Â
Metode Asesmen
Metode asesmen terdiri dari beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid. Teknik-teknik ini meliputi wawancara, observasi, dan tes. Setiap teknik memiliki tujuan dan cara pelaksanaan yang berbeda, sehingga Anda dapat memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Wawancara adalah salah satu metode yang berguna untuk mengumpulkan informasi tentang murid, orang tua, dan lingkungan keluarga. Melalui wawancara, Anda dapat memahami riwayat perkembangan fisik, sosial, dan pendidikan murid dengan lebih mendalam. Ini sangat penting untuk merancang intervensi yang tepat bagi setiap murid.
Observasi juga merupakan metode yang efektif untuk menilai perilaku spesifik murid. Anda disarankan untuk melakukan observasi secara berulang-ulang dan di berbagai tempat untuk mendapatkan informasi yang konsisten. Dengan cara ini, Anda dapat melihat perkembangan murid dalam konteks yang berbeda dan memahami cara mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Tes baku dan tes tidak baku juga merupakan bagian dari metode asesmen. Tes baku biasanya dilakukan oleh tenaga profesional dan digunakan untuk mengukur potensi anak dalam hal kecerdasan, bakat, dan minat. Sementara itu, tes tidak baku dapat digunakan oleh pendidik untuk menilai kemajuan murid dengan cara yang lebih fleksibel dan sesuai dengan konteks pembelajaran.
Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen diutamakan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Anda dianjurkan untuk melakukan asesmen formatif, yang bertujuan memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dapat dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kesiapan murid dan selama proses pembelajaran untuk memantau perkembangan mereka.
Format Asesmen
Format asesmen dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
1. Asesmen formatif adalah asesmen yang bertujuan memberikan umpan balik kepada pendidik dan murid untuk memperbaiki proses belajar. Ini sangat penting dalam pembelajaran karena berorientasi pada perkembangan murid. Dalam asesmen formatif, terdapat dua jenis yang umum digunakan, yaitu asesmen awal dan asesmen harian.
- Asesmen awal dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kesiapan murid dalam mempelajari materi yang akan diajarkan. Tujuan dari asesmen ini adalah untuk membantu pendidik merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, bukan untuk penilaian hasil belajar yang dilaporkan dalam rapor. Hasil dari asesmen awal ini memberikan gambaran tentang capaian pembelajaran (CP) yang telah dikuasai murid serta CP yang masih perlu distimulasi lebih lanjut.
- Asesmen harian dilakukan secara rutin selama proses pembelajaran untuk memantau perkembangan murid. Umpan balik yang diberikan melalui asesmen ini sangat berharga untuk membantu murid mendapatkan tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hasil asesmen ini juga dapat digunakan oleh satuan pendidikan untuk merencanakan program-program yang mendukung pembelajaran murid dan melibatkan orang tua serta komunitas.
2. Asesmen sumatif biasanya dilakukan di akhir suatu periode pembelajaran untuk menilai pencapaian murid secara keseluruhan. Meskipun tidak disebutkan dalam konteks yang Anda berikan, penting untuk diingat bahwa dalam Kurikulum Merdeka, penilaian tidak menggunakan sistem peringkat, sehingga fokus lebih pada pengembangan murid daripada perbandingan antar murid.
Semoga bermanfaat
Mitra Rizal, Sarjana Pendidikan Matematika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H