Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Banjir Jakarta, Berterima Kasihlah kepada Ahok

24 Februari 2017   10:51 Diperbarui: 24 Februari 2017   20:00 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada ayat yang sering dibaca para khatib di mimbar jumat dan pengajian. “Bersyukurlah, niscaya Tuhan akan Menambahkan lagi Nikmat-Nya. (Tetapi) Jika kamu mengingkarinya, maka sesungguhnya azab dari Tuhan sangatlah pedih” (QS Ibrahim/14:7).

Bersyukur berasal dari kata Arab syukur. Bahasa Indonesianya berterima kasih. Kita selaku muslim diperintahkan untuk selalu bersyukur, terutama sehabis melakukan suatu pekerjaan yang akan mendatangkan rahmat dan karunia Tuhan.  Untuk  berterima kasih, kita disuruh membaca “Alhamdulillah”. Sehabis makan  dan  bekerja, kita membaca “Alhamdulillah”. Artinya kita memuja Tuhan yang telah dan akan memberikan rahmat dan karunia kepada kita.

Dalam urusan yang lebih luas, misalnya tentang kampung atau kota kita yang tidak banjir lagi, kita juga berterima kasih kepada Tuhan,  dan tentu saja kepada pihak-pihak yang telah bekerja keras supaya kampung dan kota kita tidak lagi banjir.  Misalnya di Jakarta, seluruh gubernur telah bekerja kerasa untuk mengatasi banjir itu. 

Tentu saja pencegahan banjir tidak bisa dilakukan ibarat membalik telapak tangan. Selain itu ada gubernur yang lambat kerjanya, dan ada juga yang bisa bekerja lebih cepat, sehingga jumlah lokasi titik banjir berkurang lebih banyak dan lebih cepat.

Misalnya Gubernur Fauzi Bowo. Selama lima tahun pemerintahannya, telah berhasil menyelesaikan pembangunan  kanal banjir timur, yang diharapkan bisa menanggulangi masalah banjir di Jakarta. Namun, pembangunan kanal saja ternyata belum cukup. Aliran 13 sungai yang membelah Jakarta, curah hujan yang sangat tinggi, penanggulangan sampah yang belum maksimal, serta sistem drainase dalam kota yang buruk membuat pada awal 2013 Jakarta kembali kebanjiran.

Pada 2013, jumlah titik banjir di Jakarta berjumlah 486 lokasi. Lalu bersama Jokowi, Ahok selaku Wagub dan sendirian sejak diangkat jadi Gubernur, ia telah  bekerja keras mencari solusi terhadap masalah banjir tersebut. Maka pada saat ia libur cuti kampanye Pilgub,   jumlah lokasi banjir di Jakarta sudah berkurang banyak, hanya tersisa 80 titik banjir. Jadi dalam kurun waktu 3 tahun, Ahok telah berhasil membebaskan sebanyak 406  lokasi banjir, suatu prestasi kerja yang sangat mengagumkan. Ahok memiliki kinerja yang jauh lebih baik dari gubernur-gubernur sebelumnya, baik dari Fauzi Bowo bahkan dari Jokowi.

Maka seharusnya pula rakyat Jakarta berterima kasih, selain kepada Tuhan, juga kepada para gubernur yang telah bekerja keras mengurangi lokasi titik banjir. Dan tentunya kepada Ahok.

Jadi bukannya mencaci maki Ahok, seperti yang dilakukan Cagub Anies Baswedan. Ia melakukan blusukan ke suatu daerah titik banjir. Ia disorot kamera tivi,  berbasah--basah, sambil  menyesali Ahok yang ternyata bekerja tidak becus menanggulangi banjir, hanya ngomong doang, tapi buktinya, masih ada daerah di Jakarta yang terendam air. Yang dikunjungi Anies sebenarnya adalah daerah yang termasuk 80 titik banjir yang belum selesai ditanggulangi.

Tapi karena musim kampanye Pilgub, dan Anies adalah cagub yang ikut kompetisi, maka banjir Jakarta pada 80 titik itu menjadi senjata ampuh Anies untuk menghantam lawannya. Maka seharusnya Anies mempercayai,  bahwa azab dari Tuhan akan datang, jika ia tidak mau berterima kasih kepada Ahok.

Sekian dulu dan salam kompasiana

M. Jaya Nasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun