Â
Yudas Iskariot dan Petrus Si Penjala manusia. Mereka berdua adalah murid Yesus Kristus. Dalam kisah yang yang dikisahkan dalam injil. Yudas Iskariot yang menghianati Yesus Guru, sahabat, dan teladanya hanya demi uang. Yeus dimalam terakhir setelah perjamuan yang menjadi perjamuan terakhirnya itu. berdoa di sebuah taman Yyang disebut Getzemani. disanalah peristiwa penghianatan itu terjadi. Yeyus ditangkap oleh karena informasi Yudas Iskariot. Entah benar atau tidak tuduhan atas kejahatan yg dilakukan Yesus. Yesus dituduh mengaku diri sebagai raja orang Yahudi.Â
Terlepas dari tuduhan itu benar atau salah, pada masa itu figur seorang pemimpin memang di butuhkan. Menyatukan orang Yahudi adalah impian besar dan juga menjadi kekuatan besar tidak hanya bangsanya namun juga peradabanya.  Kala itu Yesus dielu-elukan bak seorang raja menang perang masuk Yerusalem. Namun  penghinatan terjadi sebagai bentuk campur tangan  roh jahat yang menguasai hati dan pikiran para imam  kepala yang sewot dan kebakaran jenggot merasa tersaingi.Â
Jika kita mencermati berita politik bangsa kita ini Indonesia ketidakpercayaan pada sosok pemimpin muncul karena adanya gosokan dari para penghianatan.Â
Presiden setelah selesai pemilu dan terpilih dielu-elukan bak raja (mesias) yang selama ini ditunggu. Sungguh pemimpin bangsa ini baru sampai tahap di olok-olok dan dimaki-maki. Â Namun belum sampai pada tahap rakyat menolak atau bahkan berusaha mnghabisi pemimpinya. tetapi lain hal yang terjadi pada Yesus akibat berita hoax yang dilempar para imam kepala dan di percaya oleh para pemangku keadilan alhasil Yesus dikalahkan oleh berita hoax yang dan pada akhirnya justru mengantarkan Yesus pada kematian di kayu salib dan menyelamatkan Barabas yang adalah penjahat sesungguhnya namun dipilih rakyat Yahudi untuk di bebaskan.Â
Seperti itulah politik negeri ini yang diamati penulis. carut marut seperti pada jaman Yesus saat itu seperti yang dikisahkan dalam injil. Â Tak jarang yang salah bebas, bahkan bisa berwisata dan piknik kemanapun dia suka. Namun tak jarang juga seorang ibu tua mengambil singkong untuk dimakan karena laparpun justru harus meringkuk di jeruji besi yang dingin. lalu dimana keadilan? Â
Sosok Petrus yang berkoar hendak membela Yesus akhirnya jiper dan menyangkal bahwa diatidak  mengenal sang tersangka dadakan. Petrus lebih memilih berbohong demi keselamatan dirinya, Ia menyangkal Yesus tiga kali dan sebelum ayam berhenti berkokok, Petrus meninggalkan Yesus sahabatnya, guru dan teladanya menghadapai maut. ha ini juga sering tampak dalam carut marut politik negeri ini. salang berkianat, saling meninggalkan meski awalanya adalah kawan seperjalananÂ
Apa yang kita pelajari dari kisah sengsara dan wafat Yesus itu, kisah itu mengingatkan kita pada carut marut bangsa ini. berbagai penyangkalan, kebohongan dan penghianatan demi mempertahankan kekuasaan. Kita layak belajar dari itu.Â
Pertama ketamakan akan harta benda akan membuat kita lupa diri dan akan berbagai macam cara untuk mendapatkan uang demi menutupi kekuarangan yang kita miliki. Selanjutnya kita diberi pelajaran untuk tidak menyombongkan diri yang akhirnya berakibat penyengkalan dan pada exisistensi Yesus Krisitus dan akhirya terjadilah penyangkalan sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok. Belajar dari peristiwa itu berlagak menjadi pahlawan kesiangan akan justru membuat kita benar-benar kesingan. Menjauhkan kita dari keselamatan Allah yang telah di rencanakan untuk kita. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus kita disadarkan bahwa kebesamaan akan memabawa kita pada kemakmuran dan kesejahteraan bersama, dan penghianatan membuat kita semakin jatuh dalam dosa dan kesombongan mengantar kita pada penyangkalan.(*)
                                         Marilah kita merenungkan siapakah kita?
                                                    PETRUS atau YUDAS ?