Saya tanya ke beberapa teman tentang IQ mereka. Jawaban mereka kebanyakan defensive, seperti: hidup ini gak tergantung IQ, atau hidup ini tergantung Tuhan, bukan IQ. Buat apa punya IQ tinggi, kalo nanti masuk neraka?
Mereka yg menyukai sains tentu sering mencari tahu apa itu IQ. Dan menurut neuroscience IQ bisa menunjukkan, bahwa kita memiliki positivity selain tanda positivity yang lain seperti: tak mudah stress atau depresi, memiliki relationship yg baik dengan orang terdekat hingga yg jauh, kesehatan yg baik, memiliki kecenderungan pada kebajikan, dll.
Positivity yg kita miliki inilah yg membuat kita bisa menikmati hidup sebagai siapa pun, kaya atau miskin, tokoh atau bukan, berkarir atau berwirausaha.
Neuroscience pula yg menyebut, bahwa ternyata IQ bisa turun-naik. Tentu dong! Lalu, jika bisa kita naikkan, kenapa gak kita naikkan?
Lihat urutan Indonesia di antara negeri-negeri lain dalam gambar di bawah ini yang diambil dari situs World Happiness Report. Buruk sekali. Mungkin karena kita tak suka sains, sehingga lebih percaya pada kitab fiksi dari jaman kuno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H