Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Muslim Radikal Vs Ahok

12 Oktober 2016   10:05 Diperbarui: 12 Oktober 2016   10:12 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun para pimpinan pusat Muhammadiyah sendiri, sejak periode Din Syamsuddin sampai sekarang selalu mengambil sikap mendua. Mereka tidak tegas dalam bersikap. Kadang-kadang mereka bergabung dalam  kelompok Islam radikal, dan kadang-kadang bersikap sama seperti Islam moderat. Sikap mendua itu mereka lakukan  agar dapat diterima oleh kedua pihak, baik yang muslim radikal maupun muslim liberal. Gaya kepemimpinan seperti itu sepertinya diikuti pula oleh para PP Muhammadiyah sekarang, yang dipimpin oleh Dr. Haedar Nasir.

Tapi yang pasti, sebagai ormas Islam, Muhammadiyah selalu bersikap netral, tidak berpihak kepada kontestan manapun dalam Pemilu dan Pilkada. Karenanya siapapun cagub DKI Jakarta yang datang  untuk minta restu akan diterima dengan baik. Mereka akan didukung,  tetapi secara pribadi-pribadi, bukan secara kelembagaan Muhammadiyah.

Pada Piilpres 2014, para tokoh muslim moderat dari kalangan NU menjadi pendukung dan pembela Jokowi yang gigih. Mereka bertarung melawan fitnah-fitnah yang berhamburan dari kalangan muslim radikal. Sedangkan anak-anak muda Muhammadiyah bahu membahu  dengan PKS untuk menjatuhkan dan mengalahkan Jokowi.

Saya setuju dengan pandangan Mawalu di Kompasiana, Ahok tidak perlu bicara tentang agama Islam, tentang kedekatannya dengan Islam sejak masih kecil di Belitung Timur sana.  Tidak perlu cerita bahwa ia pernah  selama sekian tahun bersekolah di sekolah Islam. Yang perlu disadari benar Ahok adalah ia sangat dibenci oleh banyak sekali muslim radikal, yang tidak menginginkan ia terpilih kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta.   

Saya berpendapat ada baiknya Ahok memanfaatkan tokoh-tokoh muslim moderat yang menjadi tim suksesnya untuk berbicara tentang perilaku Islami Ahok. Yang bicara bukan Ahok sendiri, karena bisa disalah artikan.  Begitu pula, Tim Sukseslah yang berbicara tentang berbagai prestasi Ahok yang terkait dengan keislaman, seperti pembangunan masjid agung di Balaikota,  pengiriman para marbot atau penjaga masjid  untuk melakukan umrah dan sebagainya.

Sekian dulu, Salam

M. Jaya Nasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun