Mohon tunggu...
Mitha F. Yusuf
Mitha F. Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

For everyone that's lost, afraid, hurt or confused, it's okay. We all are. It'll take time but we'll be okay. - eaJ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Miracle In Cell No. 7": Menumbuhkan Kesadaran Memperlakukan Orang Berkebutuhan Khusus

31 Mei 2022   13:53 Diperbarui: 31 Mei 2022   14:02 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 26 Mei 2022 lalu, Falcon Pictures merilis trailer dari film Miracle In Cell No. 7. Film ini merupakan adaptasi dari film Korea yang berjudul sama. Di Korea, film ini mendapat respon positif dari penonton karena ceritanya yang menyentuh. Falcon pictures kemudian mengadaptasi film ini dengan menggandeng Vino G. Bastian sebagai tokoh utama. Perilisan trailer film adaptasi ini pun mendapat respon yang baik dari masyarakat Indonesia dan sempat menjajaki trending pencarian Google di hari perilisannya.

Film ini menceritakan tentang Dodo Rozak (Vino G. Bastian), seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya yang bernama Kartika (Graciella Abigail). Kehidupan pasangan ayah dan anak ini berjalan dengan baik, sang ayah bekerja sebagai seorang penjual balon dan anaknya begitu bangga akan hal itu. Namun, kehidupan keduanya berubah setelah sang ayah ditanggap karena tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan pada seorang anak perempuan. Tuduhan tersebut diterimanya karena ia berbeda dari pria dewasa pada umumnya, ia memiliki kekurangan yang disebut sebagai Down Syndrome. Lalu apakah down syndrome itu?

Down syndrome atau Trisomy 21 termasuk dalam kategori Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), merupakan bentuk dari keterbelakangan mental yang biasanya terjadi pada saat lahir (Mangungsong, 2014). Sindrom ini terjadi karena adanya abnormalitas pada pembelahan sel yang disebut nondisjunction embrio yang umumnya menghasilkan dua salinan kromosom 21. Namun pada penderita down syndrome, dapat menjadi 3 salinan kromosom 21. Menurut data World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 8 juta penderita down syndrome di seluruh dunia.

Anak berkebutuhan khusus umumnya memiliki kelainan pada kognitif, lemah dalam kontrol motorik, dan kurang mampu dalam koordinasi. Karakteristik lain ditunjukan oleh membutuhkan waktu yang lebih lama dalam memahami sesuatu, kesulitan sensoris, hambatan berbicara, dan mengalami masalah dalam perkembangan verbalnya. Namun di samping kekurangan yang dimilikinya, anak berkebutuhan khusus biasanya memiliki kelebihan tersendiri sehingga diperlukan perhatian lebih dan perlakuan yang khusus pula agar mereka dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Pastinya anak berjebutuhan khusus ingin mendapat perlakuan yang sama seperti teman-teman sebayanya dan tidak mendapat diskriminasi dari lingkungan sekitarnya. Namun pada kenyataannya, anak berkebutuhan khusus seringkali dipandang sebelah mata dan didiskriminasi oleh lingkungan. Contohnya pada film Miracle In Cells No. 7 ini, seorang penderita down syndrome dituduh sebagai pelaku kejahatan karena berada di lokasi kejadian bersama korban yang merupakan anak dari orang penting.

Lalu bagaimanakah cara memperlakukan mereka yang berkebutuhan khusus?

Jangan ejek anak berkebutuhan khusus

Tak jarang anak berkebutuhan khusus mendapat ejekan karena kondisi yang mereka miliki. Ejekan ini seringkali mereka dapatkan dari teman sebayanya. Jika terus dilakukan dan dibiarkan, perilaku mengejek ini dapat berujung pada bullying.

Seringkali orang tua mewajarkan perilaku anak-anak yang menyimpang dibalik alasan 'mereka masih anak-anak'. Padahal seharusnya, orang tua lebih memperhatikan perilaku anak mereka. Jika apa yang dilakukan termasuk ke dalam perilaku menyimpang, baiknya orang tua mengingatkan bahwa itu bukan hal yang baik. Terkait dengan hal tersebut, orang tua baiknya memberikan pengertian pada anak bahwa anak berkebutuhan khusus sejatinya sama seperti mereka, hanya saja mereka memiliki 'keistimewaan' sehingga membutuhkan perlakuan khusus. Ajari anak untuk tetap memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik dan sopan.

Jangan tatap anak berkebutuhan khusus dengan tatapan mengintimidasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun