Mohon tunggu...
Mitha Agustin
Mitha Agustin Mohon Tunggu... Editor - La Tahzan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bakat dan Minat

9 Mei 2021   23:00 Diperbarui: 9 Mei 2021   22:59 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak para pakar yang mendefinisikan mengenai bakat atau aptitude, antara lain menurut W. B Michael bakat ialah sesuatu kapasitas ataupun kemampuan yang belum dipengaruhi oleh pengalaman ataupun belajar, bakat berkenaan dengan mungkin memahami suatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu.

Bakat bisa dimaksud sebagai keahlian bawaan dimana kemampuan yang masih butuh dibesarkan ataupun dilatih. Keahlian merupakan energi dalam melaksanakan sesuatu aksi selaku hasil dari pembawaan serta latihan. Keahlian menampilkan jika suatu tindakan bisa dilaksanakan saat ini, sebaliknya bakat membutuhkan latihan serta pembelajaran supaya suatu tindakan yang dilakukan di kemudian hari.

Bakat membolehkan seorang menggapai prestasi tertentu dalam bidang apapun. Akan tetapi dibutuhkan latihan, pengetahuan, pengalaman serta dorongan ataupun motivasi supaya hal tersebut bisa terwujud. Misalnya seorang mempunyai bakat menggambar, bila dia tidak sempat diberi peluang dalam melatih dan meningkatkan, maka bakat yang dimilikinya tidak akan terlihat.

Sebagai orang tuanya perlu menyadari jika anak memiliki bakat harus mengusahakan supaya dia bisa mendapatkan pengalaman yang sebaik- baiknya dalam meningkatkan bakatnya, serta anak juga dapat menampilkan minat yang besar untuk menjajaki pembelajaran menggambar atau bakat yang lain, hingga dia dapat menggapai prestasi yang unggul dalam bidang tersebut.

Dalam kehidupan di sekolah kerap sekali nampak jika seorang yang bakat dalam olah raga, biasanya prestasi mata pelajarannya juga baik, namun kebalikannya bisa terjalin prestasi seluruh mata pelajarannya tidak baik. Keunggulan dalam salah satu bidang apakah bidang sastra, seni ataupun matematika, ialah hasil interaksi dari bakat yang dibawa semenjak lahir serta aspek lingkungan yang mendukung, tercantum minat serta motivasi.

Minat dapat dipahami sebagai suatu kemauan yang dipunyai oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain memiliki perbandingan dalam keinginan ataupun kemauannya.

Minat secara bahasa dimaksud dengan kesukaan, kecenderungan hati terhadap sesuatu kemauan. Menurut Slamito, minat adalah suatu perasaan yang cenderung lebih ataupun suka terhadap suatu hal ataupun kegiatan tanpa adanya yang paksaan. Bagi Mahfud Shalahuddin, minat secara sederhana, merupakan minat yang memiliki faktor perasaan. Andi Mappiare berpendapat minat merupakan mental yang terdiri dari suatu kombinasi perasaan, harapan, pendirian, prasangka khawatir ataupun kecenderungan- kecenderungan lain yang memusatkan orang kepada sesuatu hal tertentu.

Definisi  minat dapat disimpulkan sebagai indikasi psikis yang timbul dalam diri seorang serta direalisasikan dengan perasaan bahagia serta memunculkan minat yang spesial terhadap target, sehingga seseorang cenderung berupaya dalam menggapai target tersebut. Jadi dalam memandang respon dari indikasi psikis tersebut dapat di pastikan melalui prilaku, ataupun motivasi yang dipunyai oleh seorang dalam berkegiatan.

Pada dasarnya, manusia mempunyai sebagian kecerdasan utama yang cocok dengan pembagian kecerdasan pada otak kita. Adapun jenis -- jenis bakat yaiu:

Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan dalam mencerna perkataan secara efisien baik bicara maupun menulis. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini akan dengan gampang menguasai teks dan menulis, sanggup mengapresiasikan apa yang ia baca dan sanggup berbicara 2 arah.

Kecerdasan Matematis- Logis

Kecerdasan dalam perihal angka serta logika. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mempunyai keahlian berpikir yang sistematis deduktif serta induktif, mereka pula lebih cepat paham dengan permasalahan, ia bekerja secara sistematis.

Kecerdasan Visual- Spasial

Kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, dan bisa meresap, mengganti serta menghasilkan kembali berbagai aspek visual.

Kecerdasan Kinestetik- Jasmani

Kecerdasan memakai tubuh ataupun gerak badan buat mengekspresiakan gagasan serta perasaan.

Orang yang yang mempunyai kecerdasan ini umumnya cepat menghafal ataupun meniru gerak tari yang dilihatnya, serta badannya lues dalam melaksanakan gerakan.

Kecerdasan Musikal

Kecerdasan buat meningkatkan, mengekspresikan serta menikmati bentuk musik serta suara. Orang yang mempunyai kecerdasan ini umumnya gampang menghafal lirik lagu, serta menghasilkan nada- nada yang indah.

Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan dalam memahami serta peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, sifat serta temperamen orang lain. Mereka cenderung mempunyai kelebihan dalam gabungan antara pertumbuhan serta perkembangan tingkatan kematangan 2 sisi (individu serta kemampuan).

Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan menguasai dalam menikmati alam serta menggunakanya secara produktif dan mengembangkan pengetahuan alam. Mereka juga mempunyai kecerdasan melebihi orang lain dalam melatih diri secara pribadi.

Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan dalam menanggapi persoalan- persoalan terdalam eksistensi ataupun keberadaan manusia. Keahlian menyeimbangkan moral, iman serta subjektifitas.

Abraham Maslow berpendapat bakat yang terlahir dalam diri seseorang pada suatu saat akan muncul sebagai suatu kebutuhan, dan memerlukan perhatian yang serius.

Sebagai seorang guru yang bertanggung jawab dalam perkembangan bakat si anak. Wajib mengenali perihal apa saja yang butuh dicermati untuk perkembangan bakat anak. Berikut ini merupakan sebagian hal yang perlu dicermati dalam pengembangan bakat si anak perhatian, motivasi, dukungan, pengetahuan, latihan, penghargaan, fasilitas, lingkungan, kerjasama serta teladan yang baik.

Minat mempengaruhi proses serta hasil belajar peserta didik, sebab itu guru berkewajiban dalam meningkatkan minat belajar peserta didik. Guru dapat melakukan hal -- hal sebagai berikut:

  • Menguasai kebutuhan anak didik serta berupaya melayani kebutuhan mereka.
  • Jangan memforsir anak didik untuk tunduk pada keinginan guru.
  • Membagikan data pada anak didik mengenai ikatan antara sesuatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang sebelumnya.
  • menjelaskan manfaat modul pelajaran untuk masa yang aka tiba.
  • Menghubungkan modul pelajaran dengan kejadian kontektual atau yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun