Mohon tunggu...
Mita indahsari
Mita indahsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya mita indah mahasiswi Universitas Muhamaddiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatan Masyarakat Pariwisata Gunung Bromo saat Pandemi Covid-19

6 Juli 2021   13:31 Diperbarui: 6 Juli 2021   13:45 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendapatan Masyarakat Pariwisata Gunung Bromo Saat Pandemi Covid-19

Wisata gunung bromo dikenal sebagai wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar negri,  Karena keindahannya tak heran masyarakat lebih memilih untuk mengunjungi tempat tersebut.  Disamping itu pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata seperti pengendara jeep,  penyedia homes stay, hotel, penyedia kuda dll juga memperoleh provid yang sangat besar dengan adanya wisatawan yang ramai mengunjungi Gunung bromo pada saat wekken maupun hari raya.

Sebelum adanya pandemi covid-19 penunjang ekonomi masyarakat yang paling besar terdapat pada sektor pariwisata

Dimana biasanya pendapatan masyarakat pada saat adanya hari libur para penyedia jasa kendaraan seperti jeep dan kuda bisa mencapai pendapatan kurang  lebih Rp. 3500.000 dalam seminggu. Hal ini sangat membantu masyarakat karena selain pendapatan yang diperoh dari hasil bumi mereka juga memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata yang ada .

Pendapatan masyarakat setelah adanya pendemi covid-19

Pada saat pandemi covid-19 pola pencaharian masyarakat terhenti. Adanya peraturan masyarakat berupa PSBB yang memaksa masyarakat untuk tidak keluar rumah, penutupan wisata, penutupan mall  serta dilarang adanya kerumunan membuat semua sektor ekonomi lumpuh total. Pola kehidupan masyarakat pun juga berubah dimana dulunya mereka mendapatkan pendapatan dengan mudah tetapi setelah adanya pandemi masyarakat sekitar kesulitan untuk mencari lapangan perkerjaan baru.

Cara masyarakat sekitar menghadapi pendemi covid-19 agar tetap memperoleh pendapatan guna memenuhi setiap kebutuhannya

Sebelum masyarakat bergerak untuk beralih le sektor lain guna mencari pendapatan pemerintah telah menyediakan bantuan masyarakat berupa ,Program Bantuan Tambahan Hadapi Pandemi Covid-19.

Pemerintah memberikan perhatian besar dan memberikan prioritas utama untuk menjaga pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat di lapisan bawah. dampak dari pandemi Covid-19 umumnya oleh masyarakat luas, baik itu pengusaha, pegawai, pekerja pabrik, sopir taksi, sopir bus, sopir truk, kernet, pengemudi ojek, petugas parkir, para pengrajin, pedagang kecil, pelaku usaha mikro dll.

Bantuan tersebut diantaranya:

  • Kebijakan mengenai penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan, yang diberikan kepada 10 juta keluarga penerima dengan total anggarannya adalah Rp37,4 triliun.
  • Kartu Sembako, diberikan kepada 20 juta penerima, per orang diberikan Rp200.000 per bulannya dan totalnya adalah Rp43, 6 triliun.
  • Kartu Prakerja, yang sudah dsampaikan sebanyak 5,6 juta orang, berupa insentif pascapelatihan sebesar Rp600.000 selama 4 bulan. Anggaran yang disiapkan adalah Rp20 triliun.
  • Pembebasan tarif listrik 450 VA dan diskon tarif listrik untuk 900 VA. Yang tadi yang 450 VA 24 juta pelanggan dan yang 900 VA 7 juta pelanggan. Anggaran yang disiapkan adalah Rp3,5 triliun.

Masyarakat harus pintar dalam mengambil peran mengganti pekerjaan yang dulunya digeluti. Mereka beralih provisi menjadi buruh dan yang mempunyai lahan mereka akan bercocok taman sendiri meskipun harus memulainya dari awal dan menunggu hasil panen setelah 3 bulan lamanya. 

Bila dibandingkan dengan pendapatan dari sektor pariwisata dengan sektor pertanian yang ada hasil yang diperoleh lebih besar sertor pariwisata hal ini membuat masyarakat lebih menekuti pekerjaan di bidang pariwisata. 

Setelah covid 19 mereda selama beberapa bulan dan semua sektor ekonomi telah di buka tetapi dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat saat ini khususnya indoneaia virus covid19 melonjak tinggi hal tersebut membuat pemerintah mengeluarkan peraturan baru dengan adanya PPKM darurat.  

Dengan menutup sementara wisata yang ada selama 1 bulan. Hal ini membuat keresahan ditengah masyarakat banyak karyawan hotel ,restauran yang menjadi pengangguran karena dirumahkan maupun diberhentikan karena  tidak adanya pengunjung yang datang.  

Penyedia kendaraan pun juga terbengkalai mobil yang biaasa digunakan untuk mengangkut penumpang pun dibiarkan tergeletak di terminal dikarenakan tidak adanya penumpang. setelah mengalami maslah tersebut dan cara mengatasinya agar pendapatan terus diperoleh guna memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat tidak kekurangan akal mereka lebih memilih untuk menjadi peternak kambing, sapi, maupun ayam. Jadi ketika adanya hal-hal yang tidak diinginkan mereka masih bisa mendapatkan provit dari sektor lain

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun