Mohon tunggu...
M. Jaya Nasti
M. Jaya Nasti Mohon Tunggu... mantan profesional -

Hanya seorang kakek yang hobi menulis agar tidak cepat pikun

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Catatan Awal tentang Susi Pudjiastuti, Menteri KKP

31 Oktober 2014   15:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:04 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Susi Pudjiastuti adalah menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi yang paling banyak diberitakan. Ia paling disorot tetapi juga paling dipuja dan diapresisi. Ia menteri yang terbuka dan berbicara lepas. Ia suka merokok dan juga suka minum anggur. Ia seorang ibu yang tidak memakai jilbab. Tapi mengenai kebiasaan itu,  Susi mengatakan ‘biarlah dia menjadi dirinya sendiri’. Berikut sejumlah catatan tentang Susi Pudjiastuti.

·Susi Pudjiastuti  bercanda :  dulu dia dipanggil Susi Gila,  sekarang Presiden memerlukan orang gila mengurus KKP. Ia bercanda yang mengandung kebenaran.  Urusan Kelautan dan Perikanan sedemikian besar. Potensi ekonominya mencapai  Rp 3000 triliun setahun. Tetapi Profesor hebat dari IPB Bogor,  laksamana laut dan politisi yang dipercaya menjadi Menteri KKP terdahulu ternyata gagal mengembangkkan potensi  kelautan yang sedemikian besar. Mereka hanya bisa membuat rencana dan analisis canggih,  tapi tanpa “action”.

·Presiden Jokowi dengan jeli melihat, KKP memerlukan pemimpin yang memiliki sikap mental kewirausahaan sejati,  yang berani mengambil resiko, berani melakukan terobosan,  jeli melihat permasalahan dan jeli melihat peluang, serta memiliki segudang pengalaman dalam bisnis kelautan dan perikanan. Ia melihat,  semua kualiifikasi itu ada pada diri Susi Pudjiastuti. Maka Presiden Jokowi memilih Susi Pudjiastuti menjadi menteri KKP,  meskipun ia tidak memiliki ijazah sarjana. Ia tidak tamat SMA.

·Susi Pudjiastuti melihat hal yang sepele tapi manusiawi. Pada hari pertama masuk kantor, ia datang pukul 07.30,  tapi kantor KKP masih sepi. Ia lalu menanyakan jam kerja di KKP, dijawab dari 08.00 sampai jam 16.00. Susi langsung membuat keputusan, jam kerja diubah, masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 15.00. Katanya,  agar pergi kerja tidak terlibat kemacetan panjang sehingga masih fresh memulai pekerjaan. Pulang lebih cepat, juga agar tidak kena macet dan masih ada waktu bermain bersama keluarga di rumah.

·Masuk pertama kali ruang kerja menteri,  Susi langsung meminta dipasang peta besar Indonesia, agar setiap saat bisa melihat permasalahan kelautan dengan membaca peta. Rupanya 4 menteri  KKP terdahulu tidak memerlukan peta di ruang kerjanya. Rupanya selama ini mereka membuat perencanaan tanpa peta Indonesia.

·Susi sedih karena Indonesia merupakan satu-satunya negara yang tidak punya regulasi. Sejak era Gus,  1999,  sudah 15 tahun lamanya KKP dibentuk. Kenapa peraturan perundang-undangan mengenai kelautan dan perikanan belum dibuat?  Jadi selama 15 tahun KKP bekerja tanpa dilindungi dan dipagari oleh Undang-Undang.

·Susi bilang kita masih kalah dari Thailand dan Malaysia yang luas wilayah kelautannya tidak seberapa di bandingkan Indonesia. Kok bisa ya,  salahnya di mana?

·Susi mengatakan seharusnya di setiap kota-kota kecil di sepanjang pantai Indonesia ada lapangan terbang perintis,  agar ikan, udang,  lobster yang ditangkap nelayan bisa dengan cepat dipasarkan ke luar negeri. Udang laut dan lobster dihargai sangat tinggi jika dijual dalam keadaan hidup. Dengan cara demikian,  nelayan akan bisa ditingkatkan taraf hidupnya. Untuk membuat bandara perintis yang panjangnya hanya 1 km,  diperlukan dana hanya sebesar Rp 10-20 milyar.

·Sudah 33 tahun Susi berwirausaha di bidang perikanan. Ia menampung hasil tangkapan nelayan. Ia juga menampung kodok hasil budidaya dan tangkapan nelayan. Ia memasarkannya ke Jakarta,  dan mengekspor ke luar negeri. Jadi, ia tahu betul seluk beluk bisnis perikanan dan kelautan.

·Susi baru 10 tahun mengembangkan usahanya di bidang jasa penerbangan.  Dia memulainya dari sebuah pesawat  yang dia beli untuk menerbangkan lobster ke bandara Suta dan selanjutnya diekspor. Sesudah itu, ia mengetahui bahwa bisnis penyewaan pesawat kecil ke lapangan perintis di kota-kota terpencil,  cukup menguntungkan. Maka ia mendirikan perusahaan Sussi Air. Setiap tahun ia membeli 6 pesawat baru dan bisnis ini semakin berkembang. Sekarang ia punya 80 pesawat kecil model cessna dan caravan.  Jadi jelaslah, Sussi Air yang dijalankan Susi Pudjiastuti selaku CEO mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan. Rutenya seluruh daerah pedalaman dan kota-kota terpencil, termasuk Papua. Pilotnya semua orang asing, karena mempunyai profesionalisme yang tinggi dan mau mengerjakan apa saja,  termasuk memandikan pesawat.

·Berkebalikan dengan Susi Air,  pemerintah juga  mempunyai  perusahaan penerbangan untuk daerah perintis. Namanya Merpati Nusantara Airline (MNA). Sekarang MNA di larang terbang, mempunyai tunggakan utang Rp. 7,6 Triliun, dan sudah setengah tahun tidak mampu membayar gaji karyawan.

Susi Pudjiastuti  yang hanya tamat SMP  ternyata jauh lebih hebat dari para profesional di MNA yang sebagian besar berpendidikan tinggi. Kenapa bisa? Karena Susi Pudjiastuti bekerja dengan sikap mental seorang wirausaha sejati. Sedangkan para profesional di MNA bekerja dengan sikap mental orang gajian.

·Susi bilang, diangkat jadi menteri gajinya tinggal 1% dari gajinya sebagai CEO di perusahaan-perusahaan miliknya. Tapi ia ikhlas. Sekarang CEO di perusahaannya diserahkan kepada Mayjen purn Sudrajat, mantan kasospol dan mantan dubes di Cina, terakhir sbg tim sukses Prabowo.

·Susi merasakan kebahagiaan karena dengan usaha jasa penerbangannya, ia ikut berkontribusi menjadi perekat NKRI.

·Pada 2004 gempa bumi hebat dan tsunami menghancur leburkan Aceh. Susi menerbangkan pesawat kecilnya membawa bantuan bahan makan dan obatan ke Aceh. Meulaboh adalah daerah terdekat pusat gempa. Kota itu rata dengan tanah. Susi bersikeras untuk mendaratkan pesawatnya di Meulaboh meski dilarang oleh pihak otoritas bandara.  Akhirnya Susi diizinkan mendarat,  dan pesawatnya menjadi yang pertama mendarat di daerah bencana Tsunami Aceh.

·Para nelayan di Pangandaran merencanakan selamatan dan pesta karena Susi diangkat menjadi menteri.  Hari Jumat siang (31/10/2014)  ia akan pulang ke rumahnya. Ia akan disambut di bandara dan diarak ke tempat pesta yang sudah disiapkan. Rupanya ia  dicintai dan menjadi kebanggaan rakyat di Pangandaran.

·Terakhir,  mantan suaminya, orang Jerman,  yang jauh-jauh datang dari Swiss untuk mengucapkan selamat dan menghadiri pelantikan Susi  berkomentar.  Susi adalah perempuan satu-satunya di dunia. Yang dia maksud barangkali, Susi adalah perempuan satu-satunya di dunia yang hanya tamat SMP,  bisa menjadi wirausahawati sukses di bidang perikanan dan penerbangan, dan kemudian diangkat menjadi menteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun