Dahlan Iskan juga tidak ingin dibatasi pergerakan sebagai Menteri, karena anggaran perjalanan menteri yang terbatas. Maka sebagian besar perjalanan dinasnya dibiayai dari kantong sendiri, seperti mencarter pesawat kecil untuk tujuan daerah-daerah terpencil.
Selain itu, Dahlan Iskan pula satu-satunya menteri yang masih menyempatkan menulis kegiatannya sebagai Meneg BUMN dengan bahasa jurnalistik secara teratur setiap minggu. Hal itu dilakukannya karena ia adalah mantan wartawan, dan tidak ingin ketrampilannya dalam menulis hilang atau berkurang. Maka pada hari Selasa pagi, tulisannya yang diberi judul “Manufactoring Hope” dapat dibaca pada seluruh Koran jaringan JPNN di seluruh Indonesia.
Pada Pilpres 2014, Dahlan Iskan mendukung Jokowi sebagai capres. Sebuah pertemuan di auditorium Sentul digelar yang menghadirkan pendukung dan simpatisan Dahlan Iskan. Mereka siap mendukung dan mensukseskan Jokowi menjadi presiden.
Prestasi kerja Dahlan Iskan, kehebatan dan kebaikan yang dilakukannya untuk Indonesia sayangnga tidak memperoleh penghargaan sebagaimana mestinya. Ia tidak mendapatkan bintang Mahaputra. Justru sebaliknya, ia diincar oleh Kejaksaan Agung dengan tuduhan korupsi.
Mengapa Jaksa Agung HM Prasetyo sangat bersemangat menguber Dahlan Iskan. Bahkan Presiden Jokowi dan Luhut Panjaitan sempat mengingatkan agar tidak menkriminalisasi kebijakan yang dibuat oleh Menteri. Tapi peringatan itu ternyata dicuekin oleh HM Prasetyo selaku Jaksa Agung. Hal itulah yang menjadi pertanyaan besar.
Tapi yang jelas Jaksa Agung HM. Prasetyo sebelumnya adalah anggota DPR dari Partai Nasdem yang diketuai oleh pengusaha media Surya Paloh. Ia menekuni pofesi yag sama dengan yang ditekuni Dahlan Iskan. Dalam perjalanannya, Jawa Pos/JPNN milik Dahlan Iskan mengungguli Media Indonesia.
Kita tidak tahu adakah faktor persaingan bisnis antara Media Indonesia dengan Jawa Pos yang menjadi penybabnya. HM. Prasetyo berusaha menjegal Dahlan Iskan yang tidak disenangi bosnya. Untuk itulah Kejaksaan menuduhnya melakukan tindak pidana korupsi. Tuduhan yang sulit diterima akal sehat mengingat Dahlan Iskan adalah satu-satunya menteri yang tidak mau menerima gaji dan tunjangan menteri oleh Negara. Ia juga membiayai sebagian besar perjalanan dinasnya dari kantong sendiri.
Kesalahan Dahlan Iskan barangkali adalah ia membuat banyak kebijakan yang tidak biasa, karena cara berfikirnya yang “out of box thinking” Dengan cara berfikir demikian, lahirlah proyek cetak sawah sejuta hektar, proyek mobil listrik, konsorsium BUMN sebagai intrumen, dan sebagainya.
Sekian dan salam kompasiana
M. Jaya Nasti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H