Mohon tunggu...
Miya Sumandli
Miya Sumandli Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surya Paloh: Saya Percaya Kepada KPK

24 Oktober 2015   13:03 Diperbarui: 24 Oktober 2015   13:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah Tempo yang memberikan kesempatan khusus kepada Surya Paloh dalam sebuah wawancara 4 seri patut dipuji. Selama ini media cenderung hanya memberi potongan informasi yang provokatif, sehingga mengubah makna pernyataannya menjadi kecaman masyarakat luas. Padahal Surya Paloh sudah berkali-kali menegaskan bahwa dia pribadi dan NasDem telah memberi kepercayaan dan kehormatan kepada KPK untuk terus mengungkap kasus Bansos Gubernur Sumut hingga tuntas, termasuk dengan resiko yang sudah terjadi: Sekjen nya sendiri akhirnya terjerat.

Salah satu poin penting dari wawancara tersebut adalah pertanyaan yang mengklarifikasi apakah Surya Paloh mengontak Jaksa Agung sehubungan pertemuan di DPP Nasdem. Surya Paloh dengan tegas menyatakan tidak ada niat sedikit pun melakukan hal tersebut. Ia menyatakan dengan gamblang, kenal dan memiliki kontak berbagai penegak hukum. Namun bila dipikirkan mengapa harus seorang Jaksa Agung yang harus ia kontak? Kalau memang tujuannya kong kalingkong dalam tingkatan yang lebih tinggi, kenapa tidak Presiden sekalian saja yang ia lobby? (mengingat posisinya sebagai seorang Ketua Umum partai pendukung pemerintahan). Lagipula Surya Paloh sudah sangat berkecukupan secara finansial. Kalau benar dia menerima hadiah, memangnya seberapa besarnya nilai Rp 200 juta dibandingkan dengan harta yang ia miliki? 

Berikut cuplikan jawaban Surya Paloh:

Pertanyaan: Betulkah ada pertemuan yang di kantor NasDem dengan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho?
Jawaban Surya Paloh: "Permintaan pertemuan itu inisiasi OC Kaligis. Kapasitas beliau sewaktu sebagai Ketua Mahkamah Partai. Beliau duduk di sini, saya berada di sini. Dia bilang, Pak Ketum saya mohon tolonglah menerima Bung Gatot, Gubernur Sumut.  Masalah apa? Dia nggak cocok sama Erry (Tengku Erry Nuradi, Wakil Gubernur Sumatera Utara).

Itu tidak langsung saya respons. Sebulan kemudian baru saya terima dia. Saya terima saja dua-duanya. Kenapa? Saya ini macam kakak bagi mereka berdua. Gatot ini kader PKS. Erry itu dulu Golkar, terus ke NasDem. Ini, supaya kalian tahu dua-dua. Saya ini kakak mereka yang memang dibesarkan di daerah wilayah Sumatera Utara. Semua orang tahu.

Ketika mereka juga mencalonkan diri, saya dukung juga. Jadi kalau ada susahnya, ya saya ikut juga. Itu yang orang nggak paham. Mendukungnya sebagai apa? Waktu itu belum Partai NasDem, ormas saja. Gatot dan Erry nggak cocok, tidak harmonis dalam hubungannya, apa salahnya sih? Pertemuannya di meja sana. Siapa yang hadir? OC, Gatot, Erry, dan saya. Berarti empat orang, kan?"

Pertanyaan: Anda mengontak Jaksa Agung?
Jawaban Surya Paloh:
"Kenapa mesti Jaksa Agung? Apa motivasinya? Satu, kalau dikaitkan dengan materi, kan kalau membantu orang, kita ambil dua aja, ada materi dan non-materi. Materinya kira-kira, bukan saya sombong, Gatot mampu beri saya apa? Untuk seorang Surya, ketua partai ini. InsyaAllah, mudah-mudahan, bukan takabur, tidak ada. Ini sejujur-jujurnya.

Kemudian non-materi, politik. Apa yang saya harapkan dari Gatot? Supaya popularitas NasDem ini hebat? Supaya saya dikenang hebat? Atau supaya hebat sekali? Kadang-kadang barangkali orang jangan-jangan berpikir, ini hebat sekali membantu PKS. Nggak ada juga. Jadi kalau yang namanya pertemuan itu, ada. Kan sudah pasti, nggak terbantahkan dari awal. Siapa yang hadir saya sudah ceritakan, isi konten.

Nah pertanyaan berikutnya, ada nggak satu kalimat pun, baik yang diutarakan oleh Erry atau Gatot atau saya, ‘Ini kami sedang berperkara, tolonglah. Bang, tolong bantu.’ Nggak ada satu kalimat pun.

Jadi ending pertemuannya, ‘Baik-baik kalian bekerja berdua, selesai.’ Saya yakin BAP-nya juga begitu. Insya Allah begitu. Kalau nggak, itu lucu sekali. Ya di BAP kalau bilang nggak ada pertemuan, bohong dong. Memang ada.

Tapi konten, substansi, isi, pertemuan apa? Terus di mana kaidah yang terlanggar? Jangankan hukum, etik apa yang terlanggar? Menerima kedatangan gubernur dan wakil gubernur. Saya terima di sini, mulai dari orang awam, para kader, pimpinan partai, presiden, saya terima di sini. Pejabat dalam dan luar negeri kepala negara saya terima di sini."

Pertanyaan: Anda siap diperiksa KPK untuk menjelaskan hal itu?
Jawaban Surya Paloh:
 "Nah, inilah yang sekarang menjadi konsumsi publik. Dunia akan runtuh kalau pertemuan itu tidak terbongkar dan Bung Surya tidak dipanggil sebagai saksi oleh KPK. Saya pikir KPK emangnya goblok? Mau memaksakan, apa, memanggil-memanggil saksi? Boleh saya katakan, tidak akan sedangkal itu. Jadi harus ada reason (alasan), ada dasar hukumnya. Ada ini-itu kalau kita memang percaya pada KPK. Saya percaya kepada KPK."

Saya percaya kepada KPK. Inilah dasar dari seluruh sikap dan jawaban yang diberikan Surya Paloh 

Sumber tulisan: 

http://nasional.tempo.co/read/news/2015/10/24/078712633/surya-paloh-blakblakan-2-jaksa-agung-saya-telepon-jokowi

http://www.kompasiana.com/gantyo/surya-paloh-dan-pemberitaan-media_562ae7e463afbd6105eb26ee

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun