Rakyat Indonesia beruntung mendapatkan seorang pemimpin yang berlatar belakang wiraswasta. Presiden sebelumnya berlatar belakang militer, pemimpin ormas, ibu rumah tangga, dan tokoh politik pejuang kemerdekaan.  Di bawah kepemimpinan presiden-presiden  terdahulu,  cita-cita kemerdekaan sebagai jembatan emas untuk menuju bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera, terasa sangat lambat dan berjalan terseok-seok.
Bahkan Indonesia yang kaya dengan sumberdaya alam dilewati oleh Negara-negara tetangga yang lebih belakangan merdeka, seperti  Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Indonesia juga tertinggal jauh dari Negara-negara di Asia Timur yang pada 1960-70-an kondisinya sama dengan Indonesia. Tetapi sekarang Korea Selatan dan Cina sudah masuk dalam kelompok Negara-negara maju.
Pilpres 2014 menghasilkan Presiden baru dengan latar belakang kehidupan sebagai pengusaha. Rakyat Indonesia memilih Joko Widodo yang lebih akrab dipanggil Jokowi menjadi Presiden RI ke-7. Ia hanya berlatar belakang penghidupan sebagai pengusaha mebel yang merangkak naik menjadi eksportir mebel. Ia pernah mengalami jatuh bangun sebagai pengusaha kecil pada umumnya. Bahkan ia pernah hampir bangkrut karena ditipu oleh pembeli yang tidak membayar barang yang mereka beli. Â
Sedangkan sebagai eksportir, Presiden Jokowi mendapatkan pengalaman bagaimana sulitnya berurusan dengan para petugas di pelabuhan, bea cukai, EMKL, dan sebagainya. Tapi Presiden Jokowi juga berpengalaman bagaimana cara memasarkan barang, merayu para calon pembeli di luar negeri.
Semua pengalaman itu menjadi bekal Presiden Jokowi untuk  kelak menjadi seorang pemimpin yang mumpuni. Ia telah membuktikan dirinya memiliki sikap mental yang tangguh, tidak mudah menyerah, berani menempuh resiko dengan perhitungan yang matang, memiliki kemampuan pemasaran dan meyakinkan orang lain. Selain itu, ia seorang yang terbiasa dengan cara berpikir detil dan rinci, bukan hanya berpikir pada besarannya saja. Selain itu Presiden Jokowi sudah terbiasa dengan kerja keras sepanjang hari, yang kemudian menjadi motonya dalam bekerja : kerja, kerja.  Itulah sifat-sifat dan sikap mental kewirausahaan yang dimiliki Presiden Jokowi.
Sebagai anak dari keluarga miskin yang pernah tinggal dipinggir kali, Jokowi terbiasa dengan hidup sederhana, setia kawan, dan tidak risih bergaul dengan rakyat miskin. Ia tahu betul rakyat miskin itu harus didatangi, bukannya mereka yang diharuskan datang. Maka jadilah blusukan menjadi cara yang hebat dari Presiden Jokowi dalam mendapatkan simpati dari rakyat. Ia suka blusukan ke pasar, sawah dan tempat-tempat di mana rakyat kecil berkumpul. Dalam perjalanan dengan mobil kepresidenan bisa saja ia minta berhenti  sejenak di pinggir jalan untuk menyapa dan menyalami rakyat kecil yang sedang bekerja.
Semua pengalaman hidup baik sebagai wiraswastawan, maupun sebagai rakyat miskin di waktu kecil, telah menempa Jokowi untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat bagi bangsanya. Maka setelah menjadi Presiden RI ke-7, dalam tempo dua tahun saja, hasil kerja keras Presiden Jokowi bersama para menterinya di berbagai bidang telah terlihat nyata.  Tidak hanya di Jawa, tetapi  di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
Masih tersisa tiga tahun lagi bagi Presiden Jokowi menuntaskannya selama periode pertama kepresidenannya. Â Pada hampir semua sektor ada capaian positif, yang diharapkan dapat memperkokoh pondasi ekonomi Indonesia. Selain itu diharapkkan capaian itu dapat menjadi modal bagi Indonesia yang maju, sejahtera dan beradilan.
Laporan-laporan media mengenai kinerja 2 tahun Presiden Jokowi memerintah cukup mengembirakan, baik di bidang  infrastruktur ekonomi,  UKMK, pertanian, berbagai, pelayanan  kesehatan masyarakat, pendidikan dan sebagainya
Misalnya pembangunan infrastruktur ekonomi. Pemerintah melalui Kementerian PUPera menargetkan pembangunan waduk sebanyak 65 waduk sampai 2019 nanti. Terdiri dari 49 waduk baru, 16 lanjutan pembangunan, dan 29 penyelesaian pembangunan waduk. Sementara capaian di 2015, pembangunan waduk baru sebanyak 13 waduk, 16 waduk lanjutan, dan 5 waduk yang selesai dibangun di tahun itu. Tahun ini, kementerian menargetkan pembangunan 32 waduk, terdiri dari delapan waduk baru, 24 lanjutan, dan dua waduk selesai.
Untuk pembangunan jalan tol, pemerintah menargetkan pembangunan 1.000 kilometer jalan tol baru sampai 2019. Sampai 2015 sudah terbangun sampai 153 kilometer jalan tol, dan di 2016 ditargetkan akan terbangun jalan tol sepanjang 134 kilometer. Pembangunan jalan tol itu dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Indonesia berjuang untuk mengejar ketertinggalan pembangunan jalan tol dari Malaysia yang sudah mencapai 3000 km panjangnya. Sedangkan panjang jalan Tol di Indonesia yang diwariskan Presiden SBY hanya sekitar 750 km saja.