Mohon tunggu...
Mizanurrohman Asyari
Mizanurrohman Asyari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tak kerja tak makan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PPKM Darurat Membuat Rakyat Kecil Tak Bisa Memenuhi Kebutuhan Hidupnya

27 Juli 2021   00:50 Diperbarui: 27 Juli 2021   00:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 yang masuk ke Indonesia yang terhitung dari awal tahun 2019 sampai sekarang, Banyak upaya dan program yang di berlakukan oleh pemerintah daerah dari mulai PSBB sampai sekarang di berlakukan PPKM Darurat. 

Tujuan pemerintah memberlakukan aturan tersebut yakni untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, karena begitu banyak nya virus covid-19 berkembang hingga ada beberapa jenis dan salah satunya varian delta yang mudah terpapar dari satu ke yang lainnya. Tapi untuk rakyat kecil peraturan pemerintah tersebut bisa dibilang sangat mencekik karena mereka harus keluar rumah mencari makan dan nafkah untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Ini menjadi sorotan bagi semua orang karena di berlakukannya peraturan pemerintah ini membuat rakyat kecil kebingungan antar diam dirumah dengan mati kelaparan atau berjuang keluar rumah mati oleh covid-19, jika keluar rumah mencari nafkah banyak juga aparat Negara yang mengusir bahkan mengangkut barang dagangan mereka. 

Bagaimana mereka bisa hidup tenang sedangkan oknum aparat yang arogan terus mengganggu mereka disaat mereka mencari kebutuhan hidup, sudah di berlakukannya aturan PPKM ditambah oknum aparat yang arogan dan mengangkut barang dagangan mereka pasti mereka sangat tercekik oleh keadaanan yang seperti itu.

Penulis juga sempat mewawancarai seorang pedagang dan seorang petani, tentunya mereka bergantung pada usaha mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup nya. Pedagang itu mendapatkan pengahsilan perhari paling besar hanya 50-70 rb sedangkan mereka punya keluarga yang harus mereka beri makan,punya anak yang harus mereka sekolah kan,punya anak yang harus diberi makanan bergizi,apakah cukup dengan 50 ribu perhari untuk kehidupan mereka ? Menurut penulis tentunya tidak akan cukup. 

Seorang petani pun berkeluh kesah karna harga gabah yang anjlok bikin mereka pusing untuk memenuhi kebutuhan hidup nya, penulis bertanya tentang kartu tani yang mereka miliki dan mereka sontak menjawab "oh tentu kurang membantu,karena sawah satu hektare hanya kebagian pupuk sekitar 25 kg saja" dan kalau mereka beli pupuk tapi tidak memiliki kartu tani ya mahal harga nya,jadi tidak merata. "pupuk mahal, padi murah. Jadi tidak seimbang" ujar seorang petani tersebut. Mereka juga berpesan kepada pemangku kebijakan untuk menaikan lagi harga gabah jangan sampe turun seperti sekarang ini.

Memang saat kondisi seperti ini sangat merugikan bagi rakyat kecil, karena mereka bingung harus mencari kebutuhan hidup dengan cara apalagi. Disisi lain memang kita harus mematuhi aturan pemerintah untuk dirumah saja, tapi bagi rakyat kecil mereka tidak bisa tinggal diam dirumah saja karena tidak ada pemasukan untuk kebutuhan hidup mereka sehari hari. 

Disaat mewawancarai pedagang kaki lima dan seorang petani, penulis tak lupa selalu mengingatkan mengajak untuk selalu menerapkan protocol kesehatan,menjaga jarak serta menggunakan masker disaat keluar rumah serta menyadarkan mereka bahwa virus corona ini sangat berbahaya bagi diri kita sendiri. Untuk itu mari kita bersama sama memutus mata rantai penyebaran virus corona ini dengan cara selalu menerapkan protocol kesehatan,menjaga jarak,menggunakan masker saat keluar rumah,sering mencuci tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun