PENTINGNYA BELAJAR FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA BAGI MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Siti Binik Rusmiati
Mizan sa'roni
Amelia Putri
Muhammad fariz aulia
Deni Rachmanto
Devi widayanti
Fakultas ilmu social dan politik,UPN Veteran jawa timur
ABSTRAK
      Ilmu  filsafat dengan ilmu hubungan internasional sangat erat hubungannya. Analisa dalam filsafat sangat berguna dalam pendekatan-pendekatan di ilmu hubungan international. Sepanajang ilmu filsafat dapat mampu menempatkan masalah-masalah politik dalam konteks yang lebih jelas. sementara itu ilmu logika  dalam konteks hubungan internasional  memiliki makna bahwa ilmu       pengetauan  itu untuk berfikir lurus , kecakapan menalar, berfikir dengan tepat. Studi ini berisi tentang alasan yang mencakup dialektikal, argumentati, dan intelektual karena dasar dari logika adalah perkataan, pemikiran, idea, argumentasi, alasan, atau prinsip. Oleh sebab itu, logika sering disebut dalam kategori salah satu studi utama dalam filsafat, matematika, dan komputer. Dalam filsafat, logika tidak bisa dihiindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran. Objek material dari ilmu logika adalah penalaran, sementara objek formal llogika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya. Secara sederhana, logika merupakan jalan pikiran yang masuk akal. Istilah ini mungkin sering kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari bersamaan dengan kata logis, dimana kata logis memiliki makna masuk akal.
Â
Kata kunci : Kritis,logis, masuk akal
Â
      Apa sih pentingnya belajar filsafat ilmu dan logika bagi mahasiswa hubungan internasional? Logika sendiri berasal dari nahasa Yunani Kuno (Logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan lewat Bahasa. Menurut KBBI, logika adalah jalan pikiran yang masuk akal. Logika  berkaitan erat dengan kata logis karena logis adalah sesuai dengan logika, benar menuruit penakaran, dan masuk akal. Logika adalah cabang filsafat yang praktis, artinya berpiir dengan logika dapat  dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
      Sumber dari filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan kalbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-sungguh untuk mencari ke benaran dan akhirnya memperoleh kebenaran. dengan belajar filsafat, paling tidak ada tiga hal yang bisa diambil yaitu pelajaran. Yang pertama, filsafat telah mengajarkan kita sebagai manusia untuk lebih mengenal diri sendiri secara totalitas, sehingga dengan pemahaman tersebut kita dapat mencapai hakikat manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya. Filsafat mengajari kita agar terlatih untuk berpikir serius, berpikir secara radikal, mengkaji sesuatu sampai ke akar-akarnya.
      Munculnya filsafat ilmu sebagai bidang studi pada tahun 1930-an. HI awal berbeda dengan ilmu-ilmu sosial lain yang muncul pada saat itu karena di dalam arti ia tidak berusaha membentuk dirinya sendiri pada ilmu alam dan tidak serta merta menaruh perhatian pada pengungkapan hukum hukum yang akan membantu di dalam pemahaman realitas yang sangat kompleks.Pemahaman awal ilmu ini bersifat  elementer (belum sempurna) dan pada umumnya didasarkan pada pemikiran yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh filsafat yaitu Thomas  Hobbes, John Stuart Mill, Davud Hume dan Rene Descartes. Dasar Pemikiran yang sifatnya menyelidiki manusia telah memainkan peran dalam ilmu-ilmu manusia sejak pemikiran atas kondisi manusia yang menjadi aktivitas Nampak normal. ilmu alam menjadi ilmu berdasarkan perceraian paksa dari filsafat, ilmu sosial beralih pada filsafat untuk legitimasi. Karena ide-ide pengetahuan yang terdapat di dalam ilmu sosial hampir selalu ditulis dari kerangka pembenaran filosofis. ilmu sosial ini tidak terlepas  dari sejarah ilmu sosial, dan banyak lagi debatan yang telah membentuk dan membangun hubungan internasional (HI), Perkembangan HI tidak mudah dipahami sebagai langkah yang tidak bisa diganti menuju ilmu dikarenakan ada banyak pihak-pihak yang menentang ilmu HI.  Â
      Penggunaan pandangan secara sistematis, filsafat ilmu dalam HI dimulai dengan adanya pemberontakan pemberontakan perilaku (behavioral revolt),   pemberontakan ini terjadi di dalam ilmu politik dan Ilmu sosial lain sejak awal 1950-an, kemudian mulai muncul dalam HI pada 1960an. Peralihan filsafat ilmu dapat mempengaruhi pemberontakan perilaku dalam HI dan penerimaan yang luas, posisi filsafat ilmu sebagai dasar untuk penyelidikan sosial merupakan fenomena 'tinggal landas' merupakan bagian dari ilmu sosial, menjanjikan pertumbuhan yang berkelanjutan di dalam kerangka interpretasi sosial.
      Filsafat yang merupakan aktivitas untuk berpikir secara krisis dan terperinci untuk mendalami suatu kasus tentang pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidup manusia apakah sesuai dengan tujuan hidup. Dengan adanya pengetahuan metodis, sistematis, dan relektif membuat filsafat menjadi studi dengan ilmu pengetahuan yang benar karena ide-ide yang dipertanyakan oleh filsuf. membuat filsafat itu memiliki sifat yang terbuka, dengan tidak memberikan sebuah jawaban mutlak yang berlaku sepanjang masa. Pada hakikatnya, mahasiswa HI berfilsafat untuk mengembangkan serta mempertanyakan pendapat yang masih didasarkan oleh logika bukan menjawab sebuah pertanyaan dengan otot atau kekuatan Otoritas politik semata. Berpedoman pada teori-teori yang ada, berfilsafat membantu para mahasiswa HI untuk menemukan atau mengemukakan sebuah pendapat baru yang mungkin lebih akurat dari tokoh-tokoh filsafat. Hal ini juga dikarenakan cara kerja otak generasi milenial saat ini lebih berpikir secara logis. Filsafat ilmu yang digunakan dengan salah, terjadi karena adanya kekurangan dalam memahami konsep konsep studi HI.  Â
     Kesalahan kesalahan yang berawal dari kekurangan pemahaman kata kunci atau tidak bisanya mengumpulkan banyak teori-teori serumpun mungkin. Para tokoh-tokoh filsafat juga terus dan terus mengkaji manusia selaku objek yang dikaji. Pada hakikatnya, manusia berfilsafat itu karena perasaan ingin tau yang mendalam. Ingin mempelajari serta mengkaji sesuatu yang belum terjawab oleh teori-teori yang ada, hal ini dikarenakan pemikiran manusia yang kritis. Seperti kasus Galileo Galilei yang diasingkan kemudian dipenjara se umur hidup karena berpendapat bahwa pusat tata surya adalah matahari dan bukan bumi. Kemudian para rohaniawan di biara mengkaji teori heliosentris yang dikemukakan oleh Galileo. Setelah itu, nama Galileo dirubah atau direhabilitasi menjadi ilmuan dan yang meresmikan nama Galileo menjadi ilmuan adalah Paus Benediktus XVI pada 21 Desember 2008. Dari kasus ini bisa dilihat bahwa para tokoh-tokoh filsafat tidak serta merta membuat sebuah teori tanpa dasar yang jelas.
      Filsafat merupakan studi yang menjadi cikal bakal atau dasaran kehidupan manusia membuat banyak teori yang perlu dikaji lebih lanjut, hal ini dikarenakan peradaban manusia selalu berubah-ubah. Manusia yang terus menerus berkembang ke arah yang lebih modern juga membuat ada beberapa teori-teori yang dirubah sedikit mengikuti perkembangan zaman. Dasar dari filsafat adalah pengetahuan, yang dimana pengetahuan ini tentang hakikat tentang segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan manusia. Filsafat juga belajar dari kesalahan karena dengan adanya kesalahan dan perbedaan yang ada akan memunculkan pemikiran pemikiran yang baru sehingga dapat memunculkan teori-teori yang lebih akurat dan efisien. Pendapat tentang filsafat ilmu dan urgensinya dalam HI memunculkan banyak pertanyaan yang tidak mudah.      Â
       Didefinisikan yang kemudian pertanyaan-pertanyaan kecil itu mungkin dianggap sepele, namun di dalam perspektif dan sudut pandang filsafat, hal ini merupakan awal dari sebuah teori yang akan dikembangkan oleh pemikiran manusia. Urgensi dalam perkembangan HI sendiri merupakan satu kesatuan yang berkesinambungan karena sama-sama dituntut untuk berpikir secara kritis namun tetap didasari oleh akal pikiran. Pembelajaran filsafat sendiri juga tidak semudah apa yang dibayangkan karena pengumpulan teori-teori membutuhkan waktu yang menguras cukup banyak tenaga dan pemikiran. Namun, mahasiswa HI tidak pernah memandang kesulitan ini sebagai sebuah ancaman namun mereka dituntut untuk berpikir bahwa ancaman itu merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi didepan mata. Oleh karena itu, terlepas dari  Pengecualian-pengecualian yang ada ilmu pengetahuan yang modern hanya muncul sebagai ilmu disaat otonomi dari filsafat tersebut berdiri tegak dengan kokoh. Melihat banyaknya keberhasilan dari ilmu-ilmu alam, banyak pendapat yang menyatakan bahwa penyelidikan filsafat ilmu tidak bisa dihindari. Penyalahgunaan filsafat ilmu dengan studi HI sering memiliki masalah karena kurangnya kejelasan konseptual, penyalahgunaan istilah kunci serta penerapan naif dari konsep-konsep kunci yang telah dikembangkan serumpun mungkin di dalam disiplin ilmu tanpa memperhatikan penggunaannya secara spesifik (konteks perkembangannya).Â
       Filsafat ilmu  Menegaskan bahwa banyak konsep-konsep dapat dikembangkan di dalam praktek ilmu yang mengemukakan beberapa unsur didalamnya. Dengan kata lain, perkembangan filsafat didalam HI sangat mendominasi kemajuan HI sendiri karena munculnya banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh-tokoh filsafat kemudian dikaji dan diteliti oleh para ahli sehingga studi HI dapat berkembang sedemikian rupa dan menyeimbangi perkembangan zaman yang modern.
KESIMPULANÂ
      Seperti yang di samapaikan oleh Thomas  Hobbes, John Stuart Mill, Davud Hume dan Rene Descartes. Tentang dasar pemikiran yang bersifat menyelidiki manusia telah memainkan peran dalam ilmu-ilmu manusia sejak pemikiran atas kondisi manusia yang menjadi aktivitas, dan munculnya HI sebagai sebagai ilmu sangat menjadi kan mahasiswa HI menjadi lebih kritis dalam berpendapat dan pada akhirnya HI dikenal sebagai salah satu ilmu-ilmu social. Adapun manfaat yang dapat diambil dari mempelajari Filsafat bagi mahasiswa HI adalah dapat berfikir suatu masalah lebih mendalam dan berfikir kritis pada suatu masalah yang di hadapi, dan dapat membentuk suatu argument secara baik mulai dari lisan dan tulisan. Di dalam perkembangan HI sendiri, urgensi yang diterapkan merupakan satu hal yang saling berkaitan karena sama-sama dituntut untuk berpikir secara kritis namun tetap didasari oleh akal pikiran yang berpikir secara logis.
      Filsafat ilmu yang digunakan dengan salah, terjadi karena adanya kekurangan dalam memahami konsep konsep studi HI. Kesalahan kesalahan ini berawal dari kekurangan pemahaman kata kunci atau tidak bisanya mengumpulkan banyak teori-teori serumpun mungkin. Filsafat juga belajar dari kesalahan karena dengan adanya kesalahan dan perbedaan yang ada akan memunculkan pemikiran pemikiran yang baru sehingga dapat memunculkan teori-teori yang lebih akurat dan efisien. Studi HI yang belajar keluar dari batasan yang ada, filsafat merangkul studi ini yang didasarkan oleh metode-metode serta teori-teori yang telah dikembangkan oleh para tokoh filsafat.                                                             Â
      Sebagai mahasiswa HI yang mempelajari filsafat, mereka dituntut untuk peka terhadap sekitar kemudian peka terhadap apa yang terjadi. Hal ini untuk mempermudah mahasiswa HI dalam berfilsafat, karena tidak mudah untuk menyimpulkan sebuah pendapat hanya dengan melihat sekilas, namun perlu dikaji dari akar sebuah isu-isu atau permasalahan. Pada hakikatnya, manusia berfilsafat itu karena perasaan ingin tau yang mendalam. Ingin mempelajari serta mengkaji sesuatu yang belum terjawab oleh teori-teori yang ada, hal ini dikarenakan pemikiran manusia yang kritis.
DAFTAR PUSTAKA
lukman, h. (2020). filsafat ilmu dan logika. lakeisha, 1-2.
Thomas Risse, b. S., baehaqie, i., w. c., & rizal, m. (2021).
Filsafat ilmu sosial dan Hubungan Internasional. nusamedia, 1-18.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H