Mohon tunggu...
Muhammad Iman Taufik
Muhammad Iman Taufik Mohon Tunggu... Pelajar dan Wiraswasta -

Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Suka Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bersahabat dengan Hemat, Demi Masa Depan Bersahabat

20 April 2016   13:56 Diperbarui: 21 Mei 2016   22:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi hidup hemat. Indoprogress.com"][/caption]Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam upaya merencanakan pengelolaan keuangan yang baik untuk masa depannya. Dalam tulisan kali ini, penulis mencoba untuk sedikit memaparkan pengalaman dan apa yang penulis ketahui mengenai cara pengaturan keuangan, yang akan berdampak bagi kesehatan finansial kita. Bersahabat dengan hemat, begitulah kira-kira salah satu faktor penting dalam pengelolaan keuangan, siapa yang tidak bisa bersahabat dengan hemat dapat dipastikan akan mengalami ketidak harmonisan dalam kehidupan keuangannya.

Dalam ajaran Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia agar dalam pemenuhan kebutuhannya dilakukan secara bijak, bersahaja, tengah-tengah, dan tidak boros dalam pengeluaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

Hai anak Adam pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raf/7:31)

Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan (QS. Al-An’am/6:141)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menegaskan dalam sabdanya, yang artinya: “Makanlah, bersedekahlah, dan pakailah dalam keadaan tanpa menghamburkan uang dan kesombongan”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan bahwa hidup bermewah-mewahan meskipun dengan barang-barang yang sifatnya mubah, dapat berpotensi menyeret manusia kepada pemborosan. Ini juga dapat menunjukkan manusia tersebut tidak memberikan apresiasi yang semestinya terhadap harta yang merupakan nikmat Allah, sehingga ia masuk dalam prilaku menyia-nyiakan harta.

Masa depan pasti akan datang, namun baik dan buruknya masa depan juga bergantung dengan apa yang telah kita rencanakan dan laukan pada saat ini. Perencanaan atau planning yang baik akan memberikan gambaran masa depan yang terukur dan pastinya akan menjadikan masa depan yang lebih baik pula. Sebagaimana yang kita ketahui hemat bukan berarti pelit, hemat bisa diartikan dengan melakukan pengeluaran yang memang sesuai kebutuhan yang ada, tidak cenderung untuk melakukan pengeluaran yang berlebihan. Hemat juga bisa diartikan sebagai bentuk pengendalian diri dari kebutuhan yang memang tidak terbatas. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam upaya hidup hemat demi masa depan yang bersahabat.

Berikut beberapa tips yang penulis ketahui dan yang pernah penulis lakukan dalam upaya merencanakan keuangan yang baik untuk masa depan :

·  Buatlah Daftar Pemasukan dan Pengeluaran Bulanan

Aktifitas pertama yang bisa kita lakukan yakni dengan membuat daftar pemasukan dan pengeluaran bulanan. Daftar pemasukan penting untuk dirinci sebagai gambaran kemampuan finansial yang kita punya, yang akan digunakan sebagai daya dalam mencukupi kebutuhan. Sedangkan daftar pengeluaran, penting untuk dirinci agar dapat menyesuaikan dengan pemasukan yang ada, sehingga dengan membuat daftar pengeluaran menghindarkan kita dari pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu.

 ·  Sistem amplop

Setelah membuat daftar pemasukan dan pengeluaran, kita akan lanjut ke tahap yang selanjutnya yaitu sistem amplop. Sistem ini pernah diajarkan seorang dosen kepada saya saat menempuh perkuliahan dulu, mungkin sistem ini dianggap jadul oleh sebagian orang, namun sistem ini cukup efektif dalam mengendalikan pengeluaran uang yang ada. Setelah kita menerima penghasilan, baik itu dari uang gaji bulanan atau keuntungan bersih dari hasil perniagaan selanjutnya yakni membuat pos-pos tertentu dengan melihat dari rincian  pengeluaran yang ada, maka setiap item dari rincian pengeluaran itu kita buatkan amplop masing-masing.

Misalnya, kebutuhan untuk pembayaran rutin seperti listrik, air dan gas sudah kita masukkan kedalam amplop yang telah kita beri label tersendiri, sehingga pada saat pembayaran listrik atau air kita akan mengambil uang dari amplop tersebut dan tidak mengeluarkan uang dari pos uang yang lain. Begitu juga untuk pengeluaran lainnya, seperti uang spp anak sekolah, belanja kebutuhan harian, pembayaran cicilan, kebutuhan hiburan dan lain sebagainya. Semuanya itu telah kita tempatkan pada pos-pos amplop masing-masing, sehingga ketika waktu pengeluaran tiba kita tinggal mengambil dari pos-pos yang ada dan tidak menggangu pos keuangan lain.

 ·  Belanjalah sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan

Kemampuan dalam mengendalikan keiinginan, menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan hidup hemat. Keiinginan kita terkadang memang tidak terbatas, setelah memiliki sesuatu yang diinginkan maka keinginan lainpun biasanya muncul. Disinilah peranan pencatatan pengeluaran yang kita lakukan sebelumnya, pencatatan daftar pengeluaran dapat menjadi pengendali internal yang ampuh untuk mencegah pengeluaran yang tidak perlu. Belanjalah sesuai kebutuhan yang telah kita perhitunkan, upayakan tidak melakukan belanja yang hanya sedekar keinginan yang belum kita perhitungkan sebelumnya.

 ·  Menunda membeli barang yang masih bisa ditunda

Tulisan yang baik biasanya merupakan tulisan yang menyambung antara tulisan yang satu dengan tulisan sebelumnya, begitu pula sub tema ini. Menunda untuk membeli barang yang masih bisa ditunda masih berkaitan dengan upaya belanja yang sesuai kebutuhan. Dalam hal ini pada saat kita belum terlalu perlu untuk membeli suatu barang, ada baiknya untuk menunda pembelian tersebut.

Dalam beberapa kasus, hal ini biasa juga berkaitan dengan keinginan dan juga gaya hidup, dimana kecendrungan untuk membeli barang-barang baru dan up to date terkadang sering mengalahkan akal sehat. Membeli smart phone keluaran baru yang canggih mungkin masih bisa ditunda jika handphone yang kita gunakan saat ini masih layak dipakai. Orang bijak mengatakan bergayalah sesuai dengan isi dompet mu, nah ini mungkin yang harus kita terapkan.

 ·  Tabungan dan asuransi untuk masa depan

Tabungan dan asuransi merupakan dua intrumen investasi yang sudah sangat familiar di masyarakat. Pertanyaan nya adalah bagaimana kita bisa punya tabungan dan ikut asuransi jika kita tidak dapat mengendalikan pengeluaran-pengeluaran lainnya. Sehingga banyak yang mengatakan, untuk kebutuhan saja masih belum cukup bagaimana mungkin bisa punya tabungan dan asuransi. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kita jawab, pada saat gaya hidup hemat telah mulai kita terapkan. Punya tabungan dan ikut asuransi bukanlah suatu hal yang mustahil, kemampuan kita dalam merencanakan dan mengendalikan pengeluaran menjadi salah satu kunci bagi kita untuk bisa punya tabungan dan asuransi.

Masa depan kadang sulit untuk diprediksi, kita hanya bisa menpersiapkan dan merencanakannya dengan baik. Oleh karena itu salah satu instrument untuk mempersiapkan masa depan yang baik yakni dengan memiliki tabungan dan asuransi. Tabungan dapat menjadi bekal dikala dihadapkan dengan kebutuhan yang mendadak dan tidak diprediksi sebelumnya. Dengan adanya tabungan, kebutuhan atau keperluan yang mendadak tersebut dapat ditutupi sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan kita. Asuransi dapat dijadikan penopang kebutuhan-kebutuhan masa depan yang sudah dapat kita prediksi, seperti asuransi pendidikan bagi putra-putri kita, sehingga pada saatnya nanti kita tidak perlu bingung untuk mencukupinya.

Banyak sekali produk tabungan dan asuransi yang dapat kita pilih, tergantung kebutuhan dan keinginan kita. Yang pasti apapun jenisnya, keduanya menjadi instrumen investasi yang cukup simpel bagi siapa saja dan menjadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh orang-orang yang ingin memiliki kehidupan yang baik di masa depan. Bagi Umat Muslim dapat menggunakan produk tabungan dan asuransi syariah, yang saat ini telah banyak ditawarkan oleh perbankan maupun perusahaan asuransi. Selain kedua jenis instrumen investasi tersebut, ada pula instrumen-intrumen investasi lain yang dapat digunakan oleh masyarakat seperti investasi pada saham, obligasi, reksadana, deposito dan lain sebagainya.   

 ·  The Last, “Pesan dari Nenek, lebih baik ga punya dari pada ngutang”.

Pesan dari nenek yang selalu penulis ingat sampai hari ini, “lebih baik ga punya dari pada ngutang”. Nenek penulis bukanlah sosok wanita yang memiliki pendidikan tinggi, bahkan beliau tidak pernah mengenyam bangku sekolah, namun jangan salah, orang yang tidak mempunyai latar pendidikan yang tinggi belum tentu tidak dapat mengelola keuangannya dengan baik, nenek penulis contohnya.

Kakek dan Nenek penulis sungguh menjadi panutan bagi kami sekeluarga, betapa tidak beliau berdua telah mengantarkan anak-anaknya pada kehidupan yang lebih baik dibanding kehidupan beliau dulu. Kakek dan Nenek penulis dianugrahi 11 anak, 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Kakek penulis hanya seorang pedagang es keliling dan Nenek membantu dengan berjualan kue kampung, keduanya saling pengertian satu sama lain sehingga jarang sekali terjadi perselisihan diantara keduanya. 

Kunci keberhasilan dari Kakek dan Nenek penulis, yakni terdapat pada kemapuan mereka menahan diri dari keinginan yang tidak sesuai dengan kemampuan. Nenek dan Kakek lebih memilih untuk tidak memiliki sesuatu, dari pada memilikinya dengan cara hutang kepada orang lain. Hutang akan menjadikan hidup tidak tenang dan dihantui perasaan dikejar-kejar. Hutang yang penulis maksudkan di sini lebih mengarah pada hutang yang bersifat konsumtif, bukan yang bersifat produktif. Hutang yang bersifat produktif boleh saja dilakukan namun dalam batasan-batasan tertentu, dan telah terukur dengan jelas, yang harus kita hindari yakni hutang yang lebih bersifat konsumtif yang hanya akan meninggalkan tagihan-tagihan dan persolan keuangan yang akan mempersulit hidup di masa yang akan datang.  

 

Sekian, semoga bermanfaat,,,

Salam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun