disebut dengan gangguan mental.

Sebenarnya beberapa asupan mempengaruhi kondisi mental kita. Ikan-ikan yang hidup di laut dalam memiliki kandungan omega 3 yang bisa memicu diproduksinya hormon-hormon kebahagiaan, seperti endorphin. Kekurangan makanan tertentu bisa membuat otak kita kurang maksimal dalam berfungsi.

Selain asupan yang bisa mempengaruhi kondisi mental, factor keturunan juga menentukan apakah seorang mudah terganggu mentalnya atau tidak. Lalu yang lain adalah peristiwa-peristiwa atau kondisi yang berada di sekitar kita yang bisa menyebabkan kita mengalami:
Stres, depresi, Obssesive Compulsive Disorder, Bipolar, Attention Deficit Disorder, Attention Deficit Hyperactivity Disorder, Schizophrenia, dan lain-lain.

Asupan, atau faktor keturunan (kondisi otak sejak lahir) atau peristiwa yang terjadi di sekitar kita menyebabkan semua gangguan mental yang saya sebutkan tadi menurut para neuroscientist adalah gangguan komunikasi antar syaraf (neuron) yang jumlahnya ratusan milyar. Gangguan itu misalnya disebabkan oleh kurangnya jumlah neurotransmitter tertentu (hormon otak) yang dibutuhkan syaraf untuk berkomunikasi.

Misalnya kurangnya jumlah neurotransmitter yang bernama Serotonin dan Dopamine menyebabkan munculnya rasa sedih, stres dan tertekan atau emosi negatif lainnya.

Ilmu kedokteran telah menemukan obat-obatan untuk mengoreksi keseimbangan jumlah hormon-hormon otak ini agar neuron-neuron bisa berkomunikasi dengan lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun