Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Para Menteri dari LP3ES

26 April 2016   10:41 Diperbarui: 30 April 2016   04:45 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri terbanyak  yang berasal dari LSM bukan dari CSIS, lembaga “think tank” yang dulu dekat dengan pusat  kekuasaan , tapi dari LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) . Di zaman Orde Baru, memang ada dua menteri yang punya kaitan dengan CSIS, yaitu Ali Murtopo dan Daud Jusuf.  Tapi sebelumnya ada Adam Malik, menlu yang kemudian menjadi Wapres. Ia anggota Bineksos, lembaga yang mendirikan LP3ES.

Bersamaan dengan itu, ada Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo,  Ketua Dewan Pembina LP3ES Pertama,  yang menjadi Menteri Perdagangan dan kemudian  Menristek.  Kemudian ada Emil  Salim Ketua Dewan Pembina LP3ES Kedua, yang menjadi Menteri KLH. Pada salah satu Kabinet Pembangunan, tercatat pula nama Dorodjatun Kuntjorodjakti yang menjadi Menko Ekuin.  Ia  pernah pula menjadi Ketua Dewan Pembina LP3ES.

Pada level staf LP3ES, tercatat sejumlah nama yang pernah menduduki kursi menteri. Yang pertama adalah Manuel Kaisiepo yang menjadi Menteri Daerah Tertinggal di era Presiden Megawati. Ia putra Papua dari Pulau Biak. Ayahnya  pernah menjadi gubernur Papua yang waktu itu masih bernama Provinsi Irian Jaya. Di LP3ES ia menjadi redaktur Majalah Prisma.  

Lalu ada pula mantan staf LP3ES lain yang pernah menjadi menteri. Mereka adalah Adrinof Chaniago (mantan Menteri Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas, Ferry Mursyidan Baldan (Menteri Pertanahan dan Agraria) dan Rizal Ramli (Menko Kemaritiman).

Namun mantan staf LP3ES yang punya rekor berkali-kali menjadi menteri dipegang oleh Rizal Ramli. Ia pernah menjadi Menteri Keuangan, Menko Ekonomi  pada pemerintahan Gus Dur dan Megawati. Sekarang di Kabinet Kerja Presiden Jokowi, Rizal Ramli menempati posisi Menko Kemaritiman. Sedangkan di LP3ES, Rizal Ramli pernah menjadi redaktur Majalah Prisma yang diterbitkan LP3ES.

Lalu siapa sangka Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN punya kaitan dengan LP3ES. Ia memulai karir sebagai wartawan dengan mengikuti Pelatihan Wartawan yang diselenggarakan LP3ES pada 1975 selama 6 bulan. Ia kemudian menjadi pemimpin jaringan media terbesar (JPNN), menjadi Dirut PLN dan Menteri BUMN di era SBY.

LP3ES sebagai lembaga penelitian, penerbitan dan pendidikan non pemerintah, yang sekarang dikelompokkan sebagai LSM, termasuk yang tertua di Indonesia,  seumuran dengan PKBI dan Bina Swadaya. LP3ES dapat diibaratkan sebagai “rumah gadang”  di masyarakat Minangkabau. Ada yang mendirikan, lalu ada yang lahir di sana dan kemudian pergi merantau. Sesekali, mereka pulang ke rumah gadang itu untuk melepas kerinduan, menyapa dan kadang-kadang untuk berbagi pengalaman.

Ada yang kemudian menjadi guru besar seperti Didik J. Rachbini, Didin Damanhuri, Bambang Pranowo dan Laode Kamaluddin. Ada pula yang pernah menjadi  ketua lembaga Tinggi Negara, seperti Jimly Assiddiqy, yang menjadi Ketua MK pertama. Ada pula yang menjadi dubes, seperti Abdullah Syarwani. Tidak  terbilang yang menjadi anggota DPR, seperti Hadimulyo, Mufid Abusairi dan Arief Mudatsir.  

 Ada pula yang dulu hanya sebagai anggota kelompok diskusi yang dimentori oleh M. Dawam Rahardjo selaku Direktur LP3ES. Sekarang mereka  menjadi  guru besar dan mantan rektor perguruan tinggi ternama, seperti  Azyumardi Azra, Konmaruddin Hidayat (UIN Jakarta). Ada pula mantan staf yang kemudian menjadi Kepala Litbang Kompas, yaitu Daniel Dhakidae.  Tentu tidak boleh dilupakan ada pula yang menjadi  kolumnis seperti Fachry Ali dan budayawan, yaitu Ignas Kleden.

Suasana dan iklim kerja yang egaliter dan demokratis, menjadikan LP3ES berbeda dengan lembaga-lembaga non pemerintah lain. Di sana diskusi berlangsung cair dan terbuka. Tidak ada sekat-sekat penghalang berupa dinding senioritas dan jauh dari sikap feodalisme dan SARA. Tentu saja kinerja dan prestasi kerja staf sangat dihargai. 

LP3ES menerapkan pula bahwa seorang staf  berkat kinerja dan kepemimpinannya, bisa merangkak naik menjadi Kepala Bagian atau Program dan bahkan menjadi pimpinan lembaga (direktur). Hal itu disebabkan LP3ES tidak dimiliki oleh sejumlah orang, tetapi oleh semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun