Mohon tunggu...
Mita Hapsari
Mita Hapsari Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gairah Tetap Menyala Meskipun LDR

3 Mei 2016   15:54 Diperbarui: 3 Mei 2016   16:31 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seorang teman sempat berkeluh kesah tentang hubungan jarak jauhnya dengan sang suami. Hidup berjauhan  ini sudah dilakoninya selama 3 tahun. Tidak tanggung-tanggung jaraknya, terpisah ribuan mil. Sang istri di Indonesia sementara suami di Jepang. Mereka terpaksa berpisah karena suami meneruskan sekolah, dan istri -karena suatu hal- tidak bisa mendampingi suaminya di negeri Samurai itu. Katanya, “Berjauhan dengan pasangan yang tidak bisa dengan gampangnya pulang ini memang berat. 

Kalau buat saya kekhawatirannya adalah kebutuhan batin yang tidak bisa saya penuhi dengan baik.” Saya manggut-manggut mendengarkan. “Kalau soal kelancaran komunikasi, saya termudahkan dengan teknologi yang semakin canggih. Dengan video call, akses internet yang mudah dan murah, sudah sangat membantu kami ngobrol rutin setiap hari,” tambahnya. 

Lain lagi dengan pengalaman seorang kerabat yang terpisah dengan suaminya hanya  beberapa ratus kilometer saja. Jangkauan menggunakan transportasi darat dan udara masih sangat memungkinkan. Pertemuan antara mereka pun bisa berlangsung tiap weekend, atau menyempatkan cuti saat weekday demi bisa saling menemani satu sama lain. Tapi tetap saja ketidakhadiran fisik ini sedikit banyak mempengaruhi kondisi batin saat dibutuhkan. “Kalau aku ketemuan masih relatif sering lah. Tapi bener-bener berat di ongkos. Kami jadi kesulitan menabung karena harus mondar-mandir,” kata kerabat saya ini menjelaskan kendalanya.

Long Distance Relationship sering disebut LDR, seringkali menjadi sebuah pilihan yang harus dilakoni oleh pasangan-pasangan yang sudah menikah. Di era informasi saat ini, secara teknis, komunikasi saat berjauhan sudah bukan lagi menjadi kendala utama. Skype, video call, aplikasi chatt, pasti sudah menjadi pegangan setiap hari. Kendalanya justru terletak pada cara pasangan berkomunikasi. 

Seringkali rasa kangen yang tidak tertahankan, kebutuhan untuk menyentuh pasangan secara fisik tidak bisa tersalurkan sehingga muncul baper dalam setiap obrolan. “Sebenarnya sih waktu itu kangen berat, tapi karena terkendala jarak akhirnya obrolan biasa aja malah jadi berpanjang-panjang, dan ujungnya malah berantem,” ungkap seorang teman sambil meringis.

Lalu bagaimana mengatasi kebutuhan alamiah pada pasangan yaitu keinginan untuk berdekatan secara fisik, merasakan afeksi / sentuhan, apalagi mencapai kepuasan dalam berhubungan intim suami-istri ? Simak 9 tips aktivitas bercinta dengan pasangan tetap berjalan meskipun sedang berjauhan.

1. Menumbuhkan cinta dan romantisme setiap hari.

Poin ini hukumnya wajib diupayakan sebelum beranjak ke poin-poin selanjutnya.  Ibarat tanaman, harus selalu disiram agar tidak layu. Pasangan LDR harus lebih kreatif menemukan ide atau cara-cara baru untuk menunjukkan romantisme, menyampaikan pesan bahwa  ‘aku sangat menginginkanmu’.  Antusiasme pasangan akan bisa dirasakan meski dalam jarak yang jauh. Misalnya, memberi kejutan menuliskan ‘I love you’ di busa-busa sabun saat kita mandi, selfie dengan tulisan mesra di tangan, dsb.

2. Hindari baper dengan membangun ikatan emosional lebih baik.

Cermati, kira-kira hal-hal apa sajakah yang kerap menjadikan komunikasi berujung pertengkaran. Masing-masing pasangan akan berbeda-beda masalahnya. Rindu yang tidak tersalurkan akan menjadikan pasangan kita cemburu tidak jelas, sensitif terhadap komentar-komentar ringan, salah paham, dsb. Apabila kesalahpahaman seringkali muncul melalui chatt, maka hindarilah komunikasi melalui chatt untuk membicarakan topik2 yang serius. Segera selesaikan masalah.  Jangan tunda-tunda terlalu lama karena kita tidak pernah bisa tahu bagaimana dampak dari mood yang buruk ini pada aktivitasnya disana.

3. Optimalkan imajinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun