[caption caption="cara menghitung dgn kalender"][/caption]Pada artikel sebelumnya yang di paparkan ibu Siti disebutkan bahwa vasektomi merupakan betuk keikutsertaan pria dalam ber-KB. Di satu sisi ya saya setuju jika KB juga harus pria punya peran. Namun di sisi lain saya kok merasa ada hal yg berat sebelah dimana pria seperti terpaksa dalam ikut serta dalam ber-KB.
Sepengetahuan saya vasektomi adalah jenis metode KB yang hampir bisa dikatakan semi permanen. Proses vasektomi adalah mengikat saluran sperma sehingga tidak dimungkinkan adanya seperma dalam mani yg akan dapat membuahi ovum. (Menghalangi ovulasi). Namun dalam prosesnya vasektomi tetap memerlukan pembedahan kecil sebagai jalan untuk melakukan pengikatan saluran sperma.Â
Mengapa pria jarang melakukan ini mungkin alasanya adalah ketidakpraktisan yang akan muncul pasca oprasi kecil tersebut. Dimana tingkat aktivitas bisa terganggu beberapa saat setelah oprasi tersebut. Hal ini menjadi alasan sehingga metode ini dianggap tidak praktis. Mungkin bagi publik figur seperti Anang Hermansya tidak masalah. Namun sebagian besar pria yang memiliki segudang aktifitas termasuk aktifitas bekerja mungkin akan cukup bermasalah. Inilah salah satu alasan besar mengapa vasektomi kurang diminati oleh sebagian pria untuk dapat berperan dalam program KB.
Menurut pengetahuan saya ada beberapa metode KB yang justru menuntut peran pria lebih aktif, dimana peran itu menjadikan pria sebagai subyek dalam metodenya. Dua metode ini juga sangat ampuh dalam mencegah kehamilan. Selain itu metode ini juga diberbagai jurnal kesehatan dikatakan 80% dapat dijadikan penentu jenis kelamin bayi yang akan di lahirkan. Selain itu metode ini juga Dianjurkan berbagai agama sebagai salah satu alternatif metode KB yg tidak menghalangi kodrat manusia dalam menciptakan keturunan. Selain itu diperlukan kematangan metal fisik dan psikologis untuk melakukan metode ini. Tentunya kematangan ini sangat diharapkan mucul dari sang pria.
Metode KB kalender ( pantang berkala)
Secara moral metode ini bukan metode abortif seperti spiral atau IUD dimana pencegahan ovulasi dilakukan dengan berpatang melakukan hubungan seksual dengan pasangan dimasa subur sehingga tidak dmungkinkan adanya ovulasi dalam rahim. Hal ini diperlukan pengendalian diri terutama pada pria dimana hasrat seksual dapat terjadi kapan saja  saat terjadi rangsangan baik verbal, ataupun non verbal.
Efek baik tentunya akan sangat banyak berguna dalam banyak sisi kehidupan. Intinya metode ini adalah metode yang memerlukan keteguhan hati, kedisiplinan serta penvendalian diri bagi kamum pria yang tentunya bekerja sama dengan perempuan. Kenyataan inilah yang menjadikan banyak agama dengan ajaran moralnya mengajurkan metode ber-KB ini.
Metode ejakulasi diluar saluran reproduksi wanita juga menjadi pilihan lain bagi seorang pria untuk ikut serta dalam ber-KB. Meski tampak jorok namun metode ini sangat efektif bagi kaum pria bertangungjawab dalam ber-KB. Disini peran pria mutlak, tidak terpakasa, tidak mengurangi kenikmatan, tidak menyalahi kodrat manusia. Jadi menurut hemat saya tidak hanya metode vasektomi saja yang menjadi metode KB yang menuntut peran pria lebih dominan. dua metode KB alamiah ini juga menjadi salah satu alternativ jika memang metode vaasektomi dirasa memberatkan bagi kaum pria dan juga menjadi metode pebelajaran untuk hidup lebih baik.Â
Memang benar sekarang ini KB tidak hanya menjadi urusan perempuan namun diharapkan KB menjadi tangung jawab pria dan perempuan bersama demi mewujudkan keluarga yang lebih maju, sejahtera, bahagia dan tentunya juga di ridhoi oleh sang pemilik jagad ini sesuai dengan kodrat perkawinan yaitu prokreasi. pemahamannya KB bukan hanya soal mengontrol kelahiran namun harus lebih luas dan besar lagi yaitu mewujudkan keluarga yang sejahtera lahir dan batin, makmur, sentosa dan sejahtera. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H