Mohon tunggu...
Mita Armaina
Mita Armaina Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Talk less do more

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Makna dan Keistimewaan Ramadhan

2 April 2023   11:04 Diperbarui: 2 April 2023   11:11 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan itu apa?

Bulan ramadhan merupakan salah satu bulan istimewa nan mulia yang kehadirannya membahagiakan seluruh insan di penjuru dunia. Terutama bagi umat islam yang menyambut dengan penuh suka cita. Bagiamana tidak? Pada bulan ramadhan ini, Allah SWT menyebarkan rahmat dan kasih sayangnya ke seluruh penjuru alam serta diterangi oleh cahaya. Tidak hanya itu, pahala melakukan amal ibadah pada bulan ini dilipatgandakan oleh-Nya. Begitupun ketika seorang hamba melakukan kemaksiatan juga dilipatgandakan dosanya.

Pada bulan suci ini, diperintahkan bagi umat Islam untuk berpuasa selama satu bulan penuh setara dengan 30 hari. Puasa artinya menahan diri dari segala macam hawa nafsu (haus, lapar, maksiat, dan lain sebagainya). Berikut hal-hal yang perlu dikendalikan ketika berpuasa: tidak makan dan minum, serta berjima' atau hal-hal yang mengarah ke perbuatan ini. Kegiatan menahan dan mengendalikan hawa nafsu ini berlangsung mulai dari terbitnya fajar (setelah sahur) hingga terbenamnya matahari (berbuka).

Kewajiban melaksanakan puasa ini telah dituangkan dalam firman Allah didalam Al-Qur'an, yang artinya : 

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah [2]: 183).

Dari ayat tersebut dapat kita petik kesimpulan bahwa ibadah puasa telah ada sejak zaman dahulu kala dan diwajibkan bagi orang-orang beriman, sebagaimana telah diwajibkan juga atas orang-orang sebelumnya agar kamu bertakwa.

Sahur dan berbuka

Terdapat dua istilah yang seringkali kita jumpai ketika mendengar kata "berpuasa", dua kata tersebut yakni : "sahur" dan "berbuka". Nah, sahur merupakan aktivitas makan dan minum diwaktu sebelum subuh, biasanya sekitar pukul 03.00 s.d 04.30 WIB (menyesuaikan dengan batas imsak). Pada waktu sahur ini dianjurkan untuk melafazkan niat berpuasa pada siang harinya. Selain itu, keutamaan yang jarang diketahui oleh banyak orang adalah pada waktu sahur peluang terkabulnya do'a sangat besar. Tidak hanya itu, saat berbuka melepas dahaga, biasanya ditandai dengan bedug waktu magrib, juga Allah berikan kesempatan untuk berdo'a setulus-tulusnya. Pada dua waktu istimewa ini menjadi waktu mustajab terkabulnya do'a-do'a seorang hamba.

Pembakaran dosa-dosa

Menurut Imam Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Muhammad al-Baghdadi, atau yang lebih masyhur dengan sebutan Imam al-Mawardi, dalam salah satu kitabnya menjelaskan, bahwa bulan ramadhan juga merupakan bulan pembakaran dosa-dosa. Hal ini terdapat dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda yang artinya : 

"Dan sungguh, Anas bin Malik telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw telah berkata: Sesungguhnya, dinamakan Ramadhan karena karena membakar dosa."

Makna membakar dosa pada hadits tersebut adalah dengan melakukan ibadah puasa, maka semua dosa-dosa yang ada dalam diri umat Islam akan hilang. Puasa tersebut akan menghapus dan menghilangkan semua dosa-dosanya. (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir lil Mawardi, [Beirut, Darul Fikr: 1999], juz III, halaman 854).

Tentunya dalam menghapus dan menghilangkan dosa tersebut juga sesuai dengan ketentuan dan syarat orang-orang yang diterima ibadahnya oleh Allah SWT.

Lalu, bagaimana agar kita termasuk golongan orang yang diterima puasanya? Berikut hal-hal sederhana namun berdampak besar agar kita masuk golongan tersebut :

1. Niat dan taubat, maksudnya menyadari kesalahan-kesalahan dan memperbanyak taubat nasuha,

2. Bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT,

3. Memperbaiki ibadah wajib (shalat lima waktu), usahakan tiap melakukan shalat bergegas diawal waktu,

4. Memperbanyak baca Al-Quran dan terjemahannya,

5. Memperbanyak amalan sunnah : shalat qiyamul lail, shalat dhuha, shalat rawatib dan lain sebagainya,

6. Infaq, sedekah subuh, zakat dan saling berbagi dengan orang-orang sekitar,

7. Menahan diri dari segala hal-hal yang membatalkan maupun hal yang mengurangi pahala puasa tersebut.

Demikian, penjelasan mengenai makna ramadhan dan hal-hal yang berhubungan dengan bulan suci nan mulia. Mudah-mudahan ramadhan bisa menjadi momentum yang tidak sia-sia untuk bertobat kepada Allah atas segala dosa yang pernah dilakukan selama satu tahun. Karena, pada bulan ini akan lebih muda diterima amalan dan lebih mudah pula diampuni semua dosa-dosa oleh-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun