Entah apa yang terngiang di otak ku?
Entah apa yang tersirat di benak ku?
Ku mencoba mencari makna semua ini,
Tapi, Kosong, Tak jua ku dapati
Tuhan,
Semunafik itu kah aku?
Se keji itukah kelakuanku?
Atau hadirku hanya untuk menyakiti?
Aku tak mengerti,
Logika pun lelah untuk menerka,
Ku serahkan semua pada titik kecil dalam hati,
Yang aku sendiripun tak tau apakah dia sanggup memahami?
Bimbang? Resah? Gekisah? Atau mungkin galau?
Entahlah apa namanya,
Semua begitu samar, tak jelas,
Kabut itu menutupi jalan ini,
Jalan yang kutempuh,
Hingga sampai ku di persimpangan jalan,
Dan kuputuskan selangkah aku tlah berbelok ke alur sebelah,
Namun aku tersontak,
Kabut dibelakang berteriak, menarik dan memaksaku menatap kegelapan,
Kaki ku pun kaku,
Terdiam sejenak ke merasuk ke kisah masa itu,
Nostalgia yang hampir membuarku gila,
Seketika,
Sebuah cahaya mengacaukan lamunanku,
Ku ingin beranjak meraih cahaya itu,
Namun,
Hasratku berat,
Dan akhirnya,
Aku tetap terdiam, dan memutuskan,
Terdiam dengan tubuhku yang berdiri,
Ku tinggalkan hati dan cintaku,
Di persimpangan jalan ini, :')Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H