Komunikasi dalam keluarga menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. Jika orang tua menanamkan sikap baik terhadap anak, seperti jujur, berakhlak mulia, rendah hati, berani, mensyukuri nikmat Allah swt, melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar dan lain sebagainya, maka anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak mulia, berani dan melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar. Dengan demikian, jika komunikasi dalam keluarga terjalin dengan harmonis, maka anak akan merasa bahwa dirinya sangat berharga, sehingga akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik dalam diri anak.
Peran orang tua dalam keluarga sangat penting untuk perkembangan fisik, intelegensi, sikap, perilaku dan jasmani anak. Perkembangan anak dalam keluarga tergantung pada peran kedua orang tuanya dalam membimbing, mengasihi, menyayangi dan merawat anaknya untuk tumbuh dewasa. Anak yang baru lahir bagaikan kertas putih yang belum ada goresan tinta. Di sinilah peran orang tua dalam mengarahkan anak untuk memiliki kemampuan yang lebih baik.
Dalam hal ini, satu yang harus diingat oleh para orang tua, bahwa masalah komunikasi adalah masalah kebiasaan. Artinya, komunikasi harus dipelihara terus sejak anak-anak masih berada dalam kandungan ibunya sampai mereka dewasa. Biasanya orang tua menjadi lengah akan komunikasi dengan anak-anaknya, justru pada anak-anak meningkat dewasa, karena pada saat itu orang tua tengah menanjak karirnya dan perhatian orang tua banyak disita oleh kesibukan pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan sosialnya dan adapun orang tua yang mempercayakan sepenuhnya karena mereka akan dewasa dengan sendirinya.
Proses perubahan pada anak-anak biasanya tidak disadari orang tua, namun sangat dirasakan oleh anak-anak. Pada waktu orang tua menyadari kekurangan tersebut, keadaan sudah terlanjur parah untuk diselamatkan. Orang tua mesti selalu waspada dan mencoba untuk tidak melupakan komunikasinya dengan anak-anak, bagaimana pun sibuknya mereka. Menurut pendapat Thomas Gordon dalam bukunya Parent Effectiveness Training yang dikutip oleh Alex Sobur, bahwa apabila seseorang mau mendengar pendapat orang lain, maka pendapatnya akan lebih mudah didengar atau mendengar pendapat orang lain, dengan kata lain anak-anak akan lebih terbuka untuk menerima pendapat orang tua, bila orang tua sendiri mau mendengar pendapatnya terlebih dahulu.
Komunikasi yang lancar dan sehat dalam sebuah keluarga merupakan harapan setiap anggota keluarga, sebab individu dengan individu yang lain di dalamnya terdapat keterikatan, saling berhubungan dan saling memerlukan. Oleh karena itu, komunukasi yang lancar dan harmonis dalam keluarga sangat didambakan oleh setiap anggota keluarga agar terus berlangsung dengan baik dan intensif. Adanya komunikasi yang baik dalam sebuah keluarga tidak terlepas dari peranan kedua orang tua, karena keduanya merupakan suri tauladan kepada anak-anaknya agar mereka hidup selamat dan sejahtera.
Kesimpulan
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya komunikasi terbuka atau sejajar tentunya anak akan merasa dirinya dihargai, dicintai dan diperhatikan oleh orang tuanya. Sebagai orang tua, mereka akan tahu bagaimana cara memahami, mengenali dan membina perilaku anak dengan sebaik-baiknya sehingga mereka nanti akan menjadi generasi yang dapat menentukan maju mundurnya akhlak suatu bangsa serta akan timbul sikap saling pengertian antara keduanya, tentu saja dengan menerima dan mengakrabi sekaligus mengayomi mereka dengan komunikasi dapat mengarahkan perkembangan prilaku anak menjadi positif tentunya yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, baik di rumah maupun di sekolah. Sangat terlihat berbeda apa yang terjadi pada komunikasi yang tertutup atau tidak sejajar dalam sebuah keluarga. Hal ini akan menyebabkan anak menjadi tertutup, takut, tidak dihargai, kurang mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya dan komunikasi pun tidak akan menjadi proses belajar yang positif bagi keduanya.
Daftar Rujukan
Baharuddin. (2019). PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK PADA MIN I LAMNO DESA PANTE KEUTAPANG ACEH JAYA. Jurnal AlIjtimaiyyah: Media Kajian Pengembangan Masyarakat Islam, 5(1), 105
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H