Mohon tunggu...
Muhammad Iman Taufik
Muhammad Iman Taufik Mohon Tunggu... Pelajar dan Wiraswasta -

Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Suka Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengintip Hubungan Antara Makelar, Pemilik Tanah, Developer dan Marketing

21 April 2016   23:11 Diperbarui: 21 April 2016   23:17 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi Rumah. Jacksonpyne.co.uk"][/caption]Dalam dunia properti di Indonesia, keempat pihak diatas sudah sangat familiar di telinga kita, namun apakah kita sudah mengetahui seluk beluk peran dari masing-masing pihak diatas? Jawabannya bisa ia dan bisa tidak. Bagi seseorang yang terbiasa berkecimpung di dunia properti, pasti sudah mengetahui banyak tentang peran mereka masing-masing. Namun bagi yang tidak terbiasa berkecimpung dalam bidang ini kemungkinan hanya sekedar mengenal dan tau dari sisi luarnya saja. Nah, mari kita ulas lebih dalam mengenai mereka.

Makelar Tanah (Broker Tanah)

Bagi sebagian orang profesi makelar atau broker tanah dipandang sebagai profesi yang remeh, upz.. nanti dulu, mari kita kenal mereka lebih dalam. Makelar tanah berfungsi menjadi titik temu antara pemilik tanah dan pengembang perumahan atau biasa kita sebut developer. Seorang makelar atau broker tanah yang profesional pasti telah memiliki kemampuan yang mendalam baik dalam hal penilaian lokasi tanah, apakah tanah tersebut strategis dan marketebel atau tidak, serta apakah lokasi tanah tersebut bermasalah atau tidak, kemudian seorang makelar tanah yang profesional paham akan pengurusan mengenai administrasi surat-menyurat pertanahan, dan yang pasti mereka ahli dalam negoisasi harga.

Profesi sebagai seorang makelar tanah bukan profesi sembarangan, jika bisa saya istilahkan mereka adalah salah satu poin penentu utama dalam suksesnya seorang pengembang atau developer. Betapa tidak seorang broker tanah akan memberikan rekomendasi kepada pihak pengembang,  mengenai lokasi-lokasi tanah mana saja yang bisa mereka garab dan bangun. Seorang pengembang atau developer besar, biasanya memiliki teman dekat seorang broker tanah. Hubungan mereka bisa kita isitlahkan sebagai simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan.

Dalam proses pemilihan lokasi tanah tempat pembangunan perumahan, seorang developer tidak akan serta merta menerima semua tawaran dari para broker, hanya penawaran dari broker-broker yang telah dipercayalah yang biasanya mereka gunakan. Karena yang pasti tidak semua broker menawarkan sesuatu yang baik bagi pihak pengembang, adakalanya ada broker yang hanya ingin cepat mencari keuntungan pribadi saja,

Pemilik Tanah

Ada sesuatu yang unik jika kita membahas tentang pemilik tanah. Pada umumnya para pemilik tanah ini biasanya orang-orang yang sudah berumur tua. Ko bisa ya.. Nah, disitulah letak keunikannya. Para pemilik tanah yang umumnya berusia tua, telah berhasil menerapkan sistem investasi jangka panjang. Betapa tidak, dulu ketika membeli tanah tersebut, dapat dipastikan harganya masih sangat murah, dan yang pasti juga, bahwa lokasi tanah tersebut dulunya relatif masih berbentuk hutan, tanah semak atau bahkan daerah pinggiran, yang mana pada saat itu belum banyak orang yang bisa melihat nilai ekonomis dari tanah tersebut untuk jangka panjangnya.

Para pemilik tanah biasanya akan menjadi OKB (orang kaya baru), pada saat tanahnya dibeli oleh para pengembang. Tidak sia-sia memang, pengorbanan mereka selama ini akhirnya berbuah manis. Jerih payah dalam berinvestasi dan menjaga tanahnya dalam jangka waktu yang panjang, pada gilirannya akan terbalas dengan hasil yang memuaskan. Para OKB (orang kaya baru) ini, biasanya menggunakan hasil penjualannya tersebut untuk langsung naik haji (bagi muslim), membeli kendaraan dan sebagainya. Namun ada juga yang menggunakan sebagian dari hasil penjualannya, untuk membeli tanah-tanah dikawasan lain yang masih relatif murah, agar uang yang mereka dapat tetap bisa menjadi sarana investasi untuk anak-cucu di kemudian hari.

Pengembang (Developer)

Hari-hari belakangan ini, sangat gencar sekali pemberitaan mengenai beberapa bos dari pengembang-pengembang besar di Ibu Kota yang tersandung dalam kasus hukum, namun saat ini saya tidak dalam kapasitas untuk membahas mengenai masalah tersebut. Karena yang pasti kita harus tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, sampai masalah tersebut tuntas di pengadilan, agar tidak terjadi saling hujat dan fitnah antar sesama anak bangsa.

Kebutuhan akan properti khususnya rumah, sangat tinggi saat ini, bahkan pemerintah telah mengeluarkan program satu juta rumah untuk rakyat.. Wow.. fantastis bukan. Betapa tidak, hal ini akan mendorong para pengembang untuk berlomba-lomba menyediakan kebutuhan akan perumahan bagi masyarakat dan yang pasti ini merupakan peluang bisnis yang sangat besar. Jika saya istilah kan dengan bahasa ekonomi, kebutuhan masyarakat yang tinggi akan perumahan, akan menciptakan multiplayer efek yang cukup besar bagi perekonomian bangsa.

Menjadi seorang developer tentu bukan perkara mudah, disamping harus punya modal yang kuat juga harus didukung skill dan pengalaman yang mumpuni dalam bidang properti. Seorang developer yang handal harus didukung kemampuan yang kompleks mengenai berbagai bidang, wajar jika para pengembang baru banyak mengalami kerugian bahkan gugur di tengah jalan. Pengembang yang baik harus paham betul dalam beberapa hal, misalnya mengenai tanah dan segala yang berhubungan dengan proses ijin dan surat-menyuratnya, kumudian seorang pengembang harus paham hitung-hitungan antara modal yang dikeluarkan dan harga jual yang akan dipatok, selanjutnya pengembang juga harus paham betul mengenai proses KPR di perbankan bagi konsumen yang akan membeli properti dengan cara kredit.

Sebagai orang awam, kita biasa hanya melihat dari sisi luarnya saja, seperti pandangan bahwa enak sekali menjadi seorang developer atau pengembang, bisa menjadi kaya dan dapat keuntungan yang banyak. Namun lebih dari itu, kita juga harus melihat secara keseluruhan prosesnya, tidak serta merta keuntungan itu di dapat, dibalik semua itu ada proses yang begitu panjang dan cukup rumit yang telah dilalui oleh seorang pengembang.

Marketing Property

Terakhir kita akan membahas mengenai profesi seorang marketing property. Profesi marketing atau sales merupakan suatu profesi yang cenderung tidak disukai oleh sebagian orang, karena mereka menganggap marketing merupakan profesi yang sulit karena akan dibebani oleh target-target yang harus di capai. Well, hal itu juga mungkin pernah dialami oleh saya pribadi ketika pertama kali mendengar mengenai lowongan kerja sebagai marketing, namun setelah profesi itu saya jalani beberapa tahun terakhir, saya beranggapan bahwa profesi sebagai seorang marketing meruapak profesi yang sangat menyenangkan dan cukup menantang. Jadi kita harus terlebih dulu masuk kedunia tersebut untuk mengetahui apa saja yang sebenarnya ada di dalamnya, apapun bidangnya.

Seorang sales atau marketing erat kaitanynya dengan pengembang atau developer, karena mereka akan saling berhubungan dan membutuhkan. Di satu sisi pengembang memerlukan marketing sebagai ujung tombak dalam sisi penjualan, dan marketing memerlukan pengembang sebagai objek penjualan. Marketing diharapkan mampu menjual dan mempromosikan produk perumahan yang telah disediaakan oleh para pengembang, namun terkadang terjadi dilema antara keduanya, taktala apa yang telah dipromosikan oleh seorang marketing pada konsumen tidak sesuai dengan produk yang dihasilkan oleh pengembang.

Sebagi contoh, pada awalnya pengembang menjelaskan apa-apa saja kelebihan dan kualitas dari bangunan perumahan yang akan dibangunnya, dengan demikian para marketing akan menawarkan produk tersebut kepada konsumen sesuai dengan apa yang dijelaskan dan dijanjikan oleh pengembang diawal. Namun pada kenyataannya apa yang telah dijanjikan tidak sesuai dengan apa yang ada dilapangan, sehingga banyak sekali konsumen yang menumpahkan kekecewaannya kepada para marketing dan tidak jarang dicap sebagai pembohong. Namun yang pasti tidak semua pengembang seperti itu, banyak sekali contoh pengembang yang telah benar-benar komit dan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan di awal, hal diatas hanya merupakan sebagian contoh kecil dari pengembang yang tidak berkomitmen.

So, Pada Intinya, antara Makelar (broker), Pemilik Tanah, Pengembang (Developer) dan Marketing memiliki hubungan yang sangat terkait satu sama lain. Pola hubungan mereka layaknya simbiosis mutualisme, saling menguntungkan satu sama lain. Dimana mata rantai ini harus terus bergandengan bersama-sama untuk bisa mencapai tujuan yang satu, yaitu Profit atau Keuntungan Bersama.

Sekian..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun