Neuroscience atau psikologi positif tak sama dengan psikologi. Neuroscience fokus menggali cara untuk membangun potensi positif yang dimiliki otak.Â
Berbagai tips untuk membuat otak agar memiliki kondisi positif telah ditemukan. Selain meditasi dan lain-lain, neuroscience juga menganjurkan untuk menulis jurnal, yaitu menulis pengalaman positif yang terjadi dalam 24 jam terakhir.Â
Saya sudah menulis cukup banyak artikel tentang meditasi di blog Kompasiana saya. Menulis Jurnal ini sebenarnya tidak gampang, karena menurut penelitian, kita memang lebih mudah mengingat peristiwa negatif yang terjadi pada kita atau terjadi di sekitar kita. Butuh usaha yang keras untuk mengingat dan menulis peristiwa positif yang terjadi pada kita atau terjadi di sekitar kita.
Mengapa menulis jurnal?Â
Kebanyakan dari kita bukan nabi atau bukan orang yang memiliki mindset yang positif dalam menghadapi berbagai peristiwa negatif tiap hari.Â
Jika kita memiliki mindset yang bagus, tentu itu akan sangat menolong. Sekali lagi memperbaiki mindset bukan pekerjaan mudah seperti yang biasa dinyatakan oleh para motivator.
Kebanyakan dari kita tak kuasa menolak efek samping dari peristiwa negatif. Setiap kali sebuah peristiwa negatif terjadi, keluar hormon cortisol di otak. Hormon ini mendorong terbentuknya emosi negatif seperti marah, frustrasi, stres, sedih, dan lain lain.Â
Karena cortisol itu, maka kondisi otak menjadi tidak bagus atau tidak positif atau biasa juga disebut: memiliki negativity. Otak saat itu tidak berfungsi maksimal. Inilah efek dari peristiwa negatif.
Untungnya sebagaimana sudah saya sebutkan dalam tulisan lainnya, neuroscience memiliki solusi yang lebih sederhana dan singkat. Menulis jurnal adalah salah satunya.
Sebenarnya menulis jurnal dianjurkan untuk dilakukan secara teratur, meski tak ada peristiwa negatif yang terjadi. Para neuroscientists menganjurkannya pada pagi hari saat bangun tidur dan atau malam hari sebelum tidur.Â