Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama

4 Februari 2017   04:04 Diperbarui: 4 Februari 2017   05:32 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh sebab itu, melarang umat Islam memakai dan mengikuti atribut Natal sebagaimana difatwakan MUI, terlalu berlebihan.  Fatwa itu menjadikan interaksi dan hubungan baik selama ini antara umat Islam dan umat nasrani menjadi terganggu. Padahal  yang dilakukan hanyalah sekedar mengucapkan salam Natal. Ucapan salam itu adalah perwujudan dari silaturrahim  antar umat beragama.

Saya jadi ingat 35 tahun yang lalu. Saya tinggal di lingkungan sebuah real estate di Jakarta Barat. Di komplek perumahan itu bertempat tinggal warga dari berbagai etnis dan agama. Tetangga persis sebelah rumah saya adalah keluarga beretnis Cina dan beragama Budha. Di jalan belakang rumah ada waserba milik keluarga Batak Kristen, sebagai tempat kongko-kongko dan kasbon banyak warga komplek perumahan.

 Lalu tidak jauh dari pintu masuk ke komplek perumahan terdapat toko material milik Aseng, seorang dengan etnis Cina, yang dengan baik hati menjadi tempat mengutang material bagi warga komplek perumahan,  yang dibayar kalau sudah punya uang lagi. Dan ada banyak lagi warga komplek perumahan yang menganut agama non Islam, misalnya antara lain Ignas Kleden, budayawan yang beragama Katholik.   

Hubungan dan interaksi kami sebagai warga komplek yang memeluk beragam agama berlansung dengan sangat baik, saling menghormati  dan saling tolong.  Misalnya, tetangga sebelah rumah saya yang Cina Budha. Pada hari pertama menempati rumahnya, mereka menemukan  air dari sumur bor di rumah mereka berbau payau. 

Ia mengeluh karena air di rumahnya tidak bisa digunakan untuk memasak dan juga mandi.  Ia bertanya kepada saya,  apakah kondisi air di rumah saya juga berbau payau. Saya bilang air di rumah saya tidak berbau payau. Memahami persoalan yang dihadapi tetangga baru  itu, maka saya menawarkan kepadanya untuk memakai air dari rumah saya saja dulu sampai ia dapat menemukkan solusi air payau tersebut.  Tawaran itu mereka terima. Maka setiap sore selama beberapa bulan, mereka mengalirkan air dari rumah saya ke bak mandi dan ember-ember mereka. 

Ia membalas pertolongan saya itu dengan bercerita. Pada suatu pertemuan warga komplek perumahan, tetangga saya bercerita, sebelum tinggal di komplek perumahan itu  ia sempat khawatir, karena tetangga sebelah rumahnya semuanya pribumi muslim.  Tetapi ternyata para tetangganya  itu sangat baik semua. Bahkan selama 2 bulan lamanya, ia menikmati air dari tetangga sebelah rumah, untuk masak dan mandi, secara gratis pula.

Pada saat datang Idul Fitri, para tetangga non muslim memberikan ucapan selamat lebaran. Bahkan ada yang mengucapkannya dengan  memakai bahasa  arab  ‘minal a’idin wal faizin’. Sebaliknya, pada waktu Natalan tiba, kami yang muslim  juga memberikan  salam dan selamat hari raya Natal kepada para tetangga dan teman-teman Kristiani itu.

Saya merasa, begitulah suasana toleransi antar umat beragama yang seharusnya ditumbuhkan di mana-mana. Indonesia akan menjadi kuat karena bersatu dalam keberagaman. Meski berbeda-beda dalam agama, hubungan sosial antar warga haruslah berlangsung sangat baik dan akrab, semua saling menghormati dan saling tolong menolong.

Mengucapkan salam Natal sebenarnya adalah bagian dari silaturrahim untuk mempererat hubungan persahabatan dan toleransi, khususnya dengan kalangan non muslim. Bukankah Nabi Muhammad membolehkan umatnya melakukan hubungan yang bersifat mu’amalah dengan kalangan non muslim?.

Sekian dulu dan salam kompasiana

M. Jaya Nasti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun