Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semua Bergembira dengan Reshuffle II Kabinet Kerja Jokowi

28 Juli 2016   06:02 Diperbarui: 28 Juli 2016   11:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PDIP, partai yang mengusung Jokowi pada Pilpres 2014,  boleh pula bergembira ria. Presiden Jokowi tidak mengganggu para menterinya.  Mungkin Jokowi masih ewuh pakewuh dengan Megawati. Jadi posisi Puan Maharani  sebagai Menko masih aman, meskipun banyak pihak menilai ia menteri yang paling lemah, paling tidak berprestasi. Jokowi juga mempertahankan menteri-menteri lain dari PDIP, yaitu Tjahjo Kumulo, Pramono Anum, Yasonna Laoli dan Puspayoga.  Begitu pula dengan Ryamizard Riyakudu, Menteri Pertahanan yang dekat dengan PDIP.

Ormasi Islam Muhammadiyah yang selama 2014 s/d Juli-2016 tidak diberi posisi dalam Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Jokowi mungkin boleh jadi ikut bergembira. Seorang kader Muhammadiyah yang menjabat Ketua Bidang Pendidikan PP Muhammadiyah dan sekaligus Rektor UMM, Prof. Muhadjir Effendi  diangkat menjadi Mendikbud. Ia menggantikan Anies Baswedan dari kalangan professional. Mungkin Anies sudah tahu ia akan diganti, maka ia adalah satu-satunya menteri yang melanggar perintah tidak keluar kota yang diberi Presiden Jokowi kepada seluruh menteri.

Diangkatnya Prof. Muhadjir Effendi  Mendikbud lebih tepat disebut sebagai koreksi Presiden Jokowi atas kekeliruannya, karena tidak memberikan satu posisipun kepada Muhammadiyah, ormas Islam terbesar kedua di Indonesia. Ia memberikan tempat terlalu banyak kepada tokoh-tokoh NU dan PKB dan melupakan Muhammadiyah.

Pada hal  paham keagamaan Muhammadiyah yang moderat, bersama ormas NU adalah sendi dasar keutuhan Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara panutan di dunia dalam hal kerukunan umat beragama.

Bahkan posisi Mendikbud selama bertahun-tahun menjadi langganan kader Muhammadiyah. Tercatat berturut-turut nama Prof. Yahya Muhaimin, Prof Malik Fadjar dan Prof. Bambang Sudibyo menjabat Mendikbud. Tapi pada era pemerintahan SBY periode kedua, posisi itu tidak lagi diberikan kepada kader Muhammadiyah. Posisi itu diisi oleh kader NU, Prof. Muhammad Nuh dari Unair.

Yang boleh juga bergembira adalah orang Minang. Meskipun Rizal Ramli selaku Menko Maritim tersingkir, tetapi ada dua menteri asal Minang yang masuk Kabinet. Yang pertama adalah Asman Abnur kader PAN yang dipercaya menempati  posisi yang semula diduduki Yudi Chrisnandi dari Partai Hanura, Menteri PAN dan RB. Yang kedua adalah Alchandra Tahar. Ia pulang ke Indonesia setelah 20 berkelana di Amerika Serikat, menjadi genius di  bidang teknologi migas, pemilik sejumlah paten dan menjadi Presiden sebuah perusahaan teknologi migas di Huston. Ia dipercaya Prosiden Jokowi menempati posisi penting selaku Menteri ESDM, menggantikan Sudirman Said.

Jadi secara keseluruhan ada 5 orang Minang di Kabinet Kerja Jokowi setelah reshuffle II, yaitu Nila F. Muluk (Menkes), Sofyan Djalil (Aceh keturunan Minang), Asman  Abnur, Alchandra Tahar, dan Triawan Munaf,  Kepala Badan Ekonomi Kreatif yang posisinya setingkat menteri.  

Demikianlah permainan politik tingkat tieringgi yang dilakukan Presiden Jokowi. Semua pihak dijadikan bergembira ria. Semua menerima keputusan reshuffle II yang diumumkan Presiden Jokowi.

Sekian dan Salam

M. Jaya Nasti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun