Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Praktek Budhisme Ribuan Tahun Lalu di Jaman Teknologi Informasi Sekarang

24 November 2015   22:39 Diperbarui: 24 November 2015   23:27 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PRAKTEK BUDHISME RIBUAN TAHUN LALU DI JAMAN TEKNOLOGI INFORMASI

Semakin banyak orang yang tertarik mempelajari meditasi dan praktek kontemplatif lainnya untuk memperbaiki mental dan kesehatan tubuh. Penelitian pun semakin banyak dilakukan untuk menemukan cara bagaimana mengajari orang untuk mudah melakukan meditasi dan mendapatkan hasilnya. Tidak sedikit pakar neuroscience yang terlibat dalam penelitian semacam ini. Richard J. Davidson bahkan berpengalaman selama 40 tahun meneliti meditasi dan pengaruhnya terhadap otak atau emotions.

Sebuah penelitian baru~baru ini yang diterbitkan di Journal of Emotions memastikan perubahan emotions yang dihasilkan oleh meditasi. Penelitian ini di tujukan pada 82 perempuan yang diberikan training program selama 8 minggu untuk bermeditasi di bawah pengawasan para ahli. Otak dan perilaku mereka diteliti, begitu juga prestasi mereka dalam beberapa test. 

Penelitian menghasilkan kesimpulan, bahwa meditation training program yang diberikan kepada 82 perempuan ini menghasilkan positive emotions yang lebih baik, kualitas hubungan dengan orang lain yang membaik, dan kecenderungan kepada perbuatan kebajikan yang meningkat. Program ini juga menurunkan gejala kegelisahan, susah berkonsentrasi, dan gejala depresi.

Program ini juga menguji daya tahan mereka terhadap tekanan yang ternyata mereka lebih tahan dan mampu pulih dengan cepat setelah berada dalam kondisi tertekan.

Peserta penelitian juga menunjukkan bahwa ada peningkatan positive affect seperti cinta kasih saat merespon gambar~gambar dari individu yang menderita, dan menunjukkan lebih mampu untuk mengenali facial expressions dari emotions milik orang lain.

Studi ini menunjukkan bahwa hampir semua jenis meditasi menghasilkan emotional awareness dan kemampuan mengaturnya. Dalam penelitian ini, terlihat tak ada satu jenis meditasi yang dianggap lebih baik dari lainnya. Anda bisa memilih sesuai selera dan kecenderungan anda. Jika anda memiliki kecenderungan pada mistik, anda bisa mencoba transcendental meditation atau Yoga. Herbert Bensen menulis buku yang bagus dalam soal meditasi: “The Relaxation Response" yang mengajarkan teknik~teknik meditasi sederhana hingga mindfulness meditation yang luar biasa.

Mempraktekkan meditasi sebagai supplement untuk memperbaiki kesehatan mental dapat menjadi sangat berguna, tapi mudah dijalankan. Tak ada cara yang mudah dan menyenangkan daripada mengetahui bahwa meditasi adalah cara yang tepat untuk menjadi individu yang tenang, cenderung pada kebajikanatau cinta kasih, mudah pulih dari keterpurukan dan kompetitif di jaman yang serba cepat dan berteknologi informasi sekarang ini.

M Jojo Rahardjo

Tulisan M. Jojo Rahardjo tentang positivity dan positive psychology bisa dibaca juga di portal perpustakaan digital "Inspirasi" dan di Facebook Fan Page "Membangun Positivity".[caption caption="Photo: Free Online Meditation Course"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun