Kemarahan rakyat atas kader-kader partai yang tersandung kasus korupsi (dalam hal ini gratifikasi 200 juta) adalah sangat wajar, bahkan sudah semestinya. Di beberapa artikel Kompasiana bahkan sikap ini sudah tercermin dengan menuntut NasDem minta maaf. Mungkin mereka awalnya berburuk sangka bahwa sebagai partai yang berkuasa, NasDem akan mati-matian membela diri, merasa tak mungkin salah, dan balik menyalahkan KPK, seperti halnya mentalitas beberapa partai kalau kadernya tersangkut korupsi.
Tapi di sisi lain, harapan mereka terkabul. NasDem memang berencana dan sudah melakukan statement permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP NasDem bidang hukum, advokasi dan HAM, Taufik Basari. Ahli hukum yang masih muda belia ini menjamin NasDem akan dengan gentle mengakui kekurangannya dan meminta maaf kepada masyarakat atas keresahan yang sudah timbul ini.Â
"Kalau faktanya ada kader Partai NasDem tersangka, kita akui. Kalau kemudian ada yang kecewa terhadap perisiwa ini, Partai NasDem meminta maaf atas kekecewaan tersebut dan atas permintaan maaf itu kita lakukan perbaikan di internal," kata ketua DPP NasDem Bidang Hukum Taufik Basari.Â
"Kami tidak mau menegasi kenyataan ini. Kami jadikan ini sebagai bahan evaluasi secara internal agar tidak ada lagi kader Nasdem yang menjadi tersangka kasus korupsi. Terhadap tersangka korupsi, pilihannya dua, yakni mengundurkan diri dan diberhentikan. Rio Capella sudah dengan cepat melakukan itu setelah ditetapkan tersangka,"Â lanjutnya lagi.
Lebih lanjut Taufik menyatakan bahwa NasDem tidak berniat lari dari kenyataan bahwa ada kadernya terjerat korupsi. Karena itu, pihaknya siap menghadapi kenyataan tersebut dan mengambil langkah evaluatif. Ini adalah sinya bagus bahwa partai punya niat belajar dari kekurangannya. Dan lebih lanjut mau belajar kepada KPK, apa saja kesalahan yang telah dilakukan oleh kedua kadernya yang saat ini dijerat terkait lanjutan drama kasus bansos yang dimulai oleh Gatot, mantan Gubernur Sumatera Utara yang membelit banyak sekali pihak dan mungkin akan menjadi rekor kasus korupsi dengan tersangka paling banyak se Indonesia.Â
Bahwa faktanya permintaan maaf itu tidak langsung dilakukan saat pengumuman tersangka, tentu kita mahfum bahwa NasDem perlu terlebih dahulu menjelaskan sikapnya terkait pemeriksaan KPK. Dan sejauh ini NasDem konsisten dengan sikapnya, tidak berniat mengganggu apalagi mempengaruhi jalannya pemeriksaan. KPK sudah dipersilakan dengan penuh hormat untuk melakukan pengusutan.Â
"Dalam waktu yang sangat cepat ketika pengumuman tersangka, 30 menit kemudia Pak Rio lapor ke ketua umum mengundurkan diri. 30 menit kemudian menyampaikan ke publik (mundur dari NasDem dan DPR), dan 30 menit kemudian DPP menjelaskan kepada publik," ucap Tobas, panggilan akrab Taufik Basari. Sebuah langkah yang secepat kilat untuk menunjukkan rasa bertanggung jawab.Â
Selain permintaan maaf, Taufik mengatakan, partainya terus melakukan perbaikan di organ partai sembari mendukung penegakan hukum oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan jika diperlukan, Ketum Partai NasDem Surya Paloh siap dipanggil KPK. Namun kenyataannya sampai saat ini KPK menampik akan memanggil Surya Paloh. "Ketum NasDem telah katakan kita mendukung penegakan hukum oleh KPK dan jika dibutuhkan KPK, Surya Paloh siap hadir, tapi ya kalau tidak dibutuhkan untuk apa tiba-tiba menawarkan diri untuk datang," tuturnya.
"NasDem belajar dari peristiwa yang kita alami dan kita tidak mengelak. Justru dengan semangat ini kepercayaan masyarakat bisa kembali," tegas Taufik Basari. Sehingga terlihat jelas posisi NasDem yang sebenarnya. Tak hendak menafikan atau bahkan cuci tangan atas kasus yang terjadi. Kader yang ditersangkakan sudah dipercayakan kepada KPK untuk diusut. Dan NasDem pun dengan gentle minta maaf.Â
Sumber:
Kader Tersangka Korupsi, NasDem akan Minta Maaf Kepada Publik
Rio Jadi Tersangka, NasDem Minta Maaf
Rio Capella jadi Tersangka, NasDem Minta Maaf, Kami Mengecewakan
Rio Capella Tersangka, Nasdem Minta Maaf
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H