Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mario Teguh Dihantam Badai

19 September 2016   05:49 Diperbarui: 19 September 2016   07:17 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca dan menyimak kasus Mario Teguh, si Motivator Super,  saya jadi teringat dengan badai yang menimpa dua mubalig kondang pada masanya, KH Nur Iskandar SQ dan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym.  Dipuncak popularitas, mereka dihempaskan badai. KH Nur Iskandar SQ terkena kasus kawin mut’ah yang oleh paham sunni disamakan dengan pelacuran,  meskipun aliran syiah menghalalkannya.  

AA Gym terkena kasus poligami, pada hal ia sering tampil mesra dengan isteri pertamanya di acara dakwahnya di televisi. Sedangkan Mario Teguh, sang motivator super, terkena kasus menelantarkan anak kandungnya sendiri (versi pengakuan Ario Kiswinar) atau anak hasil perselingkuhan isteri pertama (versi Mario Teguh).

Stasiun televisi langsung menghentikan penayangan mereka selaku mubalig kondang. Sedangkan Mario Teguh mengumumkan ia berhenti menjadi motivator untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Sampai hari ini, kedua kiyai kondang masih belum bisa sepenuhnya come back. KH Nur Iskandar SQ akhirnya pasrah untuk kembali mengurus pesantrennya. Pada masa Gusdur jadi presiden, ia sempat menjadi politikus pendukung Gusdur di parlemen. Begitu pula halnya dengan Aa Gym. Masih untung sesekali mendapat panggilan untuk berdakwah, dan juga undangan televisi yang sifatnya temporer.

Sebagai public figure,yang mereka jual sebenarnya adalah citra. Badai yang datang menghancurkan citra yangdengan susah payah mereka bangunkarena kelakuan mereka sendiri.  Mereka tidak menyadari bahwa publik menginginkan kelakuan serta perbuatan mereka harus sama sebangun dengan citra yang mereka tampilkan selaku mubalig atau sebagai motivator super.

Apapun alasan yang mereka kemukakan, tidak bisa memperbaiki kembali citra yang terlanjur rusak.  Kenapa harus kawin mut’ah kenapa harus berpoligami, dan kenapa tidak ikhlas saja menerima kehadiran sang anak meskipun hasil perselingkuhan sang isteri. Dan itupun belum pernah dibuktikan. Belum dilakukan pemeriksaan DNA untuk mengetahui  siapa sesungguhnya ayah dari Ario Kiswinar. Bisa saja ternyata Mario Teguh sendiri atau bisa juga orang lain.

Betapapun, si anak kan hanya korban dari kemelut rumah tangga orangtuanya. Pada hal banyak orang biasa saja, bukan selebritis seperti Mario Teguh,  mengadopsi anak terlantar yang tidak jelas siapa orang tuanya. Si anak diperlakukan sebagai anak kandung,  mereka mendapatkan kasih sayang, difasilitasi dan   dibiayai sampai tamat perguruan tinggi, bahkan lanjut sampai ke perguruan tinggi di luar negeri.

Apalagi Mario Teguh, ia sudah sangat tersohor dengan rangkaian kata motivasinya,  ia juga sudah sangat kaya. Jadi tidak relevan ia berbicara tentang sesuatu yang pernah diberikannya kepada Ario. Dengan acara Golden Way, setiap kali tayang Mario mendapat honor puluhan juta rupiah.  Acara itu tayang setiap minggu di Metrotivi selama bertahun-tahun, sebelum pindah ke Kompas TV. Selain itu ia juga punya banyak bisnis lain. 

Mungkin karena itulah, Tuhan mengirimkan badai untuk menghukum hamba-hambanya yang hanya pandai berbicara, sangat ahli memberikan motivasi, tetapi tidak menjalankannya  untuk diri sendiri. Dalam al-Quran surat as-Shaf ayat /61:3 dijelaskan (terjemahan bebas)  bahwa Allah sangat membenci orang yang mengatakan (kebaikan) tetapi tidak melaksanakannya.

Sekian dan salam

M. Jaya Nasti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun