Dahlan Iskan adalah seorang pengusaha media yang sukses. Dia merintis jaringan media yang berpusat pada Jawa Pos. Dia berhasil mendirikan sebanyak 150 media cetak yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Dahlan Iskan juga mendirikan stasiun televisi lokal di berbagai kota, Selain itu Dahlan Iskan mempunyai pusat pembangkit listrik swsta di Kalimantan Timur, dan Gedung Pena di Surabaya dan Jakarta
Kehebatan Dahlan Iskan sebagai entrepreneur menarik minat Gubernur Jawa Timur waktu itu, Imam Utomo. Ia meminta kesediaan Dahlan Iskan dalam membenahi BUMD_BUMD milik Pemda Jatim. Dahlan menerima permintaan itu dengan dua syarat. Pertama, seluruh BUMD akan disatukan dengan menggunakan badan hUkum perseroan terbatas. Kedua, Dahlan Iskan minta untuk tidak diberi gaji dan tunjangan lainnya, karena dari JPNN Dahlan sudah mendapatkan penghasilan lebih dari cukup. Gubernur Imam Utomo menyetujui persyaratan tersebut. Maka jadilah Dahlan Iskan menjadi CEO BUMD Jawa Timur.
Keberhasilan Dahkan Iskan selaku seorang entrepreneur akhirnya sampai ke telinga Presiden SBY. Ia dilirik dan akhirnya ditawari jabatan selaku Dirut PLN. Tentu Dahlan Iskan sebagai orang Jawa tidak bisa menolak titah Pandita Ratu. Maka sejak 2011 Dahlan Iskan juga merangkap jabatan selaku Dirut PLN.
Sebagai CEO PLN, Dahlan menggunakan pendekatan “Out box thingking”. Dahlan mencetuskan program seribu pelanggan baru dalam sehari, dan tidak ada lagi byarpet dalam 6 bulan ke depan. Program ini berjalan sukses. Kantor-kantor PLN dibenahi, agar mampu memberikan pelayanan kepada rakyat calon pelanggan dengan cepat dan tanpa pungli. Konsep model pelayanan itu sepertinya ditiru oleh Jokowi sewaktu menjadi Gubernur, dengan membenahi kantor-kantor kelurahan.
Keberhasilan awal Dahlan Iskan membenahi PLN mengantarkannya menjadi Menteri BUMN dalam Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua menggantikan Azwar Abubakar yang sakit Menjadi Menteri BUMN, menjadikan Dahlan Iskan super sibuk. Berbeda dengan Menteri-menteri BUMN sebelumnya, Dahlan Iskan tidak mau menjadi menteri yang hanya duduk di belakang meja. Dia tidak mau hanya menerima laporan dari para staf, yang umumnya bersikap ABS. Seluruh BUMN dari yang paling kaya sampai BUMN “dhuafa” didatangi satu persatu. Dari kunjungan itu Dahlan memperoleh gambaran tentang segala permasalahan riil yang dihadapi setiap BUMN.
Maka Dahlan Iskan menjadi lebih sibuk lagi untuk memberikan dan mencarikan solusi bagi setiap BUMN. Kondisi itu menjadikan Dahlan Iskan menjadi menteri super dalam Kabinet IB II. Ia mencarikan solusi dan mendorong BUMN melahirkan ide-ide brilyan bagi kemajuan setiap BUMN. Pada waktu itu jumlah BUMN sebanyak …. Buah, yang mencakup BUMN di Udara (Garuda dsb), BUMN mengurus perut bumi Indonesia (Pertamina, PT. Gas, PT. Pertambangan dsb) dan BUMN di darat yang bisnisnya bervariasi seperti kontraktor, perkebunan, gula, garam, perikanan, perternakan, dan sebagainya. Sebagian besar kondisi BUMN diistilahkan sebagai BUMN dhuafa yang setiap tahun yang kerjanya hanya minta tambahan dana dari Pemerintah, tetapi tidak pernah menyetor deviden. Dahlan mengubah kondisi itu. Setiap BUMN harus bisa mencari sumber modalnya sendiri, dan setelah itu, jika masih diperlukan, barulah dibantu oleh pemerintah.
Dahlan Iskan mempraktekkan semangat entrepreneurship dengan slogannya yang terkenal; kerja. Kerja, kerja. Slogan yang sama diikuti oleh Presden Jokowi, termasuk baju putih-putih. Yang membedakan, Dahlan Iskan selalu memakai sepatu sket kemanapun pergi termasuk menghadiri acara-acara di istana.
Pada masa kepemimpinan Dahlan Iskan di BUMN, geliat BUMN mulai terasa. Hal itu terjadi antara lain karena faktor Dahlan Iskan yang selalu melakukan pengawasan secara teratur. Proyek-proyek besar yang dikerjakan oleh BUMN ditangkringi secara berkala sampai selesai, seperti Jalan tol di atas laut antara Depasar dengan Nusa Dua di Provinsi Bali. Begitu juga halnya dengan Bandara Internasional Kualanamu, di Propinsi Sumatera Utara.
Dari proyek tol laut Bali tersebut, lahir gagasan proyek besar Jalan Tol Laut Jawa, yang menghubungkan Jakarta sampai Surabaya. Dahlan Iskan berpendapat jalan tol laut Jawa tersebut biayanya lebih murah dari jalan tol darat, karena tidak ada lagi biaya untuk pembebasan lahan. Sayang sekali proyek itu tidak diterima, karena keburu rezim SBY berganti dengan Jokowi.
Prestasi Dahlan Iskan dalam berbagai proyek besar itu tentu pada ujungnya memberikan dampak pada naiknya citra Presiden SBY yang waktu itu sedang terpuruk. Sejumlah kader partainya (Partai Demokrat) tersangkut kasus-kasus korupsi, seperti Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondah, Siti Murdaya, Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum.
Salah satu keunggulan lain dari Dahlan Iskan adalah tidak mengambil gaji dan tunjangan-tunjangan sejak ia menjabat CEO BUMD di Jawa Timur, CEO PLN dan Menteri BUMN. Dahlan Iskan hanya menerima penghasilan dari gaji dan tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh JPNN, perusahaan yang dibesarkannya. Gaji Dahlan Iskan sebagai Meneg BUMN selama beberapa waktu memang sempat diambil untuk dijadikan gaji Ricky Elson. Ricky adalah salah satu anggota Putra Sang Petir, dalam Proyek mobil listrrik yang digagas oleh Dahlan Iskan, bekerjasama dengan Kemeneg Riset dan Tekologi. Ia adalah ahli motor penggerak listrik, yang sebelumnya bekerja selama 14 tahun di Jepang.