Mohon tunggu...
mitha febrina
mitha febrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peristiwa Sejarah G-30S PKI

8 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 8 Juli 2024   09:36 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pahlawan Revolusi/Sma13smg.sch.id

Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa sejarah kudeta yang terjadi pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965. Peristiwa ini mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Teori tentang G30S/PKI

  1. PKI sebagai dalang:
    • Teori ini dikemukakan oleh Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh, yang berpendapat bahwa PKI memanfaatkan unsur-unsur tentara untuk melancarkan kudeta.
    • PKI dipandang memanfaatkan unsur-unsur tentara untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan di Indonesia.
  2. Sukarno sebagai dalang:
    • Teori ini mengatakan bahwa Presiden Sukarno sendiri yang memimpin gerakan ini untuk menggulingkan pemerintahan Soeharto dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.
  3. Konflik internal AD:
    • Teori ini mengatakan bahwa G30S adalah konflik internal dalam Angkatan Darat (AD) yang tidak terkait dengan PKI.

Tujuan G30S/PKI

  1. Pengambilalihan kekuasaan:
    • Gerakan ini diyakini memiliki tujuan untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan di Indonesia.
  2. Mendukung agendas komunis:
    • Gerakan ini mungkin bertujuan untuk menggeser politik nasional ke arah yang lebih sesuai dengan pandangan ideologi komunis.
  3. Menghapus pengaruh militer:
    • Gerakan ini mungkin bertujuan untuk melemahkan pengaruh militer dalam politik Indonesia.
  4. Menghapus faksi-faksi tertentu:
    • Gerakan ini mungkin bertujuan untuk menghilangkan faksi-faksi tertentu dalam militer atau politik yang dianggap tidak sejalan dengan tujuan gerakan atau PKI.
  5. Menciptakan perubahan sosial:
    • Gerakan ini bertujuan untuk mendorong perubahan sosial melalui pengambilalihan kekuasaan dan implementasi kebijakan-kebijakan komunis.

Peringatan G30S/PKI

  1. Peringatan setiap tanggal 30 September:
    • Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Gerakan 30 September 1965/PKI ini selalu diperingati setiap tanggal 30 September.
  2. Hari Kesaktian Pancasila:
    • Pada tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Pahlawan Revolusi yang gugur dalam Peristiwa Gerakan 30 September 1965/PKI adalah:

  1. Jenderal Ahmad Yani - Lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922. Ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tahun 1962 dan gugur pada 1 Oktober 1965.
  2. Letnan Jenderal Raden Suprapto - Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 20 Juni 1920. Ia pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf AD di Sumatra dan Kepala Staf Tentara dan Teritorium IV Diponegoro di Semarang. Gugur pada 1 Oktober 1965.
  3. Letnan Jenderal Siswondo Parman - Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918. Ia pernah menjabat sebagai Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat dan gugur pada 1 Oktober 1965.
  4. Letnan Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono - Lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 20 Januari 1924. Ia menjabat sebagai Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat dan gugur pada 1 Oktober 1965.
  5. Mayjen D.I. Panjaitan - Lahir di Sumatra, pada 28 Agustus 1922. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.
  6. Kapten Pierre Tendean - Lahir di Jakarta, pada 21 Februari 1939. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.
  7. Letnan Sutoyo Siswomiharjo - Lahir di Kebumen, Jawa Tengah, pada 28 Agustus 1922. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.
  8. Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto - Lahir di Yogyakarta, pada 12 Agustus 1926. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.
  9. Letnan Jenderal M. Yusuf - Lahir di Jawa Tengah, pada 20 Oktober 1923. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.
  10. Letnan Jenderal S. Parman - Lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918. Ia gugur pada 1 Oktober 1965.

Mereka dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi oleh pemerintah Indonesia untuk jasa-jasa mereka dalam menghadapi pemberontakan PKI dan mempertahankan keamanan nasional.

Peran Soeharto dalam penanganan peristiwa G30S/PKI adalah sebagai berikut:

  1. Pengambilalihan Komando Angkatan Darat:
    • Soeharto mengambil alih Komando Angkatan Darat (AD) karena belum ada kepastian nasib Letjen Ahmad Yani, Menteri Panglima AD, yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI.
  2. Pengumpulan Pasukan:
    • Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Komandan Resimen Para Komando AD (RPKAD), mengumpulkan pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi dan Kavaleri, untuk melancarkan operasi penumpasan G30S/PKI.
  3. Operasi Penumpasan:
    • Soeharto memimpin operasi penumpasan G30S/PKI yang dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 1965. Operasi ini melibatkan beberapa tempat penting yang dikuasai pendukung PKI, seperti Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
  4. Penangkapan Tokoh PKI:
    • Soeharto juga memimpin penangkapan tokoh-tokoh PKI, seperti DN Aidit, Nyono, Syam Kamaruzaman, Sudisman, Oetomo Ramelan, Wiryomartono, Mayor Mulyono, dan Kolonel Sahirman.
  5. Sidang Mahmilub:
    • Para tokoh PKI yang tertangkap dihadapkan pada sidang Mahmilub (Mahkamah Militer Luar Biasa) dan dikenai hukuman berat, seperti hukuman seumur hidup, hukuman mati, atau dibuang ke Pulau Buru.
  6. Penggantian Presiden:
    • Soeharto kemudian menggantikan Presiden Soekarno dan menjadi Presiden Indonesia pada tahun 1966.

Dalam beberapa sumber, Soeharto juga dikenal memiliki hubungan pribadi yang baik dengan tiga orang militer yang penting dalam peristiwa G30S/PKI, seperti Jenderal Soebandrio dan Jenderal Yoseph Tugio Taher.

Soeharto dalam biografinya yang ditulis oleh R.E. Elson menyatakan bahwa pergerakan G30S/PKI bukanlah pergerakan yang muncul tiba-tiba pada 30 September, tapi merupakan akumulasi dari rangkaian kejadian yang telah dipersiapkan sejak lama. Ia juga menegaskan bahwa suasana penuh hasutan dan fitnah, serta iklim ekonomi yang buruk, telah dipersiapkan terlebih dahulu dan dapat digunakan oleh mereka untuk kemudian melakukan gerakan kontra revolusi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun